Hobi danKetrampilanPengalaman Anggota

Kawah Kelimutu

26 Mei 2013 : Kabut pagi menyelimuti ketiga danau kawah Kelimutu. Putih dan hanya warna putih di sekeliling dataran pandang di puncak . Sesekali matahari muncul dan lenyap kembali. Udara terasa dingin di tengah kencangnya semilir angin.

 

Pelan tetapi pasti kabut terkuak tipis menampakkan secara samar garis-garis tebing yang memagari sekeliling danau kawah. Kemudian kabut menutup kembali. Demikian terjadi berulang-kali seakan-akan mempermainkan emosi dan harapan.

 

Tiba-tiba angin bertiup kencang dan kabutpun terkuak ke pinggir lalu menyingkir. Terdengar pekik kegembiraan dan kesibukan orang memasang Tripod dan kamera. Bang Johni penjual minuman instan hangat beserta kawan-kawannya bersiul panjang beramai-ramai.

 

Konon siulan itu merupakan permohonan agar danau kawah Kelimutu menampakkan dirinya. Dan itu pula yang terjadi. Ketiga danau kawah Kelimutu memperagakan kecantikan alamnya. Yang terbesar konon tempat berkumpulnya arwah para remaja, berwarna Hijau Tosca cerah.

 

Di sampingnya danau kawah yang dipercaya tempat berkumpulnya arwah para orang tua, berwarna Hijau lumut, dan agak jauh dari keduanya atau danau kawah yang ketiga, tempat berkumpulnya arwah orang-orang jahat, berwarna cokelat kehitaman. Subhanallah, betapa indahnya alam ciptaanmu ini,ya Allah …. (Djaka Rubianto)-FR

 

Silahkan lanjut lebih lengkapnya tentang Pesona Warna Kawah Kelimutu :

Kawah Kelimutu-2Inilah gunung yang menyimpan misteri sekaligus pesonanya. G. Kelimutu terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Flores, Propinsi NTT. Dengan tinggi puncak 1.690 m dari atas permukaan laut, gunung itu unik karena 3 buah danau kawah berbeda warna.

 

Danau itu dikenal dengan : Danau Tiga Warna karena memiliki 3 warna yang berbeda, merah, biru, dan putih. Warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring perjalanan waktu. Tak kurang sudah 12X perubahan warna terjadi dalam waktu 25 tahun terakhir ini.

 

Danau pertama dan kedua letaknya berdekatan, danau ketiga terletak menyendiri ± 1,5 km di bagian Barat. Perubahan warna ini diduga akibat pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimiawi terlarut, dan akibat pantulan warna dinding dan dasar danau.

 

Kelimutu merupakan gabungan kata dari “keli” yang berarti gunung dan “mutu” = mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.


Danau atau Tiwu Kelimutu dibagi 3 bagian sesuai warnanya. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa muda-mudi yang telah wafat. Danau merah atau “Tiwu Ata Polo” tempat berkumpulnya jiwa orang yang meninggal dan selama hidupnya melakukan kejahatan/tenung. Danau warna putih (“Tiwu Ata Mbupu”) tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

 

Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 M2 dengan volume air 1.292 juta M3. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.

 

Awalnya daerah ini diketemukan Van Such Telen, warga Belanda, (1915). Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya 1929. Sejak saat itu wisatawan asing datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat.

 

Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam langka itu. Penggemar hiking dan menyukai keindahan alam di desa pegunungan tropis, berwisata ke tempat ini merupakan pilihan terbaik. Kawasan Kelimutu ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26/02/92.

 

Untuk mencapai G. Kelimutu yang meletus 1886 ini, butuh “perjuangan”. Dari Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, butuh ±3 jam dengan mobil sewaan dengan kondisi jalan yang tidak terlalu bagus, berkelak, melintasi jurang dan tebing. Kita menemui kampung terdekat dengan kawah gunung Kelimutu, Kampung Moni.

 

Kampung ini terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, Kab. Ende yang ± 13 Km dari Danau Kelimutu. Dari Moni dibutuhkan ± 45 menit mencapai bibir Danau Kelimutu. Selain dari Maumere, Kelimutu dapat dicapai dari Ende menggunakan bus antarkota atau kendaraan sewa, dengan harga dan waktu perjalanan yang relatif tidak jauh berbeda.

 

Dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, pengunjung dapat menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh ± 40 menit. Kelimutu terletak sekitar 66 Km dari Kota Ende dan 83 Km dari Kota Maumere.
Di Kampung Moni banyak dijajakan kain tenun Lio salah satu produk khas lokal disana dan dijual oleh penduduk setempat kepada para wisatawan. Di Kampung Moni pula terdapat penginapan yang bisa dipakai oleh wisatawan untuk menginap atau beristirahat.

 

Terdapat 20 homestay dikelola penduduk dengan tarif  murah. Sedangkan cottage milik pemerintah bertarif lebih mahal Rp 75.000-Rp 85.000. per malam. Edelweis, Pinus dan Cemara adalah tumbuhan yang dapat ditemui saat masuk kawasan Kelimutu. (http://wisatagunung.wordpress.com/wisata-gunung/kawah-kelimutu/) dan (http://www.belantaraindonesia.org/2012/10/4-kawah-gunung-tercantik-di-indonesia.html)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close