Sewaktu rombongan anggota P2Tel Cabang Malang berwisata laut di Jatim Park Lamongan. Saya sempat memperhatikan seorang teman menghadap kelautan lepas sambil berlinang air matanya. Saya tidak berani mengusik ketenangannya, tapi setelah istirahat saya tanya,
“kenapa sampean kok menangis tadi ?”
Dia menjawab : “Saya belum pernah sama sekali melihat laut..”. Kemudian saya tidak mau melanjutkan bertanya, malah saya merenung dan berkata dalam hati ternyata saya memperoleh pelajaran yang sangat mendalam.
Dalam hidup kita sering mengingat yang sedikit dibandingkan yang berlimpah. Bila ada orang memberikan uang kepada Anda disaat Anda benar-benar membutuhkan, saya yakin Anda akan ingat selamanya. Padahal nilainya mungkin tidak seberapa.
Sesuatu yang berlimpah kadang kita lupakan. Allah, Sang Pencipta, memberi oksigen gratis. Tubuh beserta panca indera dan yang ada di dalamnya gratis. Setiap pagi Dia menerbitkan matahari gratis. Dia menurunkan hujan, memberi rejeki, menumbuhkan tanaman, semua tanpa meminta bayaran. Berapa harga dari semua nikmat itu ? Kita tak akan sanggup membayarnya.
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman [55] )
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Manusia itu, sangat dzalim dan mengingkari nikmat Allah.” (QS. Ibrahim [14] : 34)-(Pak Oto)-FR
