Hobi danKetrampilan

Jeng Siti Mengejar Mimpi-002

Siti belum sampai berumur enam bulan ketika kemudian Sersan Sugeng mendapat kawat untuk mutasi ke Jogjakarta. Pecahnya peristiwa pemberontakan G30S, menyebabkan tugas-tugas dari Polisi Militer luar biasa sibuk.

 

Lapangan Terbang Adisutjipto lebih membutuhkan prajurit seperti mas Sugeng. Mas Sugeng pindah terlebih dahulu dan tinggal di Mess AURI di Pingit belahan Barat kota Jogja, sementara keluarga masih di Madiun. Siti hanya sempat di belai ayahnya setiap akhir minggu yang pulang ke Madiun.

Mbakyu Sugeng bukanlah tipe ibu yang betah terlalu lama berpisah dengan suami. Seorang istri dalam bahasa Jawa, disebut sebagai Garwa (dibaca Garwo) atau Sigaraning Nyawa (dibaca Nyowo), maksudnya belahan jiwa. Separuh jiwanya sudah terlanjur tertaut ke suaminya di Jogja.

 

Mbakyu Sugeng dengan ke-tiga anak perempuannya seakan iwak kasatan toya (ikan yang kekeringan air), gelisah resah. Walaupun ia tidak berani mengutarakan langsung kepada suaminya yang saat itu sangat sibuk dengan tugas-tugasnya.

 

Mas Sugeng sangat maklum atas keresahan istrinya, namun seperti biasanya, tidak ia tunjukan kepada keluarganya. Dalam keluarga tentara, selalu ia mendidik istri dan anaknya, bahwa memilih jadi tentara, berarti sudah kontrak mati, setiap saat prajurit bisa gugur dalam tugas.

Mbakyu Sugeng-pun sudah akrab dengan kejadian prajurit yang gugur. Ia sudah terlalu hapal, pila para komandan berombongan menuju ke salah satu keluarga, pasti ada berita penting yang akan disampaikan langsung. Ia sudah terlalu hapal, kadang telinganya ditutup rapat, karena tidak berapa lama kemudian pecahjerit tangis istri prajurit yang gugur dalam tugas. Kalau diijinkan ia akan bersembunyi di kamar sambil membenamkan mukanya kedalam bantal, namun etika PIA Ardhya Garini, mengharuskan ia datang untuk menghibur keluarga yang mendapat musibah. Kehadirannya menemani sesama anggota istri tentara justru sangat dibutuhkan.

Tak lama, tenda kemudian di pasang. Kursi-kursi di datangkan, jenazah suami tersayang tiba, kemudian terdengar salvo tembakan yang memecah keheningan, seakan derit pintu langit dibuka oleh Malaikat menyambut kedatangan pahlawan yang mati syahid membela Negara.

Sudah terlalu sering mBakyu Sugeng, mendengar bunyi sirene meraung, berita bahwa ada pesawat jatuh. Sudah bisa dipastikan bahwa suaminya akan pulang larut malam, karena bertugas mengamankan lokasi. Kejadian-kejadian yang hampir menjadi rutin, sedikit demi sedikit menempa ibu yang sesungguhnya lembut itu menjadi kokoh.

 

Ia tidak mudah merajuk atau manja kepada suaminya. Aliran darah keraton dalam tubuhnya, memaksa ia menjunjung adat adiluhung Jawa, bahwa seorang istri harus bekti kepada suami. Patuh dan nrimo (ikhlas).

 

Pepatah Jawa yang terkenal untuk seorang istri adalah, swarga nunut neraka katut (Suami istri harus tetap bersama dalam suka maupun duka; suami mendapat kemulyaan, istri ikut menikmati; suami mendapat kesulitan, istri tetap setia mendampingi).

Sejak kecil telah ditanamkan oleh orang tuanya kepadanya, bahwa istri yang bekti, nrimo atas kehadiran suami sebagai kepala keluarga, akan dibukakan pintu surga diakhirat nanti. Sementara istri yang tidak bisa menjaga kehormatan suami, patut menerima neraka. Ia memperlakukan suami seakan raja yang harus dihormati.

 

Kebutuhannya harus segera dilayani, bahkan sebelum suami memintanya. Ia tahu bahwa suami bekerja keras untuk keluarga, sehingga ia tidak mau sama sekali merengek dengan permintaan yang diluar kemampuan seorang prajurit dengan gaji yang rendah. Semua dilakukan dengan diam tanpa banyak suara.

Mbakyu Sugeng, sadar benar, bahwa setiap saat bisa saja ia kehilangan suami. Ia melatih disiplin untuk hidup hemat, disiplin dan memilih gaya hidup sederhana bahkan cenderung menjalani laku prihatin. Dibalik perawakannya yang kecil mungil itu, tersimpan pribadi yang kokoh bagaikan batu karang yang tegar dalam hempasan ombak samudra. (Bersambung)

 

(Sadhono Hadi; Creator of Fundamen Top40; Visit http://fundamen40.blogspot.com dan http://rumahkudidesa.blogspot.com)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close