Psikologi

Pertalian darah

Belakangan ini, pertempuran antar saudara dan antar keluarga jadi berita yang tidak sedap. Misalkan saja, seorang nenek berusia 90 tahun dituntut oleh anaknya untuk membayar sertifikat tanah. Bayangkan? Anak menuntut ibunya. Ada berita anak usia 5 tahun, yang diserang dengan cutter oleh bapaknya sampai luka parah, dan banyak lagi.

Seringkali kita lihat, antar saudara dan keluarga yang punya pertalian darah yang kental. Namun, tidak ada pertalian emosi sama sekali. Mereka tidak saling menyayangi dan saling peduli. Fakta miris….antar keluarga saling membenci, saling menghujat dan saling menjatuhkan.
Keluarga justru memeras dan bahagia melihat saudaranya lebih tidak sukses. Pertalian emosi seperti apakah itu? Logikanya, berbahagialah saat anggota keluarga kita lebih sukses. Dengan begitu, kita tidak punya beban mental dan finansial untuk membantunya. Berbahagialah melihat yang sukses. Tidak perlu iri, sebab setiap orang punya jalan sukses.
Malahan, bisa jadi….tatkala membutuhkan, saudaramu yang sukses itu bisa membantumu. Dan buat apa menciptakan masalah bagi saudaramu? Bukankah ketika dia sakit, punya problem dan bermasalah, kamulah yang jadi saudara yang mestinya membantunya juga.

Ini juga untuk mengajak kita bersyukur. Kalau saudara kita rukun, saling membantu dan saling peduli. Bersyukurlah dan berbahagialah. Karena di luar sana banyak saudara yang tidak rukun, saling mencaci maki bahkan saling mnghancurkan.

 

Hari ini, mari kita saling telpon saudara kita untuk mengungkap betapa bersyukurnya kita punya saudara saling peduli dan menguatkan. Merekalah yang telah turut membantu kesuksesan kita. Dan buat saudara kita yang bersikap kurang baik…tetap doakan yang terbaik buat mereka. (Akung Pras; Salam Antusias, @anthony_dmartin)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close