Aku cinta Indonesia

Tom Lembong yang cemerlang

Lahir 4 Maret, 1971 (usia 44 tahun). Tom sudah beberapa kali digambarkan oleh beberapa pengamat ekonomi terkemuka di Indonesia sebagai “otak yang paling cemerlang di Indonesia” (“the best mind in the country”).

Dalam 12 tahun terakhir, Tom telah berhasil menggalang dana investor (mayoritas dari investor asing) sebesar US$ 1,47 miliar (sekitar Rp. 17 triliun, pada kurs saat ini), yang di-invest ke dalam sekitar dua lusin investasi. Investasi-investasi ini sangat berhasil dan memberikan keuntungan yang sangat baik bagi investor maupun penerima investasi.

Total nilai investasi ini telah naik sebesar 150% – atau 2.5x lipat modal yang di-tanam. Menggunakan hitungan IRR (“internal rate of return”), investasi yang dikelola Tom beserta team-nya dalam 12 tahun terakhir menghasilkan IRR 41% per tahun (dalam U.S. dollar).

Beberapa investasi terkenal yang di-pimpin Tom beserta team-nya:
1) di tahun 2001-2002, Tom dan team-nya memimpin investasi konsorsium Farallon Capital (Farindo Investments) bersama-sama dengan Djarum Group untuk meng-akuisisi 51% saham Bank BCA senilai US$ 571 juta.

Investasi ini di-design dengan sangat cermat dan creative. BCA saat ini menjadi satu-satunya bank swasta nasional besar yang mayoritas sahamnya masih dimiliki oleh perusahaan Indonesia. Investasi ini juga sangat berhasil dan nilai dari investasi ini telah naik sebesar lebih dari 4x lipat.

di tahun 2005, Tom dan team-nya memimpin konsorsium Farallon Capital untuk mengback-up beberapa pengusaha nasional untuk melakukan akuisisi terhadap Adaro Coal yang pada saat itu dimiliki oleh investor asal Australia. Sturcture investasi ini dilakukan menggunakan model Leveraged Buy-Out (LBO).

Structure LBO memberikan kesempatan kepada perbankan untuk ikut dalam transaksi ini. Pada saat akuisisi, total investasi dari pemegang saham adalah $50 juta. Saat ini nilai kapitalisasi pasar dari saham ADRO tersebut adalah lebih dari $3.5 milyar.

2) Di tahun 2006, Tom dan team-nya mendirikan Quvat Management. Sampai tahun 2008, Quvat Management telah berhasil mengalang dana sebesar $493 juta yang mana hampir seluruhnya diinvestasikan di Indonesia.

Di tahun 2006 akhir, Tom dan team-nya melalui Quvat Management mendanai US$ 81 juta untuk mendirikan perusahaan bioskop Blitz Megaplex. Blitz Megaplex menjadi pendobrak bisnis bioskop yang selama lebih dari 20 tahun dimonopoli oleh satu perusahaan, 21 Cineplex.

Persaingan sengit antara Blitz dan 21 mengakibatkan harga karcis bioskop turun hingga 75% dalam 3 tahun (2005-2008), dengan manfaat yang luar biasa bagi konsumen.

Laju pertumbuhan industri bioskop yang di jaman monopoli 21 Cineplex hanya sekitar 1-2% per tahun, setelah Blitz Megaplex masuk, industri perbioskopan bertumbuh 20-25% per tahun. Perkembangan industry kreatif dan bioskop masih tumbuh dengan sangat sehat sampai hari ini.

3) di tahun 2012, Tom dan team-nya di Quvat Management berhasil mengajak C.J. Group dari Korea, operator bioskop terbesar ke 5 di dunia, untuk masuk di Blitz Megaplex. Maka di tahun 2013, omset Blitz Megaplex naik 40% dalam satu tahun, sehingga Blitz bisa IPO di April 2014.

C.J. dan Quvat sudah siapkan dana dan rencana bisnis untuk Blitz Megaplex bertumbuh 4x lipat dari sekarang sampai akhir 2020, khususnya di daerah (secondary cities).

Terbukti dari karir-nya di bidang investasi, kekuatan Tom Lembong boleh dibilang pada khususnya di dua hal:

Kecemerlangan Praktis: lebih penting daripada kecerdasan akademis (di mana sebagai lulusan Harvard University, pengetahuannya memang dikenal luas dan detail), Tom terkenal pragmatis dan kelihatan sekali bahwa tenaga dan upaya Tom sangat ter-fokus pada hasil nyata yang dapat di-ukur secara konkret.

Kehebatan Bangun Organisasi dan SisDur: Quvat Management dan sister-company-nya di Indonesia, Principia Management, diakui telah menjadi “akademi” untuk profesi investasi private equity. Quvat dan Principia satu-satunya perusahaan investasi private equity di Asia Tenggara yang me-rekruit lulusan S-1 langsung dari universitas (banyak dari UI, ITB dan UGM), dan memberikan training dan pengalaman kerja.

Staf Quvat dan Principia kemudian sering masuk ke program MBA terkemuka di Amerika, khususnya Wharton dan Northwestern. Banyak tokoh-tokoh terkemuka di perbankan, industri dan politik, anaknya kerja di Quvat dan Principia.

Riwayat Tom Lembong:
WNI, lahir di Jakarta tahun 1971; ayah-nya dokter jantung dari Manado, mama-nya ibu rumah tangga dari Tuban.
Pindah ke Jerman tahun 1974-1981 usia 3-10 tahun (lancar Bahasa Jerman), kembali ke Jakarta tahun 1981-1986, SD serta SMP di Regina Pacis, Palmerah. SMA pindah ke Boston, Massachusetts, U.S.A.
Lulus dari Harvard University tahun 1994, dengan gelar A.B. (Bachelor of Arts) di bidang arsitektur dan tata kota.

Masuk di investment bank terkemuka Morgan Stanley tahun 1994, pertama di New York, kemudian di Singapore.

Pindah ke Deutsche Bank tahun 1998-1999, di Jakarta, mengerjakan rekapitalisasi dan merger Bank Bumi Daya, Bank Eksim, Bank Dagang Negara dan Bank Bapindo menjadi Bank Mandiri.

Masuk di BPPN (Badan Pengelolaan Perbankan Nasional) tahun 2000-2001, sebagai Senior Vice President dan Kepala Divisi yang bertanggung jawab atas restrukturisasi dan penyelesaian kewajiban Salim Group kepada negara akibat runtuh-nya Bank BCA di KrisMon 1998.

Menggalang Farallon Capital, (investor hedge fund dari Amerika dengan dana yang dikelola sebesar US$ 20 miliar) dan Djarum Group untuk membentuk joint venture Farindo Investments 2002-2005.

2006-2014, menjabat sebagai CEO Quvat Management, perusahaan pengelola investasi yang didirikannya di 2006. Quvat menggalang dana sebesar US$ 493 juta dari investor asing, termasuk GIC Singapore (Government of Singapore Investment Corp), Abu Dhabi Investment Council (pemerintah Abu Dhabi), dan universitas-universitas dari Amerika yaitu Harvard, Stanford dan Duke.

Menikah tahun 2002, dengan istri Ciska Wihardja, WNI lahir tahun 1973 (usia 41 tahun) – orang tua Ciska adalah Andreas Wihardja, pengusaha tempat tidur (merek “King Koil”, Serta, dll.). Tom dan Ciska diberkahi 2 anak, Thalia (perempuan) lahir tahun 2004 (umur 10 tahun) dan Maxwell (laki) lahir tahun 2006 (umur 8 tahun)

Orangnya sangat bersahaja dan rendah hati. Waktu di bppn hanya kerja dan jarang bersosialisasi. Mungkin karena account yang ditangani sangat high profile, jadi cenderung tertutup (Tjahjanto; http://www.lintasntt.com/profil-lengkap-thomas-lembong-pria-manado-yang-jadi-menteri-perdagangan/)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close