Aku cinta Indonesia

Pembangunan LRT sedang berjalan

Sebagai kaum urban dari pinggiran ke Ibu Kota Negara, setiap hari Pulang & Pergi “menikmati persahabatan” macet. Indahnya persahabatan ini harus disiasati dengan bangun pagi – berangkat pagi supaya sampainya di kantor lumayan pagi (alias tidak terlambat).

 

Jurusan saya tiap hari kerja harus melalui trans yogi yang lumayan macet kearah semanggi. Juga sore / malam hari arah sebaliknya. Penasaran soal jarak, iseng2 (saat macet) saya beberapa kali menghitung jarak antara pintu tol Cibubur dengan pintu masuk kawasan kompleks perumahan. Ternyata hasilnya sama yaitu 6 KM dan jarak ini biasanya ditempuh dalam waktu 30 – 60 menit.

 

Saya tidak mau hitung kecepatan kendaraan. Memasuki tol Jagorawi arah Jakarta, ± 06.00 pagi sudah padat. Volume kendaraan dari arah Bogor memenuhi badan jalan. Jalanan tersendat. Kecepatan tergantung, artinya tergantung pengemudi, ikuti jalur atau ambil jalur bahu jalan tol atau ikut rombongan pejabat berfasilitas VOORIJDER (kl ini sih bisa ada bisa tidak).

 

Melewati Taman Mini, kemacetan makin men-jadi2 karena banyak kendaraan yang keluar UKI ambil jalur kanan lalu memotong kendaraan yang antri. Kebanyakan angkutan umum walau beberapa kendaraan pribadi juga melakukannya. Kendaraan yang mengarah ke Tol Dalam Kota atau arah Priuk, akan mengalami perlambatan dipintu tol Cililitan.

 

Kadang2 tidak ada bedanya bayar manual dengan GTO (Gardu Tol Otomatis), tetap merayap sebab volume kendaraan tinggi. Kondisi ini sama sampai tol dalam kota. Bisa lebih padat karena bertemu dengan kendaraan dari arah Bekasi dan dari arah Priuk. Padat merayap di tol bagi pengguna angkot seperti saya bisa jadi nikmat atau menyiksa. Nikmat jika duduk dan digunakan untuk tidur atau hal lain.

 

Mayoritas penumpang menikmati dengan tidur (termasuk saya). Menyiksa jika tempat duduk penuh, tangga naik ganti fungsi jadi tempat duduk dengan beralas koran. Artinya harus berdiri dan ber-sempit2 dengan sesama penumpang yang berdiri sampai keluar tol Komdak. Minimal 1-2 jam OR kaki baru sampai ditujuan. Hal ini juga berlaku pada sore hari jam pulang kerja.

 

Yang beda cuma kepadatan pagi hari berobah arah. Kepadatan Tol sore berubah ke arah Bekasi-Cibubur – Bogor. Ini tiap hari kerja jadi “kenikmatan” se-hari2 bagi kaum pekerja di Jakarta yang dari BODETABEK. Mudah2an “Kenikmatan” ini berakhir tahun 2018 seiring pembangunan angkuan massal berbasis Kereta Ringan atau Light Rail Transit (LRT).

 

Ground Breaking oleh Presiden Jokowi, 9/9/15 jadi bagian utama mewujudkan sarana transportasi cepat tanpa macet. Pembangunan fase I dari Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang juga Cawang-Dukuh Atas 41,2 KM. Jaringan LRT berangkat dari pusat pemukiman padat penduduk di pinggiran Jakarta.

 

Tiap hari kerja, saya perhatikan proses pembangunan yang akan selesai 2018 dan direncanakan terhubung KRL, MRT dan Trans Jakarta. Tol Jagorawi arah Bogor sebelah kiri, sebelum pintu tol keluar Taman Mini, seng pembatas terpasang. Pohon2 yang selama ini bagian penghijauan jalan tol sudah ditebang. Tiang pancang yang menjadi tiang LRT sudah berdiri tegak.

 

Peralatan2 seperti mesin pemasangan paku bumi, backhoe/excavator jadi pemandangan harian dijalur ini. Juga dijalur Jagorawi arah Jakarta. Selepas pintu masuk tol Cibubur, pemandangan sama juga terlihat. Proses pembangunan LRT juga berlangsung. Jika lancar, 3 tahun tidak lama dalam mewujudkan sarana transportasi yang ramah dan manusiawi, lancar dan terintegrasi. Terima Kasih: Pembangunan LRT. (Esra nababan; http://www.kompasiana.com/esranababan/terima-kasih-pembangunan-lrt-sedang-berjalan_568ca354527a6156048b45d8

———-

 

Artikel “Aku cinta Indonesia :

  1. 19 Waduk baru akan dibangun di DKI
  2. RI kembangkan 35 wilayah pusat pertumbuhan
  3. TransJakarta targetkan 1 juta penumpang

———

 

19 Waduk baru akan dibangun di DKI

JAKARTA, KOMPAS.com-Pemprop DKI merencanakan membangun 19 waduk baru tahun 2016. Lokasinya tersebar di 5 wilayah yang ada di Ibu Kota. Kadis Tata Air Teguh Hendrawan mengatakan, tujuan pembangunan 19 waduk untuk menambah daerah resapan air. “Mudah2an bisa direalisasikan tahun ini,” kata dia saat dihubungi (7/1/16).

Teguh enggan merinci lokasi waduk2 itu. Namun, kata dia, lokasi pembangunannya disesuaikan dengan jumlah bidang lahan yang dibebaskan tahun 2015. “Aset yang dibayarkan itu belum pernah dieksekusi. Maka di 2016, saya ingin fokus terhadap lahan yang dibebaskan,” ujar dia. Pembangunan waduk2 baru di Jakarta dimulai sejak era pemerintahan Gubernur Joko Widodo.

Pada 2014, pembangunan waduk baru dilakukan di 9 lokasi, di antaranya berlokasi di Cakung, Cilincing, Kali Tunjangan, Cengkareng, dan Brigif Jagakarsa. Pembangunan beberapa waduk ada yang belum selesai. Karena itu, selain membangun waduk baru, Teguh menyatakan, pihaknya akan melanjutkan pembangunan waduk yang sempat terbengkalai.

“Contoh di Waduk Brigif. Itu sudah dua tahun alat kita nangkring di situ jadi bangkai, enggak dikerjain. Minggu ini kita jalanin,” kata mantan Camat Pulogadung ini. (Alsadad Rudi; Ana Shofiana Syatiri; http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/08/09172231/Tahun.Ini.19.Waduk.Baru.Dibangun.di.Jakarta)-FatchurR

———–

 

RI kembangkan 35 wilayah pusat pertumbuhan

Jakarta – Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kemen PUPR Hermanto Dardak menyatakan 35 wilayah pengembangan strategis pusat pertumbuhan. Wilayah2 itu dikembangkan sesuai keunggulan daerah dan komoditas pertanian. Pengembangan wilayah pusat pertumbuhan ini, di antaranya mekanisme kawasan industri / kawasan ekonomi khusus.

 

“Dari 35 wilayah itu 10 dikategorikan berkembang dan 15 lain sedang berkembang. Pembangunan wilayah pertumbuhan itu menyisir hingga ke pinggiran, dalam upaya mengurangi disparitas,” jelasnya di Jakarta (7/1). Pengembangan wilayah dilakukan mendukung pertumbuhan di setiap sektor. Misalnya, dari Medan, Kuala Namu, Tebing Tinggi, menuju Dumai.

 

Ada pembangunan metropolitan, kawasan pertumbuhan pariwisata di Danau Toba, didukung pengembangan agropolitan di Merak. Pembangunan mulai usaha tani, proses nilai tambah, hingga pemasaran.

 

“Kami berperan dari pengadaan infrastruktur pengairan pembibitan hingga produksi, pembangunan jalan penghubung produksi ke proses nilai tambah lalu ke pemasaran, pembangunan pelabuhan untuk hub ekspor dan dukungan terhadap sarana produksi pertanian,” kata Hermanto.

 

Hermanto menambahkan, mengantisipasi musim hujan dan musim basah ekstrem (La Nina), Kemen PUPR mempercepat pembangunan 8 waduk baru selama 2016, hal itu termasuk penyelesaian pembangunan waduk yang dilakukan sejak tahun sebelumnya. Hingga 2018, 65 waduk baru ditargetkan sudah terbangun.

 

Saat ini, waduk yang sudah beroperasi di antaranya Waduk Jati Gede yang bisa menampung hingga 1 miliar meter kubik air dan Waduk Ciawi di Bogor yang mampu menamung air hingga 12 juta meter kubik.  (Damiana Ningsih/TL; Investor Daily dan http://www.beritasatu.com/industri-perdagangan/339201-ri-kembangkan-35-wilayah-pusat-pertumbuhan.html)-FatchurR

——-

 

TransJakarta targhetkan 1 juta penumpang

INILAHCOM, Jakarta-Budi Kaliwono yang baru jadi Dirut PT Transjakarta mentarget mengangkut 1 juta penumpang/hari. Target itu lebih besar dibanding realisasi selama ini 320 ribu orang. ” Saya optimis jumlah penumpang dapat ditingkatkan hingga 1 juta per hari dalam waktu cepat,” kata Budi (7/1/15).

 

Menurutnya, target ini tercapai dengan penambahan armada baru. Ia menargetkan akan beli ribuan bus. Semua bus yang akan dibeli buatan pabrikan Eropa. “Saya ditargetkan Pak Gubernur 1.000 bus tahun ini,” tambahnya

 

Dalam merealisasikan target penumpang itu, manajemen Transjakarta akan meningkatkan kualitas pelayanan dan bekerja sama dengan Polri untuk menertibkan kembali jalur bus Transjakarta. (ton; Ahmad Fadli; http://metropolitan.inilah.com/read/detail/2265361/dirut-transjakarta-targetkan-1-juta-penumpang)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close