Psikologi

Sifat rel KA

Sewaktu muda saya sempat belajar Metalurgi. Ada yg masih diingat hal2 yg dijelaskan guru, diantaranya tentang bahan rel Kereta Api. Rel itu terbuat dari campuran baja dengan manghan, karenanya kuat sehingga tidak aus saat bergesekan dengan rodanya Lok/Gerbong. Rel KA memiliki sifat yg baik, yaitu akan semakin kuat bila menerima tekanan2

Adakah diantara kita yg memiliki sifat seperti Rel KA? . Pernahkah Anda melakukan tekanan2 kpd seseorang (kalau pernah atau malah sering, jangan heran kalau Orang itu semakin kuat, (Pan Supandi; dari grup FB ILP)-FR
———-

Masih ada tulisan lain dan saying jika tidak dibaca :
1. Refleksi
2. Aa’Gym menyambut tahun baru
3. Roti Panggang Gosong
4. Etika tata krama
5. Pemenang kehidupan
———

Refleksi
Seorang bocah lelaki masuk ke toko. Ia ambil peti minuman dan mendorong ke dekat pesawat telepon umum koin. Ia naik ke atasnya dan bisa menekan tombol angka di telepon dengan leluasa. Ditekannya tujuh digit angka. Pemilik toko mengamati tingkah bocah ini dan menguping percakapan teleponnya.

Bocah: Ibu, bisakah saya bekerja memotong rumput di halaman Ibu?
Ibu (di ujung telepon): Saya sudah punya orang untuk mengerjakannya.
Bocah: Ibu bisa bayar saya setengah upah dari orang itu.
Ibu: Saya sudah puas dengan hasil kerja orang itu.

Bocah (memaksa): Saya juga akan menyapu pinggiran trotoar Ibu dan saya jamin di hari Minggu halaman rumah Ibu akan jadi yang tercantik di antara rumah” yg berada di kompleks perumahan ibu.
Ibu: Tidak, terima kasih.
Dengan senyum, bocah itu menaruh gagang telepon. Pemilik toko yang menghampirinya.

Pemilik Toko: Nak, aku suka sikapmu, semangat positifmu, dan aku ingin menawarkanmu pekerjaan.
Bocah: Tidak. Makasih.
Pemilik Toko: Kedengarannya kamu menginginkan pekerjaan.
Bocah: Saya cuma mau cek apa kerjaan saya bagus. Sayalah yang bekerja untuk Ibu tadi!

Seperti anak kecil tadi, di akhir 2015 marilah kita evaluasi tentang apa yang kita kerjakan di tahun 2015 untuk memastikan mutu lebih baik di tahun 2016. Kita harus berbagi semangat ke rekan2, apapun yg kita hadapi. Kita tdk boleh berhenti dan menyerah, utk mencapai tujuan yg terbaik dlm hidup ini. Mari kita Buat Hidup kita Lebih BERARTI di th 2016. (Widiarti; dari grup WA-W9)-FR
————-

Aa’Gym menyambut tahun baru
penghujung tahun 2015, tidak layak bagi kita ber-senang2, apalagi hura2. Kini saatnya muhasabah (introspeksi diri). Sebaiknya puisi Aa’ Gym ini kita renungi dalam menyambut 2016 yang penuh harapan.

CERMIN (Muhasabah)
Tatkala kudatangi sebuah CERMIN, tampaklah sosok yang lama kukenal dan sering kulihat. Namun aneh sesungguhnya aku BELUM MENGENAL siapa yang kulihat.
Tatkala kutatap WAJAH, hatiku bertanya : Apakah wajah ini kelak bercahaya dan bersinar indah di Surga sana? Atau wajah ini hangus legam di Neraka Jahanam?

Tatkala kumenatap MATA, nanar hatiku bertanya : Mata inikah yang akan menatap Allah, menatap Rasulullah, dan Kekasih2 Allah kelak? Atau mata ini terbeliak, melotot, terburai menatap neraka? Akankah mata penuh maksiat ini menyelamatkan? Wahai mata , apa yang kau tatap selama ini?

Tatkala kutatap MULUT, Apakah mulut ini kelak mendesah penuh kerinduan Mengucap LAA ILAAHA ILLALLAAH saat malaikat maut menjemput? Ataukah menjadi mulut yang menganga dengan lidah menjulur, dengan lengkingan jerit pilu … yang mencopot sendi-sendi setiap yang mendengar? Ataukah mulut ini jadi pemakan buah zaqun jahanam yang getir, penghangus dan penghancur setiap usus?

Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang? Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan? Berapa banyak hati yang remuk … Dengan sayatan pisau kata-katamu yang mengiris tajam? Berapa banyak kata-kata semanis madu… Yang palsu yang engkau ucapkan untuk menipu? Berapa sering engkau berkata jujur? Berapa langkanya engkau dengan syahdu memohon agar Allah mengampunimu?

Tatkala kutatap TUBUHku, apakah tubuh ini… Yang kelak menyala penuh cahaya bersinar… Bersuka cita dan bercengkrama di surga? Ataukah tubuh yang akan tercabik-cabik hancur mendidih… di dalam lahar neraka jahanam, Terpasung tanpa ampun, menderita yang tak akan pernah berakhir?

Wahai tubuh , berapa banyak maksiat yang telah engkau lakukan? Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu? Berapa banyak hamba-hamba yang lemah… Yang engkau tindas dengan kekuatanmu? Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan – tanpa peduli, Padahal engkau mampu? Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?

Ketika kutatap tubuh, seperti apa gerangan isi HATImu? Apakah isi hatimu sebagus kata2mu? Ataukah sekotor daki2 yang melekat di tubuhmu? Apakah hatimu segagah ototmu. Atau selemah daun2 yang sudah rontok? Apakah hatimu seindah penampilanmu, Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu?

Betapa beda…. Betapa BEDA yang tampak di cermin dengan yang tersembunyi. Aku tertipu TOPENG yang selama ini tampak Betapa banyak pujian yang terhampar hanyalah memuji topeng Sedangkan aku…. hanyalah seonggok sampah yang terbungkus. (Hadianto Purwoko; dari grup WA78/79)-FR
————

Roti Panggang Gosong
“Ketika saya kecil, Ibu suka membuat sarapan dan makan malam. Suatu malam, setelah ibu bekerja keras sepanjang hari, ibu menghidangkan piring berisi telur, saus dan roti panggang gosong di depan meja ayah.

Saat itu saya tunggu reaksi dari orang2 di situ. Tetapi, yang dilakukan ayah mengambil roti panggang itu, tersenyum ke ibu, dan tanya kegiatan saya di sekolah. Saya tidak ingat yang dikatakan ayah malam itu, tapi saya lihat mengoleskan mentega dan selai pada roti panggang itu dan menikmati setiap gigitannya

Ketika saya beranjak dari meja makan, saya mendengar ibu minta maaf ke ayah karena roti panggang gosong itu. Yang tidak pernah saya lupakan adalah yang ayah katakan.“Sayang, jangan khawatir, aku suka roti panggang gosong.”

Sebelum tidur, saya mengucapkan selamat tidur ke ayah. Saya tanya, ayah benar2 suka roti panggang gosong. Ayah memeluk saya erat dan berkata, “nak, ibumu bekerja keras sepanjang hari ini dan dia benar2 lelah. Jadi sepotong roti panggang gosong tidak akan menyakiti siapa pun” Tahu kah kamu yang menyakiti hati seseorang?.”kata kata kasar.”

“Kamu tahu, hidup itu penuh hal2 dan orang2 tidak sempurna. Ayah bukan orang terbaik, kadang lupa HUT ibumu, HUT pernikahan, dsab sama seperti orang lain. Yang ayah pelajari, menerima kesalahan orang lain dan memilih merayakan perbedaan. Ini kunci terpenting mewujudkan hubungan yang sehat dan harmonis.

Hidup itu terlalu pendek untuk diisi dengan penyesalan dan kebencian. Cintai mereka yang memperlakukanmu dengan baik dan sayangi yang lainnya..” (A Bimanyu; dari grup WA VN)-FR
————-

Etika tata krama
” Anak2 yang dididik dalam keluarga penuh kesantunan, etika tata krama & sikap kesederhanaan akan tumbuh menjadi anak tangguh, disenangi & disegani banyak orang. Mereka tahu aturan makan table manner di restoran mewah.Tapi tidak canggung makan di warteg kaki lima.

Mereka sanggup beli barang mewah.Tapi tahu mana keinginan dan kebutuhan. Mereka biasa naik pesawat antar kota.Tapi santai saat harus naik angkot. Mereka berbicara formal saat bertemu orang berpendidikan.Tapi mampu berbicara santai pada orang jalanan. Mereka bicara visioner saat bertemu rekan kerja. Tapi mampu bercanda lepas bertemu teman sekolah.

Mereka tidak norak saat bertemu orang kaya.Tapi tidak merendahkan yg lebih miskin darinya.Mereka mampu membeli barang2 bergengsi.Tapi sadar yang membuat dirinya bergengsi adalah kualitas & kapasitasdirinya, bukan dari barang yang dikenakan.

Mereka punya, Tapi tidak teriak ke-mana2. Kerendahan hati membuat orang lain menghargai dan menghormati dirinya. Jangan didik anak dari kecil dengan kemanjaan, apalagi sampai melupakan kesantunan & etika tata krama. Hal2 sederhana tentang kesantunan seperti :

Pamit saat keluar rumah, permisi saat masuk ke rumah temen (banyak orang masuk ke rumah orang tidak punya sopan santun, tidak menyapa yang ada di rumah itu), kembalikan pinjaman uang sekecil apapun, berani minta maaf saat ada kesalahan & tahu berterima kasih jika dibantu sekecil apapun.

Kelihatannya sederhana, tapi orang yang tidak punya attitude itu tidak akan mampu melakukannya. Bersyukurlah, bukan karena kita terlahir di keluarga yang kaya atau cukup. Bersyukurlah kalau kita terlahir di keluarga yang mengajarkan kesantunan, etika tata krama & kesederhanaan. Karena ini jauh lebih mahal dari pada sekedar uang. (Sapuwan-78/79
———–

Pemenang kehidupan
Seorang yg bijak ditanya “Apakah yang Paling Membingungkan” di Dunia ini ?
Beliau menjawab : “Manusia” yang Mengorbankan Kesehatannya” hanya “Demi uang”; Lalu dia “Mengorbankan Uang”nya demi Kesehatan”.

Lalu dia “Khawatir” dengan “Masa Depannya”., sampai’ dia “Tidak Menikmati Masa Kini”;
akhirnya dia “Tidak Hidup di Masa Depan atau pun di Masa Kini”; Dia “Hidup Seakan-akan Tidak Akan Mati”, lalu dia “Mati” tanpa “Benar2 Menikmati” apa itu “Hidup”….

Bersyukurlah yang selama ini kita dapati dan kita nikmati. Karena kita tidak akan tahu, apa yang akan terjadi hari esok. Ketika lahir dua tangan kita kosong. ketika meninggal kedua tangan kita juga kosong. Waktu datang dan waktu pergi kita tidak membawa apa². Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan. Jangan minder karena miskin dan hina..

Bukankah kita tamu dan semua milik kita hanya pinjaman. Tetaplah rendah hati apapun kedudukan kita. Tetaplah percaya diri seberapapun kekurangan kita. Karena kita hadir tidak membawa apa2 dan kembali juga tidak membawa apa2. Hanya pahala kebajikan atau dosa kejahatan yang dapat kita bawa.

Datang ditemani oleh Tangis. Pergi juga ditemani oleh Tangis. Maka dari itu tetaplah bersyukur dalam segala keadaan apa pun. Hiduplah disaat yg benar-benar ada dan nyata untuk kita, yaitu SAAT INI…
bukan dari bayang2 masa lalu maupun mencemaskan masa tmendatang yg belum lagi tiba..

“Pemenang kehidupan” adalah yang tetap sejuk di tempat panas. Tetap manis di tempat yang pahit. Tetap merasa kecil meski menjadi besar. serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat. 👉Teruslah berkarya yg berbuah pahala. Teruslah berbuat dalam rangka taat. (Istiyo-dari grup WA-W9)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close