Islam

Tahukah Anda – Seri olah Rohani

053 Tahukah Anda bahwa mendo’akan jelek itu tidak disukai Allah. Nabi pernah ditegur Allah melalui surat Ali Imran (QS 3:128) ketika beliau mendo’akan agar Allah menurunkan azab kepada tiga orang, salah satunya adalah Amr bin Ash. Mendoakan keburukan bagi manusia dilarang.

Amr bin Ash adalah juru runding, politikus dan ahli strategi yang ulung yang dimiliki kaum Quraisy. Pengamatannya juga tajam tentang butir2 perjanjian Hudaibiyah antara Rasul-kaum Quraisy tahun ke 6 Hijrah. Menurut pandangan sebagian besar kaum muslimin, Nabi terlalu mengalah kepada kaum Quraisy, menurut mereka perjanjian itu merugikan umat Islam.

 

Apalagi Mekah tak berapa lama lagi sampai setelah perjalanan jauh dari Madinah. Pihak Quraisy berpikir mereka berhasil menang telak. Hanya Nabi SAW dan Amr bin Ash dipihak kaum Quraisy yang menyadari dengan perjanjian itu, Islam tidak mungkin dibendung, hanya menunggu waktu saja untuk menguasai Mekah. Kelak terbukti perjanjian Hudaibiyah adalah kemenangan diplomasi Nabi.

Sekalipun kemenangan kaum muslimin di depan mata, namun hati Amr bin Ash belum sampai tergerak. Putranya, Abdullah bin Amr bin Ash sudah terlebih dahulu masuk Islam dan beribadah dengan sangat tekun. Dengan licin, Amr malah mengajak kaum Quraisy berlindung dibawah kekuasaan kerajaan Habasyah dengan rajanya Najasyi

Amr bin Ash memiliki hubungan baik dengan Najasyi dan memimpin misi perundingan ke Habasyah di Yaman. Seperti biasa dilakukan, ia bawa hadiah yang akan disampaikan ke Najasyi. Kali ini hadiah yang diberikan jauh lebih banyak dan lebih indah. Saat berada di istana Habasyah ia menunggu raja Najasyi yang menerima perutusan Nabi Muhammad, Amr bin Umayyah yang mengajak Najasyi memeluk agama Islam.

Giliran Amr bin Ash menghadap raja, disampaikannya hadiah2 yang dibawanya. Raja amat senang menerima hadiah itu. Namun diplomat ulung itu salah langkah ketika ia meminta utusan Nabi itu untuk diserahkan kepada kaum Quraisy untuk dihukum.

 

Raja Najasyi murka mendengar utusan Rasullulah yang oleh raja diyakini kebenarannya hendak disakiti. Raja Najasyi ternyata menganggap bahwa apa yang dialami dan dikerjakan Nabi Muhammad serupa dengan Nabi terdahulu, Musa. Musa juga bertemu dengan malaikat Jibril.

Amr bin Ash terkejut melihat reaksi Raja Najasyi. Cahaya kebenaran mulai menerangi hatinya. Anaknya sudah melihat kebenaran dan mengikuti ajaran Islam dengan tekun, kini benteng perlindungannya terakhir, Raja Najasyi ternyata juga telah mengikuti ajaran Islam.

 

Ia menyatakan keinginannya masuk Islam. Dengan senang hati Raja Najasyi menerima dan menjadi ke Islaman Amr bin Ash. Namun, perubahan keimanannya ini masih disembunyikannya sampai ia kembali ke Mekah. Pengiringnya belum ada yang tahu bahwa junjungannya kini sudah Islam.

Sesampainya di Mekah, ia diam-diam menyusun rencana untuk menemui. Secara sembunyi-sembunyi pada waktu malam ia meninggalkan Mekah, berangkat ke Madinah. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Khalid bi Walid dan Ustman yang ternyata memiliki maksud tujuan yang sama. Kejadian itu terjadi pada tahun ke 7 Hijrah.

Nabi menyambut gembira bergabungnya ketiga tokoh Quraisy ini ke barisan Muslimin. Kini tidak ada lagi yang bisa diandalkan oleh kaum Quraisy untuk mencegah gelombang pengikut Nabi yang dahulu banyak dihinakan masuk kembali ke kota suci Mekah.

 

Amr bin Ash ini kemudian banyak jasanya baik di bidang diplomasi maupun melalui ujung pedang bagi Nabi Muhammad SAW. Ia bahkan kelak sangat berjasa bagi Khalifah-khalifah Abu Bakar, Umar dan Ustman. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR

———-

 

Sekalian biar tambah lengkap, berikut artikel IBO lainnya :

  1. Renungan tentang roda kehidupan Iman
  2. Kita bukan siapa siapa
  3. Pemeliharaan dan kontrol Ka’bah (Baytullaah)

———-

 

Renungan tentang roda kehidupan Iman
Aku khawatir terhadap suatu masa yang roda kehidupanya dapat menggilas IMAN. IMAN hanya tinggal pemikiran yang tidak berbekas dalam perbuatan. Banyak orang baik tapi tidak berakal, ada orang berakal tapi tidak beriman. Ada lidah fasih tapi berhati lalai, ada yang khusyu’ namun sibuk dalam kesendirian. Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis.
Ada ahli maksiat rendah hati bagai sufi. Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat, ada yang banyak menangis tapi kufur nikmat. Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat, ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut. Ada yang berlisan bijak tapi tidak memberi teladan, ada pelacur tampil jadi figur. Ada orang punya ilmu tapi tidak paham, ada yang paham tapi tidak menjalankan.
Ada yang pintar tapi membodohi, ada yang bodoh tak tahu diri. Ada orang beragama tapi tidak berakhlak, ada yang berakhlak tapi tidak bertuhan. Lalu di antara semua itu di mana aku berada?” **Ali bin Abi Talib RA. (Suhirto M; dari grup FB ILP)-FR

————

 

Kita bukan siapa siapa
Nu’man bin Tsabit yg dikenal dg sebutan Abu Hanifah, atau populer disebut IMAM HANAFI , pernah berpapasan dg anak kecil yg berjalan mengenakan sepatu kayu (terompah kayu). Sang imam berkata : “Hati-hati nak dg sepatu kayumu itu, Jangan sampai kau tergelincir”.
Bocah ini pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas perhatian Abu Hanifah.

“Bolehkah saya tahu namamu Tuan?” tanya si bocah.
“Nu’man namaku”, Jawab sang imam.”
Jadi, Tuan lah yg selama ini terkenal dg gelar al-imam al-a’zhom. (Imam agung) itu?” Tanya si BOCAH.
“Bukan aku yg memberi gelar itu, Masyarakat-lah yg berprasangka baik dan memberi itu kepadaku”

“Wahai Imam, hati2 dg gelarmu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka karena gelar. Sepatu kayuku ini mungkin menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskan-mu ke api yg kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya”. Ulama besar yg diikuti banyak umat itupun tersungkur menangis. Imam Abu Hanifah bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah.

Betapa banyak manusia tertipu karena jabatan, tertipu karena kedudukan, tertipu karena gelar, tertipu karena pujian, tertipu karena Harta yg berlimpah, tertipu krn status sosial. Jika seorang Imam Mazhab seperti Abu Hanifah saja menjaga hatinya agar tidak terjebak ke ranah sombong.

Bagaimana denganmu yang tdk berada posisi Imam mazhab, dan masih belajar? “Sepasang tangan yg menarikmu kala terjatuh lebih harus kau percayai daripada seribu tangan yg menyambutmu kala tiba di puncak pujian” (Sumarlan Yamin; dari grup FB ILP)-FR

—————

 

Pemeliharaan dan kontrol Ka’bah (Baytullaah)
Sekedar info dan kisah ringkas Riwayat Pemeliharaan dan Kontrol Ka’bah. Dalam riwayat bahwa Nabi Ibroohiim AS hidup tahun 1997~1822 SM dan anaknya, Nabi Ismaa’iil AS (1911~1774 SM), turunannya diperkirakan setelah 40 generasi lahir Nabi Muhammad SAW (571~633 M).

 

Cerita lain ada seorang yang mengaku pembaharu agama Islam bernama Muhammad bin Abdul Wahab (1700~1794 M). Sebagaimana kisah penyembelihan Nabi Ismaa’iil AS (berusia 11 tahun), maka pembangunan dan perbaikan Ka’bah (Baytullaah) oleh Nabi Ibroohiim AS dan Nabi Ismaa’iil AS diperkirakan selesai 1899 SM, menukil :

  1. Surat-2 Al-Baqoroh ayat-124 : “Ingatlah, ketika Ibroohiim diuji Tuhan dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibroohiim menunaikannya. Allah berfirman: “Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”, Ibroohiim berkata: “(saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.2. Surat-2 Al-Baqoroh ayat-125 : “Ingatlah, ketika Kami menjadikan rumah itu (Baytullaah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat aman dan jadikan sebagian maqom Ibroohiim tempat sholaat dan telah Kami perintahkan ke Ibroohiim dan Ismaa’iil: “Bersihkan rumah-Ku untuk orang2 yang Thowaf, yang I’tikaf, yang Ruku’ dan yang Sujud”.

    Diprediksi Jika kaumnya Nabi Ismaa’iil AS masih pegang ajaran Aqidah Tauhid hingga 7 turunan dan rata2 setiap keturunan/ generasi berusia 70 tahun, maka akan bermasa 7×70 tahun= 490 tahun. Adapun orang-orang Kafir Jahiliyah menguasai Ka’bah diperkirakan tahun =1774-490= 1284 SM

Nabi Muhmmad SAW menaklukan kota Mekah 630 M dan Muhammad bin Abdul Wahab yang mengaku pembaharu agama Islam mendirikan paham Salafi Wahabi 1745 M serta berhasil menguasai kota Mekah dan Madinah diprediksi tahun 1755 M. Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Pemeliharaan dan Kontrol Ka’bah oleh orang Muslim kaumnya Nabi Ibroohiim AS dan Nabi Ismaa’iil AS diperkirakan =1899-1284= 615 tahun.
2) Pemeliharaan dan Kontrol Ka’bah oleh orang-orang Kafir Jahiliyah=1284 SM~630 M= 1.914 tahun.
3) Pemeliharaan dan Kontrol Ka’bah oleh orang-orang Islam umatnya Nabi Muhammad SAW=1755-630=1.125 tahun.
4) Pemeliharaan dan Kontrol Ka’bah oleh orang-orang Munafik dari paham Salafi Wahabi tahun 1755 hingga sekarang=2016-1755= 261 tahun.
Allah SWT telah berfirman, menukil Surat-3 Aali Imroon ayat-140 : “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka kaum (kafir) itu (pada perang Badar) mendapat luka serupa dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami gilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’ dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”.
Adapun musuh Islam diantaranya telah difirmankan oleh Allah SWT, menukil Surat-9 At-Tawbaah ayat-73 dan Surat-66 At-Tahriim ayat-9 : “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka, tempat mereka ialah Jahannam dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya”.
Allah SWT memperingatkan juga terhadap orang Munafik, menukil Surat-4 An-Nisaa ayat-142 : “Orang2 Munafik itu menipu Allah dan Allah membalas tipuan mereka dan bila mereka berdiri untuk sholaat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan sholaat) di hadapan manusia dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”.
Saya berlindung kepada Allah SWT dari musuh2-Nya yaitu 1) Orang2 Munafik diabadikan dalam Surat-63 Al-Munaafiquun, 2) Bangsa Jin/ Setan diabadikan dalam Surat-72 Al-Jinn, 3) Orang-orang Kafir diabadikan dalam Surat-109 Al-Kaafiruun dan 4) Orang-orang Dengki (Pendengki) diabadikan dalam Surat-113 Al-Falaq. (Muhammad Sufron Chaffas; dari grup FB ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close