Islam

Islam dan sain

070 Sikap Islam pada sains atau IPTEK adalah terbuka. Hadist yang mashur, “tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China”, memperjelas betapa agama ini membuka dan mengundang (welcoming) IPTEK. Sebuah petikan hadist lain malah menempatkan ilmu dalam tingkatan yang istimewa, “….

Keutamaan ilmu lebih baik dari keutamaan ibadah, …..”(dituturkan oleh Hudzaifah dan diriwayatkan oleh ath Tabrani dan al Bazzar). Yang paling utama justru beribadah dengan berbekal ilmu dan bersikap wara’(berhati-hati).

Allah SWT menjanjikan, kelak akan ditunjukan semua kebenaran dalam Al Qur’an. Dengan berjalannya waktu (days gone), terbukti tidak ada yang bertentangan antara Al Qur’an dengan sains. Iptek modern justru meng-amini isyarat-isyarat dalam Al Qur’an.

Bagi Islam, Kitab Suci harus terus dipelajari. Qur’an banyak memuat tentang pemikiran2 fenomena alam, yang terbukti cocok dengan sains modern. Insya Allah, Islam tidak akan terjadi kasus Galileo yang dihukum karena menemukan ilmu pengetahuan yang menafsirkan berbeda dengan Kitab Suci.

Antara abad 8 sampai abad 12 Masehi, dimana ilmu pengetahuan masih belum jauh berkembang di dunia Barat, banyak sekali penelitian dan temuan dari universitas-universitas Islam. Kebudayaan Islam berkembang dengan luar biasa.

Perpustakaan Khalifah di Kordoba memiliki koleksi 400.000 buku (bayangkan jaman itu …. abad ke 12 !!). Orang-orang dari banyak penjuru berdatangan untuk belajar. Ilmu aljabar, astronomi, fisika, optic, geologi, botani bahkan kedokteran-pun berkembang.

Kini, setelah IPTEK modern berkembang pesat di negeri Barat, pusat peradaban Islam di Timur Tengah meredup. Setitik harapan terjadi pada kaum muda di negeri kita. Banyak kaum muda mukmin yang tertarik mempelajari Al Qur’an. Banyak orang muda mukmin pandai,diantaranya memiliki reputasi internasional.

Agama, khususnya Islam harus menjadi pupuk bagi kemajuan Ilmu pengetahuan. Ditengah pergolakan di negeri-negeri teluk dan Afrika Utara, apakah kawasan kita ini yang akan muncul menjadi pusat kebudayaan Islam yang baru…. sebuah pertanyaan yang bukan muskil. Semoga. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR
——-

Sajian lainnya :
1. Berdagang ke Timur Jauh sampai Afrika
2. Diuji dengan kekurangan
3. Nabi Sulaiman AS
4. Menyelamatkan dari kebakaran
5. Sahabat-sahabat sejati
6. Berqualitas
7. Lihat proses hidup seutuhnya
——–

1.Berdagang ke Timur Jauh sampai Afrika
Sebelum Islam, bangsa Arab yang pengembara sudah berdagang sampai ke Afrika, India, Asia Tenggara dan Timur Jauh, mereka jadi pedagang perantara dengan Eropa. Barang dagangannya bukan hanya hasil tanah Arab saja tapi juga gading gajah, wewangian, rempah-rempah dan emas.

Menurut TW Amold dalam the Pearching of Islam, abad pertama Hijrah atau abad ke 7 Masehi sudah ada hubungan dagang antara Arab dan Asia Ternggara. Komunitas Arab sudah ada di Koromandel (Keling) sebanyak 850 ribu orang, ada juga di pantai Malabar dan di China sebanyak puluhan ribu orang.

Hadits Nabi, Carilah Ilmu walau di negeri Cina, bukti bahwa hubungan itu ada. Pada jaman Khalifah Mu’awiyah (661-750), berarti 40 tahun setelah Rasul wafat, Islam tersebar di pesisir Sindu, India, Kambai dan Gujarat, yang memang sudah ada hubungan dagang sebelum Nabi Muhammad SAW.

Saya kutip dari buku Api Sejarah tulisan Ahmad Mansur Surianegara, ada tulisan Syaikh Syamsuddin Abu Ubaidilah Muhammad bin Thalib ad-Dimsyaki , judul buku Nukhbat ad-Dahr bahwa wirausahawan muslim memasuki kepulauan ini (sekarang Indonesia) pada masa Khalifah Ustman bin Affan, 24-36 H atau 644-656 M.

Menurut sejarah Cina, pada masa Khulafaur Rasyidin (4 Khalifah sahabat Nabi), ada 32 kali utusan niaga ke Cina. Tentu singgah ke Indonesia, satu-satunya jalan lewat laut. Sehingga pada Dinasti Tang, pada tahun 674 M, sudah ada hunian bangsa Arab Islam yang menetap di pantai barat Sumatra (J.C van Leur, Indonesian Trade and Society dan Thomas W.Arnold, The Preaching of Islam)..

Jadi menjawab pertanyaan mas Arifin, saya percaya kitab-kitab Qur’an yang dipelajari saat itu masih versi salinan dari mushab Ustman yang masih gundul. Qur’an yang ada tanda bacanya baru ada pada saat kekhalifahan Ummayah. Wallahu a’lam bishawab. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR
———–

2.Diuji dengan kekurangan
Pernahkah engkau merenungkan, bahwa disebrang sana ada hamba Allah yang Allah uji dengan segala kekurangan dan mereka bersabar. Sedang kita Allah uji dengan kecukupan dan kebanyakan dari kita malah lalai. Bahwa mereka di uji dengan kelaparan dan kita di uji dengan perut yang terpenuhi

Mereka diuji dengan alas tidur yang keras sedangkan kita diuji dengan alas tidur yang empuk nan nyaman. Mereka diuji dengan kurangnya materi sedangkan kita diuji dengan kecukupannya. Ketahuilah wahai diri bahwa kebanyakan penghuni syurga adalah mereka dari golongan kekurangan, faqir dan miskin, yang bersabar atas pemberianNya (HR.Bukahari-Muslim)

Sebab kebanyakan mereka yang diuji dengan kecukupan malah lalai dan menjauhkan diri dari Rabb-nya.
Astagfirullah al’adzim. (Djohan Noor; dari grup WA-78)-FR
———-

3.Nabi Sulaiman AS
067 Banyak orang kaya, baik hasil keringat sendiri maupun kaya karena mendapat warisan. Bagi orang2 kaya, juga bagi orang mulia, juga orang yang memiliki kelebihan dari yang lainnya, sebaiknya mengikuti tauladan yang difirmankan Allah SWT melalui kisah Nabi Sulaiman.

Ayahnya, Nabi Daud, semula hanya prajurit kemudian banyak ikut peperangan, jadi Panglima, sampai jadi Raja. Nabi Sulaiman mewarisi kekayaan dan kerajaan dari ayahnya. Makin kaya Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, mereka makin merendah dihadapan Allah dan mensyukuri nikmat-Nya, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba-hamba yang lain”, ( Surat An-Naml QS 27:15).

Mereka sadar semua kekayaan dan kelebihan mereka semata-mata hanya karunia Allah SWT,
”Sungguh semua ini benar-benar karunia yang nyata” (Surat An-Naml QS 27:16); Sulaiman merendah dihadapan Allah SWT”. Takut, kekayaan dan kelebihan mereka membuat mereka tinggi hati dan kufur,

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang-tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yangengkau ridlai”, (Surat An-Naml QS 27:19)”. Masya Allah Nabi Sulaiman as, memohon agar dengan kekayaan dan kelebihan ilmunya, selalu menemukan cara untuk berbuat kebaikan!!

Ada orang yang kaya dan berkuasa yang kebablasan sehingga menganggap dirinya seolah Tuhan, seperti kisah Fir’aun. Orang seperti ini merasa kemuliaan terus berlimpah mengikutinya, sehingga kebablasan, mereka lupa kemuliaan, kekayaan, kelebihan adalah ujian jua, “Manusia, bila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku’” (Surat Al-Fajr QS 89:15).

Pada jaman modern ini, ada juga orang yang sangat kaya raya, berkuasa dan menganggap semua bisa diselesaikan dengan uang, sampai-sampai menganggap dirinya Kuasa dan melarang orang muslim menginjak bumi negerinya. Kita tidak perlu mendoakan yang tidak baik kepada orang itu, justru menjadi tantangan kita untuk mengajaknya mengerti Islam, mempelajari kebesaran dan kebenaran Al Qur’an. Insya Allah. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR
———-

4.Menyelamatkan dari kebakaran
Seorang wanita datang meminta fatwa : “Syeikh, anak² saya kalau tidur susah dibangunkan untuk sholat subuh. Apa solusinya ?”
Syeikh : “Seandainya AC di kamar itu terbakar dan apinya berkobar, apa yg akan kamu lakukan?”.

“Saya akan bangunkan mereka”.
“Tapi mereka kan susah dibangunkan ?”.
“Demi Allah akan saya bangunkan walaupun harus menarik leher mereka”.

Syeikh : “Itu yg kamu lakukan untuk menyelamatkan mereka dari api dunia, maka lakukanlah seperti itu untuk menyelamatkan mereka dari api neraka”. (MahmurS dari grup WA-72)-FR.
———-

5.Sahabat-sahabat sejati
066 Pelayat terakhir meninggalkan makam, tinggalah mas Fulan sendiri. Tidak ada istri yang sangat dikasihinya ikut bersamanya. Tidak ada anak yang disayangi menemani. Tidak ada cucu-cucu yang lucu ,menemani. Tidak ada teman-teman yang menemani. Bahkan tidak ada kekayaan yang bisa dibawa untuk menemani. Semua masih berada di dunia lain yang barusan ia tinggalkan.

Ia memasuki dunia lain pada jalan yang belum nampak ujungnya. Tiba2 muncul seorang yang bersih, berwajah baik dan menyenangkan dihadapannya. “Panjenengan siapa?”, tanya mas Fulan penasaran.
“Saya? Saya adalah sahabat yang belakangan sering mas Fulan kunjungi”, jawabnya. Senyumnya membuat mas Fulan nyaman dan berani menanyakan lagi,

“Saya kunjungi? Siapa ya?”, tanya mas Fulan makin penasaran.
“Ya, saya kitab suci yang setiap malam sunyi, mas Fulan baca”, jawab pribadi yang menyenagkan itu.
“Oh? Padahal saya belum lama belajar membacanya. Saya sangat terlambat mampu dan mulai membacanya”, jawab mas Fulan.

“Ya, saya tahu, panjenengan dulu tidak pernah menyentuhnya. Saya sudah hampir putus asa menunggu panjenengan. Syukurlah akhirnya hidayah itu datang”, Fulan jadi ingat jauh sesudah pensiun baru ia mulai belajar membaca kitab suci yang selalu ada di rumahnya itu.

“Biarlah saya tetap menemani panjenengan, nanti saat ada dua petugas Mungkar Nangkir yang akan meneliti panjenengan. Tenang saja dan jawab apa adanya”
Setelah beberapa prosedur dilalui, dari kejauhan lamat-lamat muncul seseorang yang dengan ramah menghampiri mas Fulan.

“Lho, panjenengan siapa, kok rasanya saya belum kenal?”, tanya mas Fulan kepada sosok itu.
“Saya adalah sholat-sholat sunnah panjenengan di dunia dahulu lakukan. Sekarang saya ingin menemani panjenengan. Kalau ada yang bisa saya bantu, monggo jangan ragu-ragu”, kata sosok itu lagi.

“Saya akan menemani panjenengan terus, sampai terompet nanti di bunyikan bahkan kelak di alam lain saya tetap mengiringi penjenengan”, lanjut sosok itu lagi.

Mas Fulan merasa lega dan nyaman. Ternyata sahabat-sahabatnya bermunculan. Sahabat puasa sunnah. Sahabat amalan kebaikan. Bahkan sahabat-sahabat ilmu dan amal jariah yang terus bertambah dan berkembang sesuai dengan manfaat yang terus menerus dari ilmu dan amal jariah itu, sekalipun dunia yang fana telah ditinggalkannya.

Makin banyak, teman-teman ibadah mas Fulan yang menemaninya. Mas Fulan makin betah karena hawa makin sejuk, segar dan lapang, rupanya kiriman do’a dari anak-anak yang soleh dan soleha yang telah ditinggalkannya, masih terus mengalir. Alhamdulillah.

Begitulah kisah mas Fulan yang berbahagia. Bila saya salah mengvisualisasikan hadits, mohon maaf. Wallahu a’lam bish shawab. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP; diolah dari Tausiyah sahabat p.Sofyan Jogja)-FR
——

6.Berqualitas
Orang mukmin itu, Setiap akan melakukan sesuatu pasti sudah ada sinyal dari Allah,…sebagai aba aba, (pemberitahuan) baik dan buruk nya. Orang mukmin itu pasti berqualitas baik perbuatan maupun tutur katanya……

Orang mukmin itu cerdas dan jeli…..
Hari ini rebut semaksimal mungkin pahala dari Allah. Sebab setiap detik, malaikat bersiap mencabut ” ruh” dari tubuh kita. Selamat berikhtiar. (Sapuwan Ksg; dari grup WA-78)-FR
———-

7.Lihat proses hidup seutuhnya
Seorang ayah memiliki 4 orang anak, ayah tersebut meminta anak-anaknya untuk pergi ke hutan melihat sebuah pohon pear dalam kurun waktu yang berbeda.

Anak ke 1 pada bulan januari,
anak ke 2 pada bulan april,
anak ke 3 pada bulan juli,
Anak ke 4 pada bulan oktober.

Setelah pulang dari hutan, masing2 anaknya memberi laporan yang berbeda. Anak pertama, “Pohon pear adalah pohon yang merangas, jelek dan batangnya bengkok; Anak kedua,“Pohon pear adalah pohon yang dipenuhi kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan’.

Anak ketiga, “Pohon pear adalah pohon yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang menebarkan bau yang harum”. Anak keempat “Pohon pear adalah pohon yang penuh dengan buah yang matang dan ranum”.
Di akhir tahun, sang ayah berkata bahwa kepada keempatnya . “Semuanya benar, hanya saja kalian melihat di waktu yang berbeda”.

Lalu sang ayah berpesan, “Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya berdasar satu masa.” Lihatlah proses hidup sebagai kesatuan utuh, ada suka, duka, tawa, tangis, sedih dan bahagia. Ketika kita mengalami masa sulit, segalanya terlihat tidak menjanjikan, banyak kegagalan dan kekecewaan, jangan cepat menyalahkan diri dan orang lain bahkan berkata kamu tidak mampu, bodoh dan bernasib sial atau apapun semacamnya.

Ingatlah, kita berharga di mata ALLAH SWT Yang Maha Penyayang; Tidak ada istilah “nasib sial” bagi orang beriman. Kerjakan dengan ikhlas apa yang menjadi bagian kita. Karena ALLAH SWT pasti memberikan yang terbaik buat semua umatnya.

Jika kita tidak bersabar ketika berada di januari, maka kita akan kehilangan bulan april dan juli yang menjanjikan harapan, lalu secara otomatis pula kita tidak akan menuai hasil di bulan oktober.

“Kegelapan malam tidak seterusnya bertahan, esok akan datang fajar yang mengusir kegelapan”. Selalu ada harapan bagi orang yang mau bertahan. (Hidayat B Praptono; dari grup WA-78)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close