IslamOpini dan sukses bisnis

Strategi Bisnis dibalik Kisah Nabi Nuh AS

Saya jadi teringat postingan di bawah ini bbrp waktu yang lalu yang serasa pas banget dg gonjang ganjing taxi online hari ini.

(CEO Words; Kamis, 25/2/16)-Terkisah Nabi Nuh AS, yang diuji dengan ummat yang sukar diajak tuk beriman. Terkabar ilahi akan hadirnya banjir bandang. Nabi Nuh AS membangun kapal diatas gunung nan tinggi. Semua orang mengejek, mencela, dan menganggap gila. Tak hanya ummatnya, anaknya pun tak sanggup ia Selamatkan.

Banjir besar pun datang. Menyapu peradaban. Kecuali mereka yang beriman. Yang memilih menaiki bahtera harapan. Itulah sejengkal kisah peradaban. Dihadirkan agar diambil pelajaran.
*****

Kali ini Saya tidak pada posisi membahas kisah Nabi Nuh sebagai ulama. Karena Saya tidak pakar dalam hal tersebut. Namun ijinkan hamba mengambil ibroh bisnis dari kisah Nabi Nuh.
Kisah Nabi Nuh dan Kapalnya mengusik fikiran Saya semalaman suntuk. Bagaimana kisah Nabi Nuh ini berkesuaian dengan apa yang terjadi dalam dunia bisnis sekarang : disruption atau penggilasan.
*****

Di tahun 1990an, santer terdengar isu perkembangan dunia telekomunikasi. Isu santer itu bernama Global System for Mobile-Communication atau yang disingkat dengan GSM. Ada isu besar, bahwa ada teknologi yang membuat manusia tak lagi berkomunikasi via kabel. Teknologi ini membuat manusia bisa terhubung secara nirkabel.

PT Telkom sebagai raksasa telekomunikasi sedang menikmati indahnya pembayaran tarif telepon fix line. Dengan bersumber dari pembayaran telepon rumah, Telkom sedikit terbuai, namun tidak untuk beberapa orang yang meyakini “Banjir Bandang” akan datang. Banjir Bandang itu bernama GSM.

Sejak tahun 1993, mereka bergerak mendirikan bakal calon anak perusahaan yang berteknologi GSM. Dan di tahun 1995, berdirilah Telkomsel.

Membangun Telkomsel 1995, ibarat membangun Kapal diatas gunung. Tidak sedikit pesimisme dan cibiran berdatangan dari yang tidak “mengimani” banjir bandang GSM. Itu kabar burung yang Saya dengar dari pendiri Telkomsel di generasi pertama. Mereka seakan orang-orang aneh dalam sejarah.

Di tahun awal pendiriannya, Telkomsel terseok menghadirkan layanan. Pelanggan sangat minim. Maklum, tekonologinya belum merata. Sejarah berlalu, banjir bandang terjadi. Arus GSM mengalir keras ke peradaban. Perangkat mobile phone menyesaki saku2 penduduk Indonesia. Peradaban telepon rumah seakan ditinggalkan. Sebagian dipertahankan sekedar syarat pencairan kredit bank.

Kini Telkomsel memasok mayoritas pendapatan Telkom Group. Perusahaan yang dahulu dicibir ini mendadak menjadi “Bahtera Nuh” bagi perusahaan raksasa telekomunikasi Indonesia. Selamat.
*****

Sejalan dengan cerita Nabi Nuh, teknologi GSM ini hadir bersamaan dengan teknologi internet, surel dan kerabatnya. Perusahaan jasa pengiriman nasional yang tak bisa Saya sebutkan namanya, entah bagaimana, tidak begitu mengimani kabar hadirnya “Banjir Bandang” Teknologi.

Kini perusahaan itu bertahan walau berat. Andai perusahaan ini sempat membangun “Bahtera Nuh”-nya, Saya yakin, keadaan perusahaan ini tak akan seperti kini. Aset2 perusahaan ini kini mulai menua dan tak terawat. Model bisnisnya mulai direvolusi jadi payment gateway dan ekspedisi barang. Walau terseok, mereka tetap bertahan. Persis seperti kampung paska banjir : recovery nya berat.
*****

Ada beberapa hal yang dapat kita petik ambil pelajaran :
1. Banjir Bandang Pasti Datang
Dalam dunia yang terus bergerak, perubahan adalah hal yang pasti terjadi. Yang jarang disadari adalah… perubahan yang terjadi akan berdampak seperti banjir bandang.

Perhatikan hal berikut ini : Anda berbisnis di industri kapal feri. Sebuah moda angkutan laut jarak pendek. Biasanya menghubungkan pulau antar selat. Apa yang terjadi jika pemerintah berhasil membangun jembatan atau terowongan bawah laut? Banjir bandang.

Anda berbisnis jualan pulsa, bagaimana jika suatu hari dunia terkoneksi internet, sehingga orang tidak perlu lagi membayar pulsa untuk berkomunikasi? Banjir bandang.
Anda memiliki bisnis kursus bahasa inggris, bagaimana jika suatu saat, ada platform edukasi bahasa inggris yang tidak lagi membutuhkan kehadiran fisik peserta didik? Banjir bandang.

Bisnis apa pun yang kita lakukan hari ini, tidaklah lepas dari ancaman banjir bandang. Karena begitulah dunia terus berubah

2. Bangunlah Bahtera Nuhmu
Banjir Bandang itu keniscayaan. Hal itu bukan ancaman ketika Anda berhasil membangun Kapal diatas gunung. Seperti Telkom yang membangun Telkomsel, Seperti Trans Grup yang berhasil memodifikasi Mallnya menjadi wahana rekreasi, karena mereka menyadari.

Bahwa orang tidak akan lagi datang ke mall untuk berbelanja, namun untuk rekreasi. Dan biarkan impulse buying sebagai trigernya. Apakah Anda sudah membangun kapal Nuh Anda?

3. Yang menghina hanya akan tenggelam
Lihatlah kisah Nabi Nuh, mereka yang menghina akhirnya larut bersama banjir bandang.
Ini persis seperti kesadaran Kodak pada kamera digital. Mereka mentertawakan konsep camera digital yang tidak ada film didalamnya. Kodak mentertawakan kapal Nuh yang dibangun canon. Dan sekarang kodak tenggelam dalam “kekufurannya”

Begitulah nokia, yang mentertawakan android. Nokia meng-agung2kan syimbian nya. Dan akhirnya mereka tenggelam bersama kesombongannya. Begitulah biro2 travel yang tidak move on ke perilaku digital. Mereka harus gigit jari melihat Traveloka melahap hampir seluruh market share penjualan tiket mereka. Mereka tenggelam bersama banjir bandang perubahan. (Bagoes; dari grup WA-72)-FR
———-

Sajian lainnya :
1. Kepemimpinan Rasul SAW
2. Dunia menjadi tujuan
3. Buku harian Sultan Murad IV
4. Mutiara haditz
———-

1-Kepemimpinan Rasul SAW
Pemimpin yg sesungguhnya ada pada Rasulullah SAW……..
Mari kita cari tau,….dan contek, bagaimana sosok pribadi beliau,……..
dan cross chek…..kriteria mana yg ada pd diri kita………..”

* Beliau tidak menyuruh kpd sesuatu kebaikan kecuali beliau org yg pertama melakukannya….
* Beliau tidak melarang sesuatu kecuali beliaulah yg pertama meninggalkannya….

* Beliau menang tapi tdk takabur…..
* Beliau dikalahkan tapi tidak putus asa….
* Beliau menepati janji dan melaksanakan yg dijanjikannya. (Sapuwan Ksg; dari grup WA-78)-FR

————

2-Dunia menjadi tujuan
Di grup ini kita sering membaca berita duka teman2 kita yg meninggal lebih dahulu.
Ada yg meninggal melalui proses sakit yg lama dan ada juga yg meninggal mendadak krn serangan jantung atau lakalantas dll, ada yg sdh usia tua tapi tidak sedikit yg usia muda dan masih aktif bekerja.

Mari kita sejenak merenung yg akan kita alami setelah kematian kita. “JADI MAYAT”
Baru kemarin dia cantik , ganteng dan jadi rebutan …
Sekarang ? , meskipun masih cantik masih ganteng tetapi tak ada yang sudi mendekatinya, apalagi memilikinya … !

Baru kemarin dia memikat, mempesona dan menarik simpati ..Tetapi sekarang , orang yang paling dekat hendak pendamkan jasadnya ke dalam tanah secepatnya . Baru kemarin dia selalu dinanti nanti , ditunggu tunggu …
Sekarang keluarga pun tak mau dia ada dirumah lama lama …

Baru kemarin dia lincah , gagah dan perkasa.
Tetapi sekarang , mengedipkan mata pun dia tak sanggup .!
Baru kemarin dia beli pakaian model terbaru.
Sekarang dia pakai pakaian model lama , dibungkus kain kafan !

Baru kemarin dia beli parfum kualitas import.
Sekarang tubuhnya wangi pandan dan kapur barus … !
Baru kemarin dia luluran di salon langganan …
Sekarang dia luluran dengan tanah kuburan … !

Baru kemarin dia selesaikan cicilan kendaraan baru milik pribadi …
Sekarang dia pakai kendaraan jenazah , inventaris masjid … !
Baru kemarin dia makan enak di restoran mewah …
Sekarang dia yang jadi makanan enak para cacing , ulat, kecoa dsb ..

Baru kemarin dia beli lampu kamar eksklusif 24 watt …
Sekarang dia dalam ruang gelap 24 jam … !
Baru kemarin surat rumahnya kelar …
Sekarang dia tinggal di lubang tanah … !

Baru kemarin dia minum jamu awet muda …
Sekarang daging di tubuhnya meleleh leleh … ! ‘APA YANG KINI DIA HARAPKAN …?”
Baru kemarin dia tidur lelap ketika adzan subuh …
Sekarang dia sangat berharap bisa ke masjid waktu subuh walau merangkak …

Baru kemarin dia lantang menentang dakwah Agama …
Sekarang ini dia sangat berharap ada yang ajak dia amalkan Agama …
MaShaa Allah… masihkah Dunia ini menjadi TUJUAN? Masihkah engkau berharap dapat bersantai disini ??? Tidakkah kita iri pada mereka yang dijanjikan surga olehNya, tapi tetap berusaha sekerasnya untuk beribadah sepanjang hari.

Dan kita ??? Sudah bangga dengan amalan yang biasa saja mengharap SYURGA…? (Ibin Llesmana; dari grup FB-ILP)-ILP)-FR
————

3- Buku harian Sultan Murad IV
Cerita ini diambil dari buku harian Sultan Murad IV / Sultan Turki Utsmani (Juni 1612 – Februari 1640).
Di buku hariannya itu diceritakan suatu malam sang Sultan galau, ia ingin tahu penyebabnya. Maka ia panggil kepala pengawalnya dan mengatakan ia akan pergi keluar istana dengan menyamar. Sesuatu yang biasa beliau lakukan.

Sultan : “Mari kita keluar, kita blusukan melihat wargaku”.
Mereka pun pergi, udara saat itu panas. Tiba2, mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah. Disentuh dan dibangunkan oleh Sultan, ia telah wafat. Orang-orang yang lewat di sekitarnya tidak ada yang peduli kepada mayat tersebut.

Maka Sultan memanggil mereka, kemudian mereka bertanya: “Ada apa? Apa yang kau inginkan?”.
“Mengapa orang ini wafat tapi tidak ada satu pun yang membawanya? Siapa dia? Dimana keluarganya?”
Mereka berkata: “Orang ini Zindiq, pelaku maksiat, dia minum khamar dan berzina dengan pelacur”.
Sultan : “Tapi . . bukankah ia juga umat Muhammad SAW? Ayo angkat dia, kita bawa ke rumahnya”.

Mereka pun membawa mayat laki-laki itu ke rumahnya.
Ketika sampai di rumahnya, saat istri laki-laki itu mengetahui suaminya telah wafat, ia pun menangis. Tapi orang2 langsung pergi, hanya sang Sultan dan kepala pengawalnya yang masih tinggal.

Sultan berkata kepada istrinya : “Aku dengar dari orang-orang disini, mereka berkata bahwa suamimu itu dikenal suka melakukan kemaksiatan ini dan itu, hingga mereka tidak peduli akan kematiannya”.

Sang istri : “Awalnya aku duga seperti itu. Suamiku tiap malam keluar rumah pergi ke toko minuman keras (khamar), kemudian beli sesuai kemampuannya. Ia bawa khamar itu ke rumah, dan membuangnya ke toilet, sambil berkata: “Aku telah meringankan dosa kaum muslimin”.

Dia juga selalu pergi ke tempat pelacuran, memberi mereka uang dan berkata: “Malam ini merupakan jatah waktuku, jadi tutup pintumu sampai pagi, jangan kau terima tamu lain”. Ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku: “Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa pemuda2 Islam”.

Tapi, orang2 yang melihat mengira ia selalu minum khamar dan berzinan. Berita ini menyebar. Sampai akhirnya suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku: “Kalau nanti kamu mati, maka tidak akan ada kaum muslimin yang akan memandikan jenazahmu, tidak ada yang akan mensholatimu, tidak ada pula yang menguburkanmu”.

Ia hanya tertawa, dan berkata: “Jangan takut sayangku, jika aku mati, aku akan disholati oleh Sultannya kaum muslimin, oleh para Ulama dan para Auliya”.

Sultan Murad pun menangis, dan berkata: “Benar! Demi Allah, akulah Sultan Murad, dan besok pagi kita akan memandikannya, mensholatinya dan menguburkannya”. Demikianlah, akhirnya jenazah laki-laki itu dihadiri oleh Sultan, para ulama, para syeikh dan seluruh warga masyarakat.

Kadang kita suka menilai orang dari apa yang kita lihat dan kita dengar dari omongan orang. Andai saja kita tahu yang tersembunyi di dalam hati seseorang, niscaya pasti kita akan menjaga lisan kita dari membicarakan orang lain. (Djoko Budi Santosa; dari grup WA-VN)-FR
———-

4-Mutiara haditz
Abu Huraira ra…. Mengatakan Rasul SAW bersabda, “Allah menyukai darimu 3 hal, dan membenci 3 hal.
Alah menyukai jika…….
*Kamu beribadah kpd NYA, tanpa menyekutukannya dengan sesuatu apapun,……
*Kamu selalu berpegang teguh pada agamaNYA…..
*Dan kamu tidak berpecah belah….

Allahpun membencimu dari 3 hal…
*Berkata yg tidak bermanfaat..
*Banyak bertanya untuk hal yg tdk berguna….
*Dan memubazirkan harta… (HR Muslim)……… (Sapuwan Ksg; dari grup WA-78)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close