Iptek dan Lingk. Hidup

Kopi Arabika Papua berpotensi besar

Jayapura – Mendag, Thomas Lembong, menyatakan, salah satu kopi Indonesia asal Papua berpotensi besar sebagai industri lokal dan jadi salah satu komoditas ekspor.

 

“Industri lokal itu termasuk kopi, salah satu tujuan khusus kunjungan kerja ini adalah terkait kopi. Tim Kementerian Perdagangan mengidentifikasi (kopi) sebagai suatu potensi besar,” kata Thomas, di Jayapura, Provinsi Papua, Minggu (12/6).

 

Thomas mengatakan, kelebihan kopi Papua tersebut memiliki keunggulan dari cita-rasanya dikarenakan kopi jenis arabika yang ditanam di dataran tinggi memiliki aroma lebih manis dibandingkan dengan kopi arabika lainnya, dan tidak banyak wilayah di Indonesia yang memiliki keunggulan tersebut.

 

“Saya juga belajar banyak dari pelaku usaha, kopi arabika itu makin tinggi untuk ketinggian tanamnya itu makin manis aromanya. Kelihatannya tidak banyak wilayah di Indonesia yang seoptimal itu, cuma Papua yang paling optimal dan tinggal membangun pembinaan petani dan pengolahannya,” kata Thomas.

 

Saat ini khususnya di Kab-Dogiyai, Provinsi Papua, butuh pembinaan dan investasi sarana prasarana, permesinan dan juga peralatan kemasan. “Saya di pusat kopi Dogiyai, diberi tahu seorang pembina bahwa mesin yang dipergunakan disumbang Jepang 1975, jadi mungkin perlu sedikit investasi. Harus ujung ke ujung, dan mungkin pasar juga bisa berperan,” kata Thomas.

 

Menurut Thomas, nantinya bisa dilakukan skema terpadu seperti disediakan tempat pengumpulan, pengeringan, pengolahan yang terletak di sebelah pasar rakyat. Perkebunan kopi di Kab-Dogiyai merupakan perkebunan peninggalan misionaris Belanda di tahun 1890-an.

 

Pada era tersebut, sebagian besar masyarakat Dogiyai adalah petani kopi. Seiring perubahan zaman, masyarakat mulai jarang menanam kopi dan beralih profesi menjadi buruh bangunan untuk mendapatkan uang lebih cepat.

 

Sementara itu, Kepala Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan bahwa Kabupaten Dogiyai juga memiliki lima UKM kopi yang salah satunya dibina Pastor Gereja. Selain kebun peninggalan Belanda, di Kabupaten Dogiyai juga terdapat kebun kopi SMP Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik (YPPK) seluas satu hektare.

 

“Sekolah ini menyelipkan pendidikan mengenai kopi pada kurikulum ajarnya sehingga murid-murid diajarkan memetik dan mengolah kopi di sekolah,” ujar Made.

 

Made mengharapkan, kopi Papua bisa menembus pasar ekspor dalam tiga tahun ke depan dan dapat disajikan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua tahun 2020. (/FER; ANTARA dan http://www.beritasatu.com/kuliner/369549-kopi-arabika-papua-dinilai-miliki-potensi-besar.html)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close