Pengalaman Anggota

Guyonan nunggu bedug Maghrib

Anak seusia 10 tahunan, umumnya lagi bandel bandelnya. Senang berkelompok, pekerjaannya main daripada bantu orang tua. Zaman remajaku dulu belum kenal TV, apalagi play stations, sering selepas sholat dzuhur, berebahan di surau sambil menunggu sore tiba.

 

Yang jelas ketika diluar udara sangat panas, maka dengan tidur tiduran dilantai surau yg dingin, rasa haus berkurang. Berlima kami terlentang hanya berselimut sarung bahkan ada yang belum pakai celana didalamnya. Hal  biasa bagi anak kampung.
Begitu hening dan sejuknya udara, beberapa teman  sudah ada yg mendengkur tidur. Karena kerasnya, ada seseorang terganggu dan kemudian pulang mengambil pisang. Saat kembali , dikupasnya,  pelan pelan potongan pisang tadi dimasukkan kedalam sarung tepat dibelakang pantat si pendengkur.
Dia kembali merebahkan diri ber-pura2 tidur dan menggeliat, mendesak tubuh pendengkur dari posisi miring menjadi telentang. Sambil menutup hidung berteriaklah dia , bau kentut, dan  yg lainnyapun  teriak  mengiyakan. Terbangunlah sipendengkur,

 

Dan mungkin karena terasa ada yang basah2 dingin dipantatnya dia jadi gelisah. Membayangkan risiko harus membersihkan najis di surau, diam diam keluar menuju jamban. Kami  pada tersenyum dan ada juga  yang mengintip ketika dia didalam.

 

Katanya,   sipendengkur meraba pantat kemudian menciumnya. Sialaann, teriaknya krn apa yg dibayangkan ternyata bau pisang. , untung tidak kemudian dimakan. Semoga terhibur kawan. (Sunarto SA; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close