Aku cinta Indonesia

Kementan-Unair targetkan 17 Juta ekor anak sapi

SURYA.co.id | SURABAYA-Kementan menantang sejumlah peneliti di Unair untuk ikut berkontribusi dalam swasembada pangan. Di antaranya hasil edukasi 20 desa, menerapkan Aplikasi Budidaya Lele Dumbo dan Intensif Aquaponik yang dilakukan Dosen Budidaya Perikanan dari Fakultas Perikanan Unair.
Serta target memanen 1,7 juta anak sapi berkualitas, jenis limousine guliver dan simental guard, yang dilakukan dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair. Ini disampaikan Mentan, Andi Amran S di acara Indonesia Research and Innovation Expo (IRIEx) 2016 di Airlangga Convention Center (10/11/16).

 

Mentan langsung memutuskan kerjasama dengan Unair tanpa didahului penandatanganan MOU. Keputusan ini diambil setelah menteri melihat langsung sapi jenis Limousine Guliver dan Simental Guard hasil inseminasi Unair dalam pameran hasil riset perguruan tinggi yang diikuti lintas kampus.

 

”Kami putuskan kerjasama dengan Unair meski belum didahului MoU. Kementan akan beli semen beku sebanyak 4 juta untuk wilayah Indonesia. Ini untuk mencapai target sapi indukan wajib bunting,” papar Andi Amran Sulaiman. Untuk anakan sapi tersebut, usia 10 bulan sudah berbobot 350 kg.

 

Untuk sapi lokal agar capai berat 350 kg perlu masa rawat selama 3 tahun. Anakan Limousine Guliver maupun Simental Guard yang besar berusia setahun, beratnya 1 ton lebih. Untuk mewujudkan target, Andi mempersilahkan anggaran dinasnya senilai Rp1,2 Triliun dicabut dan dialihkan untuk petani.

 

Dari pemanfaatan semen beku tahun 2015, kata Andi, mampu meningkatkan produktifitas daging dalam negeri. Provinsi Jatim pada 2015 mampu melahirkan pedet sebanyak 1,50 juta ekor.

 

“Setelah kerjasama dengan Unair, harapannya (panenan) lebih besar lagi. Tahun 2015, panenan sapi 1,4 juta ekor. Secara konsisten dan berkesinambungan, program akan dilanjutkan dan pada 2017 ditargetkan panen 1,7 juta ekor. Ini bisa menjadikan Indonesia swasembada daging,” ulasnya.

 

Khusus pengadaan semen beku, menurut Andi Amran Sulaiman, dialokasikan Rp1,5 – Rp2 Triliun. Selaian kerjasama dengan Unair, kementeriannya menempuh upaya ke swasembada daging sapi dengan cara lain. Yakni, import indukan sapi 20% dari total pengadaan semen beku. Andi meneyebut sudah koordinasi dengan kemendag terkait hal ini.

 

“Import induk ini untuk mempercepat swasembada daging. Sapi itu yang penting masuk wilayah RI, terlepas pengusaha mana yang mengimpor. Lahan seluas 1 juta hektre disiapkan pemerintah mendukung program ini,” pungkasnya.

 

Edukasi 20 desa untuk aquaponik diharapkan jadi modal desa untuk bisa memanfaatkan hasil perkebunan sendiri. Apalagi dalam hal ini bisa juga memanen lele. “Kami terapkan budidaya aquaponik ini pada 2 panti. Sehingga dalam 3 bulan bisa menghasilkan 1 ton ikan lele dan dapat memanen tanaman sayur tiap harinya,” papar dosen Budidaya Perairan, Prayoga.

 

Dikatakannya, pihaknya akan menindaklanjuti kesepakatan ini setelkah diberi kepastian 20 desa yang diedukasi. Kemudian menentukan kondisi desa agar bisa ideal untuk sistem budidaya ini.

 

Rektor Unair Prof M Nasih mengatakan, Unair banyak mensuplai kebutuhan semen beku dari banyak perusahaan perternakan di Tanah Air. Perusahaan ini yang memenuhi stok kebutuhan daging nasional. (http://surabaya.tribunnews.com/2016/11/11/gandeng-unair-kementan-target-panen-17-juta-ekor-anak-sapi-pada-2017)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close