Iptek dan Lingk. Hidup

Serial sampah(2/8)-Sampah dan dampaknya

Volume sampah meningkat seiring pertambahan penduduk. Kemen-LH mencatat tahun 2012 rata2 penduduk Indonesia menghasilkan 2 kg/orang per hari. Berdasar perhitungan itu diperkirakan volume sampah yang dihasilkan suatu kota tiap hari dengan mengalikan jumlah penduduknya 2 kg per orang per hari (Viva News, 2012).

 

Kemen-LH (2012) menyatakan volume sampah 3 tahun terakhir menunjukkan trend naik signifikan. Volume sampah 2010 ada 200.000 ton/hari dan tahun 2012 ada 490.000 ton/hari atau 178.850.000 ton setahun. Total sampah itu lebih dari 50%, sampah rumah tangga / RT (Viva News, 2012).

 

Sampah RT jumlahnya lebih dari 50% total sampah belum ditangani dengan baik. Baru 24,5% sampah RT di Indonesia yang ditangani dengan metode benar yaitu diangkut petugas kebersihan dan dikomposkan. Sisanya (75,5%) belum ditangani dengan baik.

 

Fakta itu ditunjukkan data RISKESDAS 2010 bahwa RT di Indonesia umumnya menerapkan 6 metode penanganan sampah, yaitu:

1) diangkut petugas kebersihan (23,4%),

2) dikubur ke tanah (4,2%),

3) dikomposkan (1,1%),

4) dibakar (52,1%),

5) dibuang di selokan/sungai/laut (10,2%) dan

6) dibuang sembarangan (9%) (Kantor Urusan Khusus Presiden RI untuk MDGs, 2012).

 

Fakta itu menunjukkan perilaku masyarakat yang belum peduli sampah RTnya. Perilaku sosial itu diprediksi berasal dari persepsi masyarakat yang menganggap sampah sebagai barang kotor, tidak berharga, tidak bermanfaat, dan tidak mempunyai nilai ekonomi.

 

Persepsi ini mendorong mereka mencari cara termudah dan murah menangani sampah RTnya yaitu membuang/ membakarnya. Hasil penelitian : Pembakaran sampah di tempat terbuka menghasilkan gas beracun serta dioxin berasal dari proses pembakaran plastik dan bahan beracun lain dalam sampah.

 

Keberadaan gas beracun ini menambah polusi udara (Damanhuri dan Padmi, 2010). Terkait UU No.18/2008 tentang Pengelolaan Sampah membuat larangan bagi tiap orang membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.

 

Tampaknya masyarakat belum dapat sosialisasi yang baik tentang pelarangan ini, sehingga perilaku bakar sampah di tempat terbuka terus dilakukan. Selama ini ada anggapan sampah menimbulkan dampak pemanasan global jika dibakar. Berdasar hasil penelitian anggapan itu tidak 100% benar.

 

Sampah yang dibuang begitu saja berkontribusi mempercepat pemanasan global karena sampah menghasilkan gas metan (CH4). Rata2 tiap satu ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan itu mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30x lebih besar dari CO2.

 

Gas metan di atmosfer dalam jangka 7-10 tahun dan dapat meningkatkan suhu 1,3° C/tahun (Norma Rahmawati, 2012). Sampah persoalan serius mengancam keberlanjutan lingkungan. Polusi yang ditimbulkan timbulkannya pada tanah, air dan udara merupakan komponen abiotik dalam ekosistem berdampak negatif pada kehidupan organisme dalam ekosistem, termasuk manusia bagian dari ekosistem.

 

Jika organisme dalam ekosistem tidak dapat beradaptasi terhadap kondisi ekosistem yang terpolusi, organisme dapat punah dan kepunahannya dapat menganggu kestabilan ekosistem. Rusaknya kondisi ekosistem itu mengancam keselamatan organisme lain dalam ekosistem, termasuk keselamatan manusia (Chiras, 2009).

 

Pemerintah menyadari pentingnya pengelolaan dan perlindungan LH sehingga menetapkan UU No. 23 / 1997 tentang Pengelolaan LH dan UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sejak Januari 2012 dikampanyekan gerakan Indonesia “Bersih, Asri, Indah (Berseri)” yang mensosialisasikan pengurangan sampah mandiri menggunakan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

 

Sayangnya gerakan ini tak berjalan baik karena kurangnya sosialisasi ke masyarakat (Antara News, 2012). Berdasar fakta2 di atas disimpulkan sampah merupakan masalah nasional yang berdampak serius pada kehidupan masyarakat dan kondisi lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya2 mengoptimalkan implementasi UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah.

 

Untuk itu pemerintah dan masyarakat perlu kerjasama sesuai peran dan fungsi masing2 agar dapat mengatasi persoalan sampah, sehingga kita dapat hidup lebih nyaman di lingkungan bersih dan sehat. Bersambung……….. (Purwanti Asih Anna Lestari; http://www.kompasiana.com/purwanti_asih_anna_levi/sampah-dan-dampaknya-pada-kehidupan-kita_5518255b813311a4689de839)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close