Iptek dan Lingk. Hidup

Aren (BT 119)

Sederet manfaat pohon Aren alias Kawung alias Enau atau Arenga pinnata, sejenis palem raksasa, mulai ujung daunnya sampai pangkal batangnya. Daging buahnya yang kenyal bening, sebagai pelengkap kolak atau bajigur.

 

Mengapa kolang-kaling tinggi harganya, karena tidak semua tandan itu berhasil jadi buah dan ketika jadi buahpun teramat sulit mengolahnya. Salah mengolah, getahnya menyengat membuat kulit luar biasa gatalnya.

Bunga Aren mengandung nektar yang disukai lebah, ratusan lebah mengerubuti bunga aren bila mekar. Tidak ada madu yang lebih manis dari madu Aren. Lebah juga mengangkut tepung sari (Polen) ke sarangnya. Tepung sari bunga Aren (jantan) berwarna kuning, sehingga tanah di bawahnya berwarna kuning menyala tertabur lapisannya.

 

Tapi permadani kuning itu tidak berumur panjang, karena dua hari kemudian, bunga-bunga yang sudah menjalankan tugasnya itu rontok menimbun. Anehnya tumpukan bunga itu masih juga dikerumuni lebah, entah apa lagi yang dicarinya.

Nira segarnya, dikenal dengan Legen, adalah minuman yang manis dan lezat asalkan belum mengeluarkan zat alkoholnya. Terlambat minum, rasanya berubah asam dan menjadi tuak, atau arak. Nira itu juga sebagai bahan dasar gula aren, jenis gula merah yang paling top.

 

Konon cara membujuk pohon ini untuk meneteskan niranya juga tidak gampang. Pokok tandannya sebelum diiris harus diayun-ayun dan di dimemarkan dengan dipukul-pukul oleh kayu pohon dadap. Tetesan getahnya kemudian ditampung dalam bumbung bambu.

Seluruh bahan daunnya yang bisa mencapai tiga meter, juga serba-guna, bisa sebagai atap dangau di tengah ladang. Lidinya lebih kuat dan kaku bila dibandingkan dengan lidi daun kelapa, tentu saja harganya juga lebih mahal.

 

Setidaknya semua, mulai kelopak daun, lidi dan daun adalah bahan kayu bakar yang mudah terbakar. Bagi yang seumuran dengan saya atau lebih, tentu pernah mencoba melinting daun kawung itu jadi rokok. Klepas-klepus seperti orang dewasa, tidak akan dimarahi otu, karena tidak pakai tembakau.

Ijuk pohon aren memiliki banyak manfaat : Bahan pembuat tali yang kuat dan tahan air, bisa juga dipakai sebagai atap. Atap ijuk sangat awet, lebih awet dari kayu kaso penyangganya. Juga bisa sebagai dasar resapan air yang efektif karena tidak mudah lapuk dan tidak luntur sekalipun direndam air.

 

Sedang batangnya yang banyak tonjolan bekas pelepah daun, bila dibelah mengandung tepung bahan pangan yang bermutu tinggi. Aren itu pohon yang aneh, makin tua pohonnya makin rendah tempat mencuat tandan buahnya dan makin mudah memanennya.

 

Masih banyak lagi manfaat aren bagi manusia. Sayangnya Aren sangat rewel tidak mudah tumbuh di sembarang tempat, hanya tempat-tempat yang kandungan air tanahnya banyak saja yang disukai aren untuk tumbuh.

Tentang Aren, saya teringat Almarhum Dr.Soewarso, pendiri Pan System, selain ahli telekomunikasi, juga pemerhati sastra Jawa, dari beliau saya diwulang ungkapan Jawa: “Janur Gunung” Janur Gunung disampaikan bila seseorang melakukan sesuatu yang jarang atau tidak pernah dilakukan sebelumnya.

 

Misal saya menyambut seorang tamu yang sebelumnya belum pernah datang ke-rumah, saya sapa dengan, “nJanur Gunung Mas, rawuh”. Janur adalah daun kelapa yang baru muncul, warnanya ke-kuning2an. Tapi yang dimaksudkan bukan kelapa, karena kelapa biasa tumbuh di pantai.

 

Janur yang tumbuh di gunung adalah Janurnya Aren. Maksudnya potongan kata “kadingaren”, jadi maksud sapaan saya kira-kira begini, “Kok tumben Mas, datang ke rumah”. Yah, bahasa Jawa memang rumit dan mbulet, saya akui saja. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close