Iptek dan Lingk. Hidup

Membangun Asean masa depan

Phnom Penh-Pertumbuhan yang inklusif, memanfaatkan kekuatan teknologi dan ketegangan geopolitik jadi isu utama yang dihadapi 10 negara Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Pertemuan di Phnom Penh, Kamboja, (berakhir, 12/5) ini untuk merayakan 50 tahun berdirinya ASEAN.

Melansir dari CNBC, Jumat (12/5) pertemuan ASEAN Economic Forum yang berlangsung 10-12/5/17, mengidentifikasi tiga gagasan utama untuk memperkuat ASEAN di masa mendatang.

 

Asean tidak membutuhkan model Uni Eropa
Didirikan akhir 2015, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ber-cita2 menerapkan integrasi ekonomi dan keuangan di negara2 anggota. Beberapa kalangan kerap tanya apakah kawasan ini akan mengadopsi Masyarakat Ekonomi Eropa seperti yang diterapkan Uni Eropa dan merangkul serikat moneter.

Vice Chairman General Electric John Rice yang jadi pembicara, mengatakan ASEAN tidak harus mengikuti model Uni Eropa. “ASEAN dapat membuat perbatasan menjadi titik temu sedemikian rupa sehingga setiap orang dapat keuntungan,” ujarnya.

Dan sambung Rice, ASEAN tidak harus menyatukan diri dengan mata uang tunggal seperti Uni Eropa, melainkan harus berkonsentrasi dalam meningkatkan perdagangan antar negara.

Direktur Eksekutif di Kantor Pelayanan Proyek PBB Grete Faremo mengatakan, ASEAN harus mengambil pelajaran dari model Uni Eropa, dimana saat ini sentimen anti-globalisasi begitu menguat. Untuk itu, ASEAN diharapkan membangun inklusi keuangan agar tidak menciptakan ketimpangan di sesama anggota.

 

Asean harus bersahabat dengan semua negara
Kebijakan Presiden AS Donald Trump dengan “America First” dan menyatakan keluar dari kesepakatan perdagangan Trans-Pacific Partnership, membuat banyak negara Asia Tenggara condong ke Beijing. Apalagi belakangan ini, China rajin menjanjikan investasi ke Asia Tenggara.

Meski demikian, AS tidak akan membiarkan dominasinya di Asia Pasifik, juga Asia Tenggara menjadi lemah. Dan Negeri Paman Sam dinilai akan mencegah meluasnya pengaruh Republik Rakyat China di kawasan ini.

Di tengah persaingan AS-China, penting bagi ASEAN untuk tidak memilih. Ahli politik asal Singapura George Yeo  mengatakan, ASEAN harus bersikap ramah dan netral terhadap semua negara untuk membangun ekonomi dalam rangka mencapai kesejahteraan negara-negara anggota.

Dalam 20 tahun mendatang, seiring meningkatnya basis infrastruktur ASEAN, ada kemungkinan negara2 Asean akan mencapai status kekuatan ekonomi pertama. Dan kesempatan itu harus dicapai dengan mencegah ketegangan AS-China merembet ke Asia Tenggara. “Jangan sampai ASEAN membiarkan ketegangan antara mereka menjadi di luar kendali,” ujarnya.

 

Asean harus meningkatkan pembangunan infrastruktur
Pemerintah negara2 ASEAN diminta harus meningkatkan pembangunan infrastruktur, terutama infrastruktur internet. CEO Axiata Group Tan Sri Jamaludin Ibrahim mengatakan konektivitas dan kecepatan broadband internet penting untuk pembangunan.

Tan Sri mengatakan pemerintah harus percepat dan memanfaatkan populasi muda ASEAN mendorong pertumbuhan ekonomi. “Ini menguntungkan setiap aspek masyarakat, termasuk bidang keuangan. Broadband adalah kesempatan kita untuk melompati negara maju,” terangnya. (ven; Bona Ventura; https://ekbis.sindonews.com/read/1204564/35/tiga-gagasan-membangun-asean-masa-mendatang-1494570558)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close