Selingan

Wayang Gatutkaca(18)-Senjata Kunta: Kekeliruan

// Episode kali ini ditulis dengan gaya berbeda. Agak ngawur. Demikian harap maklum //
Kunta, nama senjata sangat sakti pemberian dewa. Senjata ini berupa keris / tombak. Dia bisa dipakai sebagai keris seperti saat masih baru (milik dewa) atau bisa juga dipasang di ujung anak panah sebagai senjata panah. Bagaimana Karna memperoleh senjata ampuh & andalan ini, kronologisnya begini.

Alkisah suatu saat dewa merilis senjata baru bernama Kunta (Kunta Wijayadanu) dan mau diberikan ke manusia yang paling berjasa kepada dewa dan berprestasi lain yang bagus, manusia terbaik. Kemudian diumumkan di koran2, siapa saja yang mau boleh ikut sayembara guna mendapat Kunta, semacam tender terbuka.

 

Ber-duyun2lah wayang membuat proposal, mencalonkan diri dan untuk orang lain (mirip penentuan pemenang Kalpataru jaman ini), tidak terkecuali Arjuna. Proposal dilengkapi referensi dari atasan, bawahan, keluarga, tetangga, oraganisasi, dll. Referensi dari pemuka agama diperlukan sebagai bukti Iman kuat, dari Budayawan juga kalau calon berjasa bidang budaya, kesenian atau OR.

 

Tidak ketinggalan semua piagam / piala OR disertakan, OR berkeringat yang disebut sport semacam ping-pong, sepak bola, tangkis bulu, dll. juga yang tidak sampai berkeringat yang disebut “games” seperti bola sodok, karambol, catur, bridge, dll. Kalau bahasa dalang dengan bertapa, di hutan, menjauhi keramaian dan kesenangan dunia.

Dari banyak proposal yang masuk maka Arjuna dianggap terbagus. Bukti2 jasa2nya seabreg kepada para dewa dan sesama manusia di amini panitia, yang terdiri dari para dewa senior. Maka Arjuna ditetapkan sebagai pemenangnya dan berhak atas senjata Kunta.

Pengumumam pemenang itu dilaksanakan di Aula luas di kota yang di depannya ada alun2 luas juga. Banyak yang hadir saat itu. Peserta bersama kawan, keluarga, instansi dan pendukung, serta fans-nya. Tentu saja tak ketinggalan wartawan koran, radio dan televisi.

Panitia yang terdiri para dewa itu lantas memanggil semua peserta untuk kumpul di aula, di salah satu tempat di bumi ini. Batara Narada sebagai ketua panitia segera mengumumkan pemenang yang berhak menerima Kunta. Saat mau diumumkan itu Arjuna berada toilet, maklum stress berat menunggu pengumuman dan malam sebelumnya kebanyakan makan yang pedas2.

Narada wakil presiden para dewa (dalam rangka membuat kejutan) memanggil orang di depannya yang sangat mirip Arjuna. Orang itu maju dan Narada kemudian menyerahkan Kunta kepadanya, sebab Narada mengira dia Arjuna. Tentu orang itu dkk. Upacara selesai dan hadirin bubar, termasuk Narada yang menuju kendaraan dinasnya untuk kembali ke kantornya.

Syahdan ada wartawan terlambat datang ke upacara itu, karena jalan macet akibat ada demo dan banyak sampah bertumpuk di badan jalan. Si wartawan saat berpapasan dengan Narada menuju kendaraan dinas tadi mencegat dan bertanya, siapa yang memenangkan tender terbuka itu dan dijawab oleh Narada dialah Arjuna.

Ketika ditanya alasannya, Narada menjawab Arjunalah yang terbanyak jasanya ke : Rakyat, negara dan para dewa . Dia rajin beribadah. Prestasi OR khususnya memanah juga hebat, dia jawara di bidang ini, kecuali pernah dipermalukan sekali oleh pemanah bukan unggulan yaitu Palgunadi.

 

Di bidang seni juga berprestasi karena dia pandai menari bahkan pernah menjadi dosen tari. Pokoknya paling lengkap. Wartawan hanya bisa manggut2. Wartawan ke aula disana banyak orang dan bercerita tentang kemenangan Arjuna pada kompetisi ini. Informasi dari pihak yang berwenang, Narada, ketua panitia, yang ketemu di jalan tadi.

Berita ini membuat geger hadirin, sebab mereka tahu pemenangnya bukan Arjuna dan Kunta telah diserahkan kepadanya. Ketika Arjuna bertanya dengan serius dan mau menamparnya jika bohong, sang wartawan sumpah2 dia tidak bohong dan sanggup disambar geledek tujuh kali kalau ngibul.

Arjuna mendatangi orang itu yang ternyata wajahnya mirip dengannya dan minta senjata Kunta haknya. Tentu orang itu menolak, maka terjadilah percekcokan yang berujung ke perkelahian. Ramai dan lama sekali mereka berkelahi. Berita perkelahian inipun segera menyebar ke seantero penjuru bumi dan langit dan akhirnya sampailah ke Narada.

 

Narada menyadari telah memberikan Kunta ke orang yang salah, dia menyesal dengan kejadian ini. Dia mengira yang tadi diberi senjata Kunta adalah Arjuna, padahal dia bukanArjuna. Mereka sangat mirip bak saudara kembar. Lha dewa kok ya bisa salah melihat wajah seseorang dan salah memberikan benda penting, berharga dan berbahaya itu.

 

Nggak habis2nya Narada menyalahkan diri sendiri, tentu di dalam hati saja, tidak disampaikan ke orang lain, apalagi wartawan. Narada kemudian kembali ke depan aula tempat dua orang dengan wajah mirip sedang berkelahi.

Saat itu Arjuna yang mau merampas paksa senjata Kunta berhasil memegang warangka alias sarung senjata itu, orang itu memegang gagangnya. Ketika Arjuna sekuat tenaga membetotnya, lepaslah Kunta dari sarungnya. Keduanya orang itu jatuh terjengkang ke belakang. Orang itu memegang gagang beserta kerisnya, dan Arjuna mendapat sarungnya.

Pada saat itu Narada datang memisah yang berkelahi dan mengatakan kejadian ini “sudah kehendak dewa”, alasan sakti yang tidak akan dibantah siapapun. Lalu Narada memerintahkan atau menetapkan orang itu tetap sebagai pemilik senjata Kunta dan Arjuna sebagai empunya sarungnya. Walaupun sarungnya juga tidak kalah ampuhnya dari senjatanya, katanya, kata Batara Narada.

Sebagai penutup Narada berkata bahwa suatu saat nanti Kunta senjata dan sarungnya akan menyatu kembali ketika ada peristiwa “curiga manjing warangka”. Bersambung Jum’at depan…….; (Widharto KS-2017; dari grup FB-ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close