Selingan

Di Kazakhtan-sekolah dengan berburu Elang

Almaty-Almaty pernah jadi ibukota Kazakhstan 6 tahun, sebelum dipindah ke Astana. Kota di areal pegunungan, di kaki bukit Trans-ili Alatau ini kota terbesar di negara Kazakhstan. Jejak Uni Soviet banyak tertinggal di sini karena Almaty pernah jadi pusat kekuasaan Uni Soviet sejak 1918

 

Di bawah kekuasaan Uni Soviet puluhan tahun tidak membuat Kazakhstan kehilangan jati dirinya. Mereka terus melestarikan budaya dan tradisi, hingga meneruskan ke generasi muda. Dan sejak merdeka 1991, kehidupan beragama lebih bebas dijalankan termasuk bagi muslim. Menjadikan Islam sebagai pedoman hidup mereka.

Budaya Kazakhstan kini kembali hidup, setelah puluhan tahun dipasung . Di area pedesaan, aura ini lebih terasa. Desa Nura tujuan pertama. Desa ini 120 km di Tenggara Almaty. Tradisi tertua di Kazakhstan adalah berkutchi atau berburu dengan elang.

 

Karena bentuk alam berupa daratan dan gunung, maka berburu dengan elang adalah cara paling tepat untuk bertahan hidup. Meski modern, namun berkutchi masih dilakukan, tidak hanya oleh dewasa juga anak2. Nura desa tertersohor di selatan Kazakhstan, sebagai tempat lahirnya berkutchi andal.

 

Desa Nura dikelilingi oleh padang savana luas dan pegunungan Tien Shan, yang menjadi tempat ideal untuk bersarang burung elang. Ketika zaman nomaden, berburu dengan elang digunakan untuk bertahan hidup , demi mendapat daging dan bulu penghanga. Namun sekarang, berkutchi dianggap sebagai olahraga bergengsi.

Menariknya, Desa Nura ini juga menjadi tempat lahirnya berkutchi junior, yang masih berusia belasan tahun. Seperti Bekasyl ini. Umurnya baru 12 tahun, dan dia sudah belajar selama 4 tahun. Bekasyl merupakan generasi ke-8 dalam keluarganya yang menjadi berkutchi.

 

Meski masih belia, Bekasyl sangat mahir mengendalikan elangnya. Ia sering memenangkan berbagai kejuaraan berkutchi junior, di wilayah Almaty. Bekasyl meneruskan kepiawaian kakek dan ayahnya, yang juga sering mendapat penghargaan.

Adik Bekasyl, Beksultan juga seorang berkutchi. Ia telah belajar sejak 3 tahun lalu, saat berusia 7 tahun. Medali juara pun pernah ia dapatkan.

Karena masih kecil, Beksultan menggunakan falcon atau alap-alap yang sesuai dengan ukuran tubuhnya. Burung pemangsa terkecil di dunia ini, punya penglihatan tajam seperti elang, dan bisa terbang hingga kecepatan 300 km per jam. Sehingga cocok dijadikan hewan pemburu.

 

Pemerintah Kazakhstan memang begitu peduli dengan berkutchi, sehingga ada pula sekolah untuk belajar menjadi pemburu andal. Menggunakan gedung sekolah umum, kelas berkutchi diajarkan setiap akhir pekan di Desa Nura.

Rata2 jumlah siswanya bisa 20 orang. Siapa saja bisa belajar di sini, gratis. Semua disubsidi pemerintah Kazakhstan. Usia murid juga tidak dibatasi, anak-anak hingga dewasa semua diterima. Sang pengajar, Junis Tohtasinuly, memiliki reputasi berkutchi lebih 30 tahun. Kini, ia lebih banyak menikmati mencurahkan waktunya untuk mengajar.

Layaknya sekolah pada umumnya, mereka juga belajar di kelas. Murid-murid diajarkan tentang profil elang, hingga teknik untuk melatihnya. Setelah dirasa mampu, mereka akan belajar langsung ke alam. Perbukitan dipilih sebagai tempat awal, sebelum menjajaki area pegunungan.

“Menjadi pemburu tidak hanya sebuah tradisi turun temurun dalam keluargaku, tapi aku juga bangga menjadi seorang berkutchi. Aku melakukan ini setiap saat, aku sangat menyukai menjadi berkutchi, dan ingin melakukannya hingga dewasa,” ujar Bekasyl.

Berkutchi, sebuah tradisi warisan bangsa nomaden yang terus dipelihara dan menjadi kebanggaan warga Kazakhstan. (Kiki Larasati; https://news.detik.com/berita/d-3535882/menilik-sekolah-berburu-dengan-elang-di-kazakhstan)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close