Psikologi

Kebiasaan Ortu berakibat perilaku anak tidak baik(6/17)

11-Hadiah untuk perilaku buruk anak

Acap kita tidak konsisten dengan pernyataan kita. Bila hal ini terjadi, tanpa disadari kita mengajari anak untuk melawan kita. Contoh klasik dan sering saat kita bersama anak di tempat umum, anak merengek minta sesuatu dan rengekennya jadi teriakan dan ada gerak perlawanan.

 

Anak terus cari akal agar keinginannya dikabulkan, bahkan sering membuat kita ortu malu. Pada saat inilah kita sering luluh karena tidak sabar dengan rengekan anak. Akhirnya kita mengiyakan keinginan Anak. “Ya kamu ambil satu permennya. Satu saja ya”. Pernyataan ini hadiah perilaku buruk. Anak akan mempelajarinya dan menerapkan pada kesempatan lain, mungkin dengan cara yang lebih heboh.

 

Menghadapi kondisi ini, tetaplah konsisten; tak perlu malu / takut dikatakan ortu kikir /tega. Orang berfikir demikian belum baca buku tentang ini dan mengalami masalah sama dengan kita. Ingat kita mendidik anak, Sekali kita konsisten anak tak akan mencoba lagi. Tetaplah KONSISTEN dan pantang menyerah. Apapun alasannya, jangan memberi hadiah pada perilaku buruk si anak.

 

12-Merasa bersalah karena tak bisa memberi yang terbaik

Kehidupan kota besar memaksa sebagian besar ortu menghabiskan waktu di kantor dan di jalan raya daripada bersama anak. Terbatasnya waktu ini menyebabkan ortu merasa bersalah atas situasi ini. Akibat perasaan ini, ortu menyetujui perilaku buruk anaknya dengan ungkapan yang sering dilontarkan, “Biarlah dia seperti ini mungkin karena saya jarang bertemu dengannya…”

 

Makin kita merasa bersalah pada keadaan, makin banyak kita semai perilaku buruk anak. Makin memaklumi perilaku buruk anak, akan makin sering ia melakukan. Sebagian besar perilaku anak bermasalah yang pernah penulis hadapi bersumber dari cara berpikir ortu seperti ini.

 

Apa pun yang bisa kita berikan secara benar pada anak, adalah hal yang terbaik. Kita tak bisa bandingkan kondisi sosial ekonomi dan waktu kita dengan orang lain. Tiap keluarga punya masalah unik, tidak sama. Ada yang punya kelebihan pada aspek finansial tapi miskin waktu ketemu anak dan sebaliknya.

 

Jangan memaklumi hal yang tidak baik. Lakukan pendekatan mutu jika kita hanya punya sedikit waktu; gunakan waktu minim itu untuk berbagi rasa sepenuhnya antara sisa2 tenaga kita, memang tidak mudah. Tapi lakukan demi mereka dan keluarga kita, anak akan terbiasa.Bersambung…….; Tjokroaminoto360; (https://tjokroaminoto360.wordpress.com/2010/08/29/37-kebiasaan-orang-tua-yang-menghasilkan-perilaku-buruk-pada-anak/)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close