Pengalaman Anggota

Selamat Jalan Pahlawan Pensiunan

Saya beruntung sempat bersinggungan kerja dengan alm. pak Eddy Praptono. Saya Ketua P2Tel dan beliau Presdir Dapentel. Dalam keseharian kami berdua berteman baik, malah beliau masa kecilnya di jalan Nongkojajar-Sarangan Malang.

 

Kakek saya Ketua RT-nya, dengan kupon pak Eddy rutin ambil jatah minyak tanah ke rumah kakek. Tapi dalam tugas, Dapentel (saat itu) adalah pelampiasan ketidakpuasan pensiunan, terutama yang pensiun sebelum Juni 2002. Dapentel adalah palang pintu Telkom dalam menghadapi “serangan” pensiunan.

Namun beliau sareh, sabar dan apapun cacian pensiunan diterima dengan tegar tanpa mengurangi atau menunda satu rupiah pun hak P2Tel. Beliau sangat paham organisasi p2tel, harus memiliki karakter militant untuk memperjuangkantuntutan anggautanya yang menerima ketidak adilan.

 

Beliau malah meyakinkan Dewan Pengawas Dapen untuk memahami bahwa wajar bila P2Tel menempuh semua cara yang legal untuk meperjuangkan tuntutannya dan jangan malah dimusuhi. Beliau masih muda namun wawasannya betul2 bijak seperti orangtua.

Diam2 beliau mempersiapkan konsep Dua Dapen yang manjur untuk menyelesaikan masalah ketidak adilan ini secara menyeluruh. Dapen Satu khusus untuk pensiunan sebelum Juli 2002 diberi likuiditas (RKD, Rasio Kecukupan Dana) yang jauh diatas kebutuhan, katakan 170%, sehingga secara bertahap bisa menaikan MP pensiunan tua.

 

Akibatnya Dapen Dua, yang untuk pensiunan setelah Juni 2002 terpaksa berkorban RKD nya melorot dibawah 100%, namun selama Telkom masih eksis hak MP Pensiunan muda tidak akan terganggu, karena Telkom wajib memenuhinya. Konsep ini sangat indah, sekalipun ada resiko untuk pensiunan muda / baru.

Sayangnya konsep ini gugur di RUPS Telkom, ditolak pemegang saham utama. Ada ketidak kompakan justru di dalamTelkom sendiri yang tidak bulat mendukung usulan ini. Almarhum sedih dan beliau berani dengan lantang bicara dan berjuang di forum RUPS. Tentu keberanian beliau beresiko dalam jabatan namun beliau tegar, ucapnya dengan tegas, “Ora Pateken”, dengan logat Malang yang medok.

Bagi saya beliau adalah pahlawan Pensiunan Telkom. Kami tidak lupa jasamu. Semoga Allah SWT mengampunimu, menerima semua amalmu, melapangkan kuburmu dan membukakan pintu surga untukmu.  Selamatjalan pahlawan. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close