Pengalaman Anggota

Efek Reboan 2-Balado (FE 058)

Pak Agus Utoyo, sebelum berangkat Reboan di JVR Jogja, mampir ke rumah saya di Gundengan Tempel. Dari kebunnya di Ambarawa, beliau bawa cabe merah keriting dan labu Siam. Matur nuwun sanget.

Oleh2nya terlampau banyak dan tak mungkin habis kami makan sendiri dan saya bagikan ke tetangga2. Sisa cabe yang masih banyak ini diapakanya? Istri saya membuka kulkas dan menemukan satu kantong plastik ikan wader goreng,

“Apa ikan ini dibalado?” Saya angkat jempol ! Cocok. Saya sarankan, bumbunya jangan diblender, tapi di tumbuk pakai lumpang batu. Lumpang itu dan alunya saya beli di pembuatnya di Muntilan, praktis untuk menghancurkan bumbu yang banyak dari pada pakai cobek yang melelahkan untuk balung tua ini. Bumbu balado yang diblender, selain tak sportif, rasa dan penampilannya kalah jauh dengan manual.

Seperti biasa istri saya selalu pakai pakem bumbu minimalis, cabe merah, bawang merah, bawang putih, karena ikan wadernya asin, garamnya sedikit saja. Ya cuma itu. Bumbu yang sudah dihaluskan di tumis sampai layu dan ikan gorengnya langsung dicampurkan.

Bukti masakan ini lezat, anak saya lahab menyantapnya. Padahal biasanya makannya sukar. Ketika tulisan ini saya buat, saya bermaksud memotretnya, namun sudah terlanjur tandas. Masakan ini mengingatkan puluhan tahun lalu, saya menyantap menu sejenis di tepi danau Maninjau. Lupa nama ikannya, apa sejenis wader atau beunteur.  (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close