Kesehatan

Home made membuat anak tak pilih2 makanan

Ngomong tentang anak2 tentu bagi teman2 berarti bicara tentang cucu. Maklum anda adalah pensiunan. Namun tidak ada salahnya kita ikuti cuplikan dari lifestyle.kompas.com siapa tahu bermaanfaat bagi cucu2 anda :

 

Setelah 6 bulan pertama mengonsumsi air susu ibu (ASI), bayi dibiasakan mengonsumsi makanan lain, atau yang lebih dikenal dengan makanan pendamping ASI (MP ASI). WHO merekomendasikan ortu memberi makanan bervariasi, seperti daging, ayam, ikan, telur, buah, serta sayuran pada anak di usia ini.

 

Jika Anda beli makanan jadi daripada membuat sendiri, fakta ini mungkin bisa dipertimbangkan. Hasil studi yang publikasikan pada awal tahun ini dari University Health Centre and the Montreal Children’s Hospital menunjukkan anak yang sejak dini dibiasakan mengonsumsi masakan rumah (homemade food) cenderung menyukai hampir semua jenis makanan.

 

Memasak makanan untuk si kecil membuat ibu2 terus bereksplorasi dengan varian2 makanan. Tiap hari, Anda akan pilih bahan berbeda agar buah hati tak bosan. Bayi dan anak2 cenderung memilih urusan makan. Di sini, kreativitas Anda diuji. Anda akan mengombinasikan bahan makanan agar diterima di lidah si kecil. Tentu kandungan gizi yang terjaga.

 

Biasa mengonsumsi varian makanan2 sejak bayi, tentu si kecil tak pilih2 makanan kemudian hari. Segala rasa dan tekstur makanan familier dikecapnya. Dikutip dari Reuters, (24/2/17), penelitian mendapati bayi yang mengonsumsi homemade food memiliki berat badan tetap normal. Sebab kandungan gizi buatan rumah terus dijaga. Di sisi lain, makanan jadi cenderung mengandung sodium dan gula tinggi.

 

Homemade food mencegah anak2 obesitas dan penyakit kronis akibat pola makan salah,” ujar peneliti, dr Elise Mok, dari Research Institute di McGill University Health Center dan Montreal Children’s Hospital.

 

Malas Memasak

Meski ada manfaat2, nyatanya memasak sendiri jadi hal dihindari perempuan2. Tiga alasan yang membuat enggan masak sendiri di antaranya tak punya motivasi, tak punya ilmu, dan sibuk atau malas. Chef Arnold Poernomo menuturkan ketiga hal ini bisa disiasati.

 

“Kalau saya, coba memasak yang saya suka,” katanya  dikutip Antara, (5/3/14). Ini memotivasi diri  sehingga perempuan mau terjun ke dapur. Kesehatan dan tumbuh kembang anak bisa memunculkan motivasi kuat sang ibu. Ibu biasanya melakukan apa pun demi buah hatinya, apalagi menjaga kesehatan.

 

Jjika tak punya ilmu dan tak pandai memasak, Teknologi di zaman now bisa dimanfaatkan mengatasi hal ini. “Kalau tidak tahu resep satu masakan, cobalah cari lewat internet atau buku2 resep,” saran Chef Arnold. Bagi Arnold, semua orang pada dasarnya bisa memasak jika ada kemauan.

 

Jika motivasi dan panduan memasak siap, luangkan waktu dan usir rasa malas. Memasak itu proses panjang. Dari menyiapkan peralatan dan bahan, hingga membereskannya. Apalagi bagi ibu, waktu seakan singkat karena banyak hal yang harus diurusi, terlebih bagi ibu yang juga bekerja.

 

Ini bukan alasan tidak membuatkan homemade food dari pada makanan siap saji. Anda bisa menyiapkan menu sederhana yang sering direkomendasikan Medsos. Coba ketik pencarian “10 minutes cook” atau kata kunci lain. Anda mudah menemukan resep2 yang bisa dibuat tanpa banyak waktu.

 

Siapkan peralatan dapur atau memasak (kitchen appliances) yang sesuai dan mendukung aktivitas Anda.

(Aningtias Jatmika; Dimas Wahyu)

Monggo lengkapnya klik aja :  (http://lifestyle.kompas.com/read/2017/11/28/124720120/kata-peneliti-homemade-food-bikin-anak-tak-lagi-pilih-pilih-makanan)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close