Islam

Peradaban Madinah diterapkan di Medan

(republika.co.id)- REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-Khatib H Ahmad Zuhri mengatakan hubungan Idul Fitri dengan awal peradaban Kota Madinah dapat dipelajari dan diterapkan di Kota Medan.

 

“Kota Medan yang majemuk dan plural di bawah slogan ‘Medan Rumah Kita’,” kata Ahmad dalam khutbahnya pada shalat Idul Fitri 1439 H, di Lapangan Merdeka Medan, (15/6). Menurutnya peradaban yang dibangun Nabi SAW berpondasi 4 pilar yang dibangun atas dasar kesadaran dan kebersamaan. “Hal yang sama Insya Allah dapat diterapkan di Medan” ujarnya.

 

Ke-4 itu : Pertama pembentukan pranata social, sistem tata kelakuan yang berpusat pada aktivitas2 memenuhi kebutuhan2 khusus dalam masyarakat. Pranata sosial yang dibangun Rasul SAW, masyarakat yang taat aturan hukum dengan membangun persaudaraan antara pendatang dari Makkah (Muhajirin) dan penduduk asli (Anshar) Madinah.

 

Itilah sekarang, Rasul membangun civil society (masyarakat madani:, yaitu menjunjung tinggi aturan2 etika, adat, budaya dan hukum tanpa paksaan dari siapa pun dan tanpa membedakan pada siapa pun. Upaya menjadikan Medan seperti Madinah ketika itu niscaya dan pasti. Kerja sama masyarakat Medan dengan berlatar belakang yang beragam, agama, suku, bahasa dan ras.

 

“Jika semua bersatu melakukan nilai dan tuntutan pranata sosial secara kolektif dan bersamaan, niscaya Medan akan jadi kota nyaman, sejuk. damai dan sejahtera,” kata Dosen Tafsir Alquran Universitas Islam Negeri Sumatra Utara (UINSU) itu.

 

Kedua adalah kebersamaan. Setelah berhasil membangun Madinah, dengan mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar, bukan berarti Rasul SAW terbebas dari kritik dan tantangan. Semua kritik disikapi dengan bijak demi keutuhan perjuangan dan peradaban Madinah yang baru terbangun.

 

Ketiga, kesalehan sosial. Setelah berpuasa sebulan, Rasul SAW menganjurkan membayar zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri. Zakat fitrah jadi penyempurna amal kebaikan sepanjang Ramadhan.

Ke-4 :  toleransi. Islam pada prinsipnya adalah agama yang sangat tasamuh/toleran.

 

Dalam hadis nabi: “Aku diutus membawa agama yang lurus dan toleran. “adalah konsep moderat untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerja sama di antara komponen2 masyarakat yang berbeda. Beda agama, suku bangsa, etnis, bahasa dan budaya.

 

“Toleransi itu konsep agung yang mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran-ajaran agama, termasuk Islam,” kata Ketua BWI Kota Medan itu.

 

Dalam shalat Idul Fitri 1439 H itu, tampak Gubernur Sumut HT Erry Nuradi, Wali kota Medan HT Dzulmi Eldin dan puluhan ribu ummat. (Ani Nursalikah;  Bahan dari : Antara dan  https://www.republika.co.id/berita/ramadhan/kabar-ramadhan/18/06/15/pack64366-peradaban-kota-madinah-bisa-diterapkan-di-medan)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close