Opini dan sukses bisnis

Mama2 Muda Mendaur Ulang Barang Bekas dan mendulang uang

(liputan6.com)-BANDUNG; Punya barang bekas gak dipakai? Daripada dibuang mending diberikan saja ke Enie Mu’alifah (43). Sebab dari kreasi ibu rumah tangga ini barang bekas termasuk plastik dapat didaur ulang jadi benda baru penuh cita rasa seni.

 

Aneka sampah plastik seperti bungkus plastik laundry, kantong kresektrashbag, dan plastik2 kecil ini misalnya. Di tangan Enie, plastik itu dibuat jadi kostum dengan sentuhan seni yang mirip gaun asli. Kostum lainnya lebih unik. Memanfaatkan karung bekas, ranting pohon dan kulit pohon, dia ciptakan kostum mirip gaun mewah.

 

Selain fesyen, ia juga membuat suvenir berbahan kayu hingga batok kelapa. Juga aksesori2 yang bisa menjadi hiasan di rumah. Enie membuat dan menjual produk2 daur ulang Barang Bekas itu di rumahnya, Jalan Pamitran IV, Kompleks Panghegar Permai, RT 05/09, Kelurahan Cipadung Kulon yang terletak di Kecamatan Panyileukan, Bandung.

 

Jika di zaman now orang berjualan online lewat situs web ataupun media sosial, tidak demikian dengan Eniem. Pemesan produk daur ulang Barang Bekas hanya bisa langsung dipesan di tempat.

 

Ikut Dilombakan

Monumen nyeleneh terpajang di halaman rumah Enie. Kebetulan, rumahnya tidak memiliki pagar yang justru membedakan ia dari penghuni lain di kompleks itu. Terali warna hitam ukuran 2×1 mt itu berbentuk vertikal. Bagian depan ada sepatu bot, kabel bekas, spion bus hingga perkakas dapur. Monumen itu penanda bahwa barang bekas bisa diubah jadi produk yang bernilai seni.

 

“Itu temanya ‘Membumi’. Bentuknya seperti orang terbalik dengan maksud seperti apa pun juga kondisi kita baik ketika terjatuh tidak akan terpuruk karena berpegangan pada tali, yaitu pada keyakinan,” ucap Enie, menjelaskan filosofi monumen itu.

 

Bagi Enie, monumen itu bukan maksud untuk dipuja, namun ingin memberi makna. Begitu juga ketika ia melakoni kegiatan mendaur ulang plastik 2013 silam. Ketika itu, Enie membuat kostum berbahan plastik guna ditampilkan dalam perayaan 17 Agustus. “Awalnya suka bikin kostum di acara agustusan, di sekolah dan sering dilombakan. Makin ke sini banyak tetangga ingin gabung,” ungkap Enie.

 

Karena antusias ibu2 kompleks, barang yang digunakan membuat kerajinan seni makin berkembang. “Termasuk kalau lihat tukang rongsok itu senang banget. Ada barang elektronik tidak terpakai kita buat sesuatu, ada alat dapur kita bikin juga jadi instalasi” ujarnya.

 

Akhirnya, dengan konsep mengubah barang bekas dan plastik jadi produk artistik, sebanyak 11 ibu2 tergabung dalam wadah Rastik Sekar Jagad atau barang bekas jadi antik, senang berkarya jaga budaya.

 

“Kita ingin menghasilkan produk bermuatan budaya sendiri, tapi menampilkan keindahan dan kecantikan yang setiap orang saat melihatnya jadi terpesona” tuturnya.

 

Mendulang uang dari barang terbuang

Enie bukan seniman apalagi kuliah di jurusan seni, senang karya2nya diapresiasi orang2. Selain dilombakan, produknya terbilang menghasilkan. Suvenir dari bahan kulit kayu yang ia temui di jalan, misalnya. Harganya Rp 100 ribu. Kostum yang dibuat be-minggu2 harganya bisa Rp 750 ribu.

 

Bahan bakunya diambil dari plastik, karung dan benda yang tak terpakai. “Semakin ke sini saya jadi banyak mempelajari soal lem, cat saja. Untuk desain saya tidak ambil pusing. Malah tidak ada satu pun yang pakai sketsa”. Kalau harus dikerjakan ramai2 itu juga tidak harus saling memaksakan kehendak.

 

“Kita lakukan dengan senang. Tiap orang punya karakter berbeda dan itu uniknya” kata Enie. Pernah suatu waktu, Enie membuat kostum dari bahan kertas. Alih2 menciptakan kreasi baru, kostum yang dibuat malah jadi sampah. Sebab, kertas bukan tipe benda yang disimpan lama dan awet.

 

Selain kini bisa menghasilkan uang, dia dan ibu2 RT 05 berkegiatan seperti biasa. Kompleks mereka tinggal kini lebih nyentrik. Terdapat gapura dengan cantelan barang bekas mulai dari tutup panci, gayung, kaleng dan lain-lain. Namun disusun rapi serta diberi cat dengan warna dan motif yang menarik.

 

“Banyak hal yang dibuang tapi malas untuk menggali potensi. Kita perlu menghargai barang, tidak perlu konsumtif”. (Huyogo Simbolon; Bahan dari : https://www.liputan6.com/regional/read/3429826/mama-mama-muda-mendaur-ulang-barang-bekas-hingga-mendulang-uang)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close