Sebagai Member of Senate (hon) Telkom University (Tel-U), suatu hal yang membuat saya galau adalah statemen yang berulangkali didengungkan bahwa Tel-U lahir pada 14/8/2013. Gegara itulah, ketika lima lilin kecil ditiup saat memperingati “ulang tahunnya” di acara Wisuda Sarjana Tel-U (14/8/2018);
Manakala ribuan orang yang hadir di Convention Hall bertepuk tangan, saya lebih memilih diam. Para Wisudawan/wati beserta seluruh orang tua/walinya yang berceria di hari nan membahagiakan itu terbius persepsi keliru, mengira bahwa Tel-U baru berusia 5 tahun.
Tel-U itu perguruan tinggi swasta (PTS) pertama di Jawa Barat yang memperoleh akreditasi “A” pada (30/12/2016). Dalam skala nasional, Tel-U satu dari 4.445 PT yang mampu meraih akreditasi unggul ini. Prestasi yang luar biasa dari pengelola Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) dan manajemen Tel-U.
Tel-U dibentuk (ulangi, dibentuk) pada 31/8/2013. Tel-U itu gabungan 4 institusi PT di bawah naungan YPT, yakni: Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Institut Manajemen Telkom (IM Telkom), Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI) Telkom, dan Politeknik Telkom.
Tel-U itu metamorfosis, romantika jatuh bangun dan sejarah panjang yang terbentang melintas kepemimpinan dari 8 Dirut Telkom ke belakang. Tel-U tidak ujug2 lahir dan “brol” memperolah akreditasi unggul dalam 3 tahun.
Jangankan di dalam kehidupan kampus, di alam mimpi pun mahligai kencana diukir melalui perjuangan di antara lelap dan terjaga. Dukungan YPT dan lingkungan kerja serta budaya perusahaan yang ada di Telkom Tbk, adalah keniscayaan yang amat mewarnai banyak prestasi yang telah diraih Tel-U.
Di bawah arahan Dirut Telkom Cacuk Sudarijanto (alm), pada 7/6/1989 di suatu rapat yang membahas Master Plan Fisik Kampus Diklat Telkom, tekad pendirian STT Telkom dicanangkan. Namun Cacuk adalah pribadi kreatif, secara mengejutkan ia sekaligus mencetuskan ide pendirian Sekolah MBA Bandung.
Guna memayungi kedua PT tersebut dan sesuai persyaratan legal, maka Telkom pun mendirikan YPT. Ketiga institusi itu, bertempat di Pusdiklat Telkom, Jl. Gegerkalong Hilir, diresmikan oleh Menparpostel Soesilo Soedarman (alm), pada hari Jumat tanggal 28/9/1990 (!).
STT Telkom adalah PT pertama di Indonesia yang memiliki kekhususan program studi di bidang teknologi telekomunikasi. Pada tanggal 20/11/2007, STT Telkom meningkatkan statusnya jadi Institut Teknologi Telkom (IT Telkom). Adapun Sekolah MBA Bandung tercatat sebagai pionir penyelenggara prodi MBA di Jawa Barat.
Dalam perjalanannya, namanya berubah jadi Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB) lalu pada (2006) jadi STMB Telkom, kemudian sebagai Institut Manajemen Telkom (IM Telkom). Terinspirasi oleh sukses story Nanyang Polytechnic Singapore, pada 27/9/2007, YPT membuka kelas Politeknik Telkom yang lulusannya diorientasikan siap bekerja di industri telematika atau infokom.
Pada akhir 2010, secara brilian YPT mengakuisisi Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI) Bandung. STISI Bandung pun berbenah kampus dan berganti nama menjadi STISI Telkom.
Sejalan transformasi yang dilakukan oleh YPT; pada tanggal 14/8/2013, keempat institusi di atas: IT Telkom, IM Telkom, Politeknik Telkom dan STISI Telkom dilebur dalam satu wadah, yaitu Universitas Telkom atau Telkom University, dengan sebutan Tel-U.
Banyak best practice jadi rujukan. Semua orang tahu, hari lahir TNI 5/10/1945, padahal tanggal itu adalah kelahiran TKR, sedangkan TNI baru dibentuk pada 3/6/1947. Hari lahir Telkom yang resmi adalah momen pemisahan PN Telekomunikasi dari Postel tanggal 6/7/1965, walau peralihan bentuk Perumtel menjadi PT Telkom sesuai PP 25/1991 tanggal 1/5/1991.
UPI menetapkan hari lahirnya pada 20/10/1954, kendati tanggal itu kelahiran IKIP Bandung. UNJ pun mengadopsi dan menetapkan hari lahir IKIP Jakarta tanggal 16/5/1964 sebagai hari lahirnya. Banyak contoh lagi, seperti Permina/Pertamina, PJKA/PT KAI, Nurtanio/PTDI dsb. Begitulah selayaknya anak bangsa menghormati sejarah. Menghayatinya, betapa hening cipta kita.
Alangkah barokahnya bila kita membuat almarhum Cacuk Sudarijanto tersenyum di alam baka. Apresiasi yang tinggi juga wajib kita berikan pada para pemrakarsa lain yang ikut membidani lahirnya cikal bakal Tel-U, yaitu: Mayjen (purn) Asman Akhir Nasution (mantan Dirut Telkom), Brigjen (purn) Dadad Kustiwa (mantan DirSDM), Kang Nana Hernawan (mantan Kapusdiklat Telkom).
Juga Mas Bambang Hidayat (Ketua STT Telkom pertama) dan Mas Darmastoto (pelaksana lapangan). Semua mereka masih hidup. Merekalah yang habis2an membangun embrio Tel-U 28 tahun yang silam, membabat semak belukar dan memulai pembangunan kampus megah Tel-U seperti saat ini.
Metamorfosis itu proses perubahan atau transformasi yang lazim di sebuah lembaga atau organisasi. Proses ini tak boleh mencabut akar sejarah dan menafikan jasa para founding father-nya. Untuk itu, kepada Rektor Tel-U, Prof. Dr. Adiwijaya, yang baru menakodai Tel-U sejak 31/8/2018, selamat bekerja dan semoga lebih sukses membawa Tel-U ke depan.
Begitu pun kepada Ketua YPT Dwi Sasongko Purnomo, kita sehati bahwa bagi patriot Telkom sejati, pantang mengangkangi sejarah. Dan itu harga mati.
Dengan segala kerendahan hati, saya ajak agar pada sambutan di acara Wisuda Tel-U yang akan datang, kita sosialisasikan kisah heroik proses kelahiran Tel-U sejak awal. Tak lupa, salam Almamater kepada Presiden Forum Alumni Universitas Telkom (FAST), Ahmad Nugraha, yang menaungi sekitar 35.00 alumni Tel-U sejak lulusan perdana STT Telkom.
Tanpa STT Telkom dan STMB yang melegenda, Tel-U tiadalah pernah ada. Karenanya, dalam buku “Telkom University Persembahan TELKOM untuk Kejayaan Bangsa”, saya dan teman2 Penelusur sejarah Tel-U secara terang benderang mengusulkan agar tanggal 28/9/1990 ditetapkan sebagai hari lahir Telkom University. Selamat membaca buku sejarah ini
Dirgahayu Tel-U 28 Tahun. (Garuda Sugardo (WanTIKNas, Telkom University; 28/9/2018)-FR
