Psikologi

Serpihan Sorga Bukan Cerita

Musim dingin, ketika salju turun, di Eropa atau Amerika Utara, suhu bisa (-) minus 40°C. Artinya, kulkas kita masih lebih hangat.

 

Itu saat semua tumbuhan ” mati “, kecuali pohon cemara. Juga saatnya darah bisa berhenti menjadi es ketika kita keluar rumah tanpa pakaian khusus.

Musim salju itu ketika manusia bertahan hidup dan beraktivitas yang mungkin, tanpa bisa berjalan jika tak ada bantuan peralatan dan teknologi.

 

Tanpa itu, mati kedinginan. Dan ada satu periode saat salju berbentuk badai (Badai salju). Terbayang yg bisa dilakukan selain bertahan hidup diruangan berpemanas.

Padang pasir. Begitu keringnya sampai2 manusia yang berdiam disana membayangkan sungai2  yang mengalir sebagai surga.

 

Hanya ada ber-jenis2 pohon yang bisa hidup di suhu bisa diatas 40°C. Keringat bisa menguap bersama cairan tubuh.  Dan keberadaan air itu persolan hidup mati. Sungguh bukan minyak.

Saya tidak mengerti ketika ada orang yg masih belum percaya bahwa Indonesia itu serpihan sorga.

 

Cobalah kita bercelana pendek, pakai kaos dan sandal jepit jalan2 di Kanada ketika musim dingin. Atau jalan2 dipadang pasir. Dijamin mati.

Di Negara kita, kapan saja, kita bisa jalan2 kaosan tanpa alas kaki. Mau hujan mau panas, selamat.

 

Di Eropa-Amerika paling banter ketemu buah2an yg sering di-pamer2in. Apel,  anggur,  sunkist,  pier, dll.

Di Timur tengah paling kamu ketemu kurma, kismis, kacang arab, buah zaitun, buah tin.

Di Indonesia, kita tak akan sanggup menyebut semua jenis buah-sayuran, umbi2an, kacang2an, bunga2, rempah2, saking banyaknya.

 

Di Amerika Eropa, kita ketemu makanan lagi2 sandwich, hot dog, hamburger. Itu itu saja yang divariasi. Paling banter steak, es krim, keju. Di belahan dunia selainnya ?. Roti. Daging dan daging dan daging lagi.

Di Indonesia ?. Dari Sabang-Merauke, ada ratusan ribu varian makanan. Ada puluhan jenis soto, varian sambal, olahan daging, ikan dan ayam tak terhitung macamnya.

 

Setiap wilayah ada jenisnya.  Kue basah kue kering ada ribuan jenis. Varian bakso sedemikian banyak. Belum lagi singkong, ketan, gula, kelapa bisa menjadi puluhan jenis nama makanan.

Dan tepian jalan dari Sabang sampai Merauke adalah garis penjual makanan terpanjang didunia. Saya tdk berhasil menghitung penjual makanan bahkan hanya dari Kemayoran ke Cempaka Putih.

 

Di Indonesia, kita bebas mendengar dang dut koplo, konser rock, jazz, gamelan dan ecrek2 orang ngamen. Di Eropa Amerika Timur tengah, belum tentu kita bisa nikmati kecuali pakai head set.

Saya ingin menulis betapa surganya Indonesia dari segala sisi. Hasil buminya, cuacanya, orang2nya yang cerdas2 kreatif dan bersahabat,  budayanya, toleransinya, guyonannya.

 

Keindahan destinasi dll. Saya tak mungkin mampu menulis itu semua meski jika air laut jadi tintanya.

Saking tak terhingganya kenikmatan anugerah Allah swt pada bangsa Indonesia.

Indonesia ini negara kesayangan Tuhan.

Kamu tidak bisa mensyukuri itu semua ?. Berarti Jiwa kita sudah mati.

 

Pesan-

a-Janganlah sorga ini dihancurkan karena syahwat apapun dan keserakahan ketamakan tiada batas.

b-Janganlah kehangatan persaudaraan yang dicontohkan oleh embah kakek opung kita dihancurkan hanya karena kita merasa paling benar dan paling pintar.

 

c-Tuhan hanya mensyaratkan kita bersyukur agar sorga ini tidak jadi neraka.Andai kita sering bersyukur maka nikmat2 itu akan ditambah.

d-Bersyukur itu diantaranya, tidak merusak apa2 yg sudah baik; Alam lingkungan, sistem nilai, budaya asli, kebersihan dll.

 

e-Jika kita merusak alam, Alam akan berproses membuat keseimbangan/keadilan

f-Politik, berjangka pendek jangan sampai merubah sorga ini jadi neraka. -Jangan berkelahi-

g- Pandai2lah menahan diri seperti orang berpuasa. Jangan jadi pengikut orang2 yang haus segala macam dan ketamakan luar biasa.

Maka kenikmatan apa lagi yang hendak kita dustakan ? (Aguk;  dari grupn WA-VN)-FR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close