ORANG yang memiliki kecerdasan emosional atau EQ tinggi cenderung tidak mampu mendeteksi kebohongan yang diutarakan orang lain. Hal tersebut diungkapkan peneliti Universitas British Columbia setelah mengamati 116 partisipan. Laporan penelitian itu dipublikasikan lewat jurnal Legal and Criminological Psychology baru-baru ini.
Pemimpin penelitian Stephen Porter menyatakan hasil penelitiannya itu menunjukkan EQ menyebabkan efek paradoks dalam menilai kejujuran seseorang. Para partisipan diperlihatkan 20 video dari berbagai wilayah di dunia, di antaranya menunjukkan permohonan serta pengakuan tanggung jawab atas hilang atau terbunuhnya seseorang.
Seusai menyaksikan video itu, partisipan diminta mengisi kuesioner untuk mengukur EQ serta persepsi partisipan atas video-video tersebut. Hasilnya partisipan yang memiliki EQ lebih tinggi terlalu percaya diri dalam menilai ketulusan serta perasaan simpatik terhadap orang-orang dalam video. (Live Science/DK/X-5; Media Indonesia, 22 Mei 2012)-ThW-FR