Berbeda dengan pak A.Dj yang memiliki kenangan manis selama beliau menjadi Pandu, saya justru memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan dengan Kepanduan. Kejadiannya kalau
tidak salah sekitar tahun 1955, usia saya sekitar 6 atau 7 tahun.
Saat itu saya sudah beberapa lama menjadi Pandu dan sudah memiliki beberapa brevet keahlian, yang disematkan di lengan baju saya. Brevet-brevet yang berupa lencana tersebut membanggakan, karena di peroleh dengan susah payah, melalui ujian yang tidak mudah.
Saat itu kami sekitar satu regu, diperintahkan untuk berbaris apel, sang Pembimbing Senior sedang bersiap-siap untuk memberikan pengumuman penting. Pidato sang Pembimbing ini
tiba-tiba berhenti, semua mata memandang ke udara, dimana sebuah pesawat terbang, yang saat itu masih jarang, menderu dengan cukup rendah. Tanpa disangka, dari tubuh pesawat
tersebut kemudian disebarkan banyak sekali pamflet.
Melihat kertas bertaburan diangkasa, keruan saja barisan bubar total, sebagian besar Pandu berlari bersorak sorai bersama-sama dengan penduduk berebutan kertas yang melayang-layang. Semua sangat senang, kecuali ……. sang komandan Pandu. Ketika kami kembali membentuk barisan, sang Pembina marah besar dan sebagai hukumannya, semua brevet yang tersemat di lengan baju saya dicopot !!. Saya dongkol sekali dan sejak itu saya tidak mau jadi Pandu lagi… Salam… (SH)-FR