POLUSI udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya meningkat dalam sepekan terakhir. Peningkatan polusi paling tinggi terjadi di Glodok, Jakarta Barat, dengan jumlah partikuler sudah melampau ambang batas aman standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Dari hasil sampling seminggu terakhir, jumlah partikuler di Glodok 247 mikrogram/meter kubik. Angka itu melebihi standar aman untuk paru-paru dari WHO, yaitu 230 mikrogram/meter kubik,“ kata Edvin, Kapus Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kemarin di Jakarta.
Menurut Edvin, selain Glodok, 4 wilayah lain yang disampling uji kualitas udara di DKI ialah Ancol dan sekitarnya dengan kadar 193 mikrogram/meter kubik, Bandengan 173 mikrogram/meter kubik, Kemayoran 165 mikrogram/meter kubik, dan wilayah Monas 110 mikrogram/meter kubik. Edvin mengatakan uji kualitas udara itu merupakan kegiatan rutin BMKG setiap minggu.
Selain peningkatan polusi, udara di Jakarta juga mengalami kenaikan kadar basa pada partikel debu (PN10) yang disebabkan asap dari kendaraan bermotor.
“Peningkatan diperoleh dari tes setiap jam, tetapi dievaluasi per harian. Tes itu mengukur tingkat polutan di udara DKI setiap harinya. Tetapi kadarnya masih di bawah baku mutu Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), yakni 230 mikron,“ kata Joni Tagor dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta.
Tes PN10 itu, lanjutnya, dilakukan di 5 kota administratif DKI : di Kelapa Gading, Jakarta Utara; Bundaran Hotel Indonesia, JakPus; GOR Cendrawasih, JakBar; Jagakarsa, JakSel; dan Lubang Buaya, JakTim. Terkait mutu udara yang cenderung memburuk itu, Joni setuju dengan imbauan penggunaan masker di luar ruangan. “Imbauan itu sebagai kepedulian terhadap kondisi kesehatan warga,“ ujarnya.
Namun, menurut Edvin, kondisi udara di wilayah Jakarta belum sampai pada taraf mencemaskan sehingga masyarakat belum perlu diwajibkan mengenakan masker. “Tingkat polutan bisa menurun dan meningkat tergantung musim. Pada musim hujan bisa menurun. Kebalikannya, jika kemarau, bisa naik,“ ucap Edvin. (Media Indonesia, 12 Juni 2012; Nyt/X-8);
Catatan : Wah… makanya usai jogging di Jkt lubang hidung sering ber-ingus hitam. Terbukti kadar polutan di Jkt 247mikrogram/m3, padahal ambang batas aman utk paru-paru 230mikrogram/m3. OKI, banyak pengendara motor menderita napsa (nafas-paru2-saluran pernapasan). (ThW)-FR