Berbeda dari dua tahun lalu, kios buku (bekas) Pak Boyo sudah tak banyak lagi pajangannya. Agaknya sekedar menunggu orang yg berminat mengontrak kiosnya sesuai poster ala Boyo yg tertempel di atas pintu. Pagi (27/6/12) pak Boyo masih mengingat saya.
Umur saya sudah 76, cucu 10 buyut 2… katanya. Nasihatnya seperti dulu… “berbuat baik kepada orang lain penuh kasih tanpa batas”. Kalau meditasi, bapak membayangkan pangeran Sidharta atau Kwan Im?… sama saja, ada mantranya… kalo muslim berzikir… Saya cuma tahu mantera …namyo horen… Oh, itu aliran Nichiren, maksudnya sama. Antar aliran, apa ada tawuran?… Yang tawuran kan orang, bukan ajarannya.
Sambil menatap saya beliau berkata… bapak harus sabar dan berpikiran positif, itu yg saya bilang tadi berbuat baik dan kasih tanpa batas. Iya pak, sesama manusia kita berteman. Bukan berteman, katanya, tapi bersaudara…
Ketika mengurus administrasi “checkout’ setelah rawat inap di rumah sakit, saya harus menunggu hampir 5 jam. Prosedur yg terkesan bertele-tele; nyaris emosi.
Rupanya pak Boyo tadi kasi isyarat… sabar, berpikir positif dan bersaudara…. Ada kalanya saudara kita itu tak tahu apa yang telah diperbuatnya… (Rizal Chaniago;)-FR