Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Bukan hanya keindahan alamnya saja tapi hampir semua tumbuhan hijau dan rempahnya bisa dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit. Dengan kekayaan itulah, kini pemerintah Indonesia tertarik mengembangkan pengobatan tradisional untuk wisata kesehatan atau health tourism.
Penyembuhan tradisional yang memanfaatkan alam tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi sekitar 80 persen orang Asia dan Afrika juga mengenal, bahkan memanfaatkan obat-obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Pemerintah, khususnya Kemenkes belum memastikan apa yang akan dijadikan andalan dalam wisata kesehatan, pasalnya program ini masih dalam pembahasan dan pengkajian. Program ini terbuka untuk semua jenis tumbuhan dan pengobatan tradisional yang dipandang sesusai dengan kekayaan Indonesia.
Disampaikan dr Abidinsyah Siregar, selaku Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer Dirjen Bina Gizi dan KIA beberapa waktu lalu, semua jenis tumbuhan dan rempah boleh dimasukan sepanjang untuk memperkuat dan meyakinkan orang datang ke Indonesia, dan sebagai wadah akan ditampung sebagai investasi traditional medicine. Abidin mengatakan pengobatan tradisional bukanlah pengobatan yang kampungan dan kuno, terbukti sampai saat ini tidak sedikit orang memanfaatkan obat herbal sebagai penyembuh penyakit.
Saat ini saja program wisata kesehatan ada di 51 rumah sakit dan siap mengintegrasikan pengobatan tradisional dan modern. Lanjut Abidin, saat ini dunia sedang back to nature, sehingga program ini dinilai tepat untuk memperkenalkan budaya kita yang kaya sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan manusia.
Pemerintah berencana mendorong agar wisata kesehatan (health tourism) bisa dikembangkan di Indonesia. Untuk memperkenalkan potensi pengembangan health tourism, akan digelar International Health Tourism Conference (IHTC; http://kabarinews.com/indonesia-kembangkan-wisata-kesehatan/50155)-FatchurR