SIAPA yang tidak mengenal Sinterklas? Sosok pria yang diilustrasikan baik hati ini, identik dengan tubuh besar, jenggot putih panjang, topi salju, dan menunggang rusa. Dia digambarkan sebagai sosok orang tua yang suka membawa banyak mainan dalam karung, dan membagikannya kepada anak-anak malang.
Namun banyak orang lupa, atau bahkan tidak mengenal siapa sebenarnya sosok Sinterklas yang melegenda itu. Sinterklas bernama asli Nicolaas, lahir di Arab, pada 280 sesudah Masehi, di Patara, tidak jauh dari Myra (Demre) di Turki. Bapak dan Ibu Nicolaas, Ephiphanius, dan Nonna, merupakan orang Arab.
Merujuk pada tempat Nicolaas dilahirkan, dan orangtuanya yang berkebangsaan Arab, sangat wajar jika banyak yang mengenalnya sebagai orang Arab. Namun, dibanding di tanah kelahirannya, nama Sinterklas justru lebih ngetop di Eropa, terutama Holland, Italy, Yunani dan Rusia. Bahkan, banyak anak laki-laki di negara itu yang diberi nama Nicolaas.
Dikisahkan, ibunda Nicolaas, sebelum melahirkan selalu memohon dan berdoa. Sampai akhirnya doa sang ibu dikabulkan dan sang anak diberi nama Nicolaas. Sejak bayi, Nicolaas menunjukkan keanehan. Pada setiap Rabu dan Jumat, bayi Nicolaas tidak mau menyusu kepada ibunya dan memilih untuk berpuasa layaknya orang dewasa.
Pada usia ke-18, Nicolaas ditasbihkan menjadi pastor di Katedral, karena sifat belas kasihnya yang besar membela umat dan fakir miskin, sampai akhirnya dia diangkat menjadi uskup. Saat Nicolaas mengadakan perjalanan ke tanah suci, dalam perjalanan kapalnya dilanda angin ribut, sehingga salah satu tiang layarnya patah, dan menimpa kepala dari seorang kelasi di kapal tersebut hingga tewas.
Konon di kapal ini, muncul keajaiban Nicolaas. Dengan memohon, dan berdoa, dia bisa meredakan angin ribut, dan menghidupkan kembali kelasi yang telah meninggal. Sejak saat itu, Nicolaas dikenal sebagai Saint atau orang suci pelindung, dari para pelaut dan semua kapal dagang.
Mulai saat itu, Nicolaas dianggap pelindung para pelaut Yunani dan Italy. Tepatnya pada 9 Mei 1087, para pemilik kapal dari Italy, mengambil semua tulang-tulang dan semua sisa tubuhnya untuk dipindahkan dari Turki ke Italy ke Kota Bari. Sebagai kehormatan, di tempat itu, dibangun gereja besar bernama St Nicolaas Katedral. Tiap 9 Mei, orang Italy merayakan hari St Nicolaas sebagai pelindung pelaut.
Kisah Sinterklas sebagai pelindung pelaut, mungkin terdengar kurang populer di telinga masyarakat tanah air. Lantas bagaimana dengan kisah Sinterklas pembawa mainan yang melegenda itu? Seperti apa kisahnya? Kenapa harus menaruh hadiah dalam kaus kaki?
Dikisahkan, mayat Sinterklas dipindahkan ke Italy. Orang Italy percaya cerita seorang nenek sihir yang bernama Befana. Penyihir ini, mendapat tugas dari malaikat untuk memberikan hadiah kepada Yesus pada saat dilahirkan, seperti orang Majus, tetapi karena kelalaiannya dia datang terlambat.
Sebagai hukuman, tiap tahun sebelum kelahiran Yesus, penyihir itu harus memberikan hadiah sebanyak mungkin kepada anak kecil yang tak mampu. Namun, cerita penyihir itu dialihkan para pemuka agama Italy kepada Sinterklas. Itu dimaksudkan membuang kepercayaan animisme, agar lebih percaya Tuhan.
Semasa hidupnya, Nicolaas dikenal sebagai orang yang suka membantu kaum fakir. Namun dalam memberikan bantuan, dan pertolongan, dia selalu berusaha agar tidak diketahui oleh orang yang ditolongnya.
Suatu hari, dia berusaha membantu seseorang dari sebuah atap rumah dengan menjatuhkan sekantung uang melalui cerobong asap. Kebetulan, uang tersebut jatuh ke dalam kaos kaki yang sedang digantungkan anak si pemilik rumah untuk dikeringkan dekat api pemanas. Hal ini diketahui pemilik rumah.
Sejak itu, timbul kepercayaan Sinterklas datang melalui cerobong asap di tengah malam, dan memberi hadiah untuk anak-anak di kaos kaki, atau kantong di dekat ranjang atau di bawah pohon Natal. (Hasan Kurniawan – Sindonews; http://international.sindonews.com/read/2012/11/28/82/692421/sinterklas-pelindung-pelaut-anak-yatim)-FR