Hal baru di Kebumen, sudah ada bentor (becak montor). Ngetem bareng dgn becak biasa dan terkesan rukun sesama mereka. setelah pensiun dan 40 taon bareng garwa, baru sempat mengamati kota Kebumen.
Jalan tengah kota yang lebar, deretan pohon asam (jawa) yang dicat putih kayak tiang telepon. Melintasi rumah sekolah eyangputri dari SD sampai SMA dan sekolah teknik (ST) tempat Morotuwo mengajar dulu yang kini jadi SMP-7.
Juga RSU Kebumen tempat lahir anak ke-3 yang dititip waktu lagi training di Tokyo. Jam 19:30 toko mulai tutup. Ada kesan peningkatan selera konsumtip, ada kafe, bakery, toko buah segar dan warung sembako merangkap aneka jajanan oleh-oleh.
Pengelola warungnya wong Tionghoa sepuh tapi masih enerjik; mungkin disupport anaknya yang lebih sukses. Banner, spanduk baliho promosi aneka produk menyemarakkan kota termasuk rambu lalin yang disponsori merek dagangan. Selain sate ambal ditemukan pula kuliner bak moy, bak cuy dan nasi Magelangan.
Tulisan ini dilengkapi dengan artikel Bemot, yang saya salin dari suatu Web
NgapakNEWS – Becak Motor Kebumen, (karena becak ini ramainya hanya di Kebumen), biasa disingkat Bemot. Bila di daerah lain ada becak serupa, mungkin jumlahnya sedikit. Kalah jauh dari jumlah yang ada di Kebumen. Konon, jumlah bemot Kebumen kini sudah lebih dari 2000 buah, tersebar di berbagai kecamatan di Kebumen.
Awalnya becak biasa, atau becak ontel, maksudnya becak yang dikayuh dengan kaki. Disebut becak motor karena becak itu ditambahi mesin. Biasanya, menggunakan mesin tepung, mesin yang digunakan untuk penggilangan beras menjadi tepung. Ada juga yang menggunakan mesin lainya, tapi yang kelihatan ramai adalah menggunakan mesin tepung.
Biaya merubah becak biasa menjadi becak motor? Beragam harganya, kabarnya ada yang cukup dengan satu juta limaratus rupiah, tapi ada pula yang sampai empat juta. Tergantung mesin yang digunakan, apakah masih bagus, masih baru atau mesin bekas. Selain itu, tergantung pula pada model modifiksinya. Semakin bagus modifikasinya, semakin mahal biaya membuatnya.
Menurut cerita, becak motor Kebumen bisa berlari kisaran 30-40 km perjam. Becak motor Kebumen juga konon ada yang kuat membawa beban berat 4-5 kuintal. DIlihat dari situ, becak biasa, becak ontel jelas kalah dari becak mesin. Karena itu, mungkin banyak warga Kebumen yang punya becak kemudian merubah becak ontel menjadi becak motor, becak mesin.
Maraknya becak mesin di Kebumen menjadikan bisnis transportasi di Kebumen makin bersaing. Mobil angkot, konon, menjadi sepi gara-gara becak mesin bisa kemana-mana, bahkan ke jalur-jalur yang dilalui mobil angkot, angkutan kota. Malah, becak mesin bisa sampai desa-desa yang tidak dilalui mobil angkot.Karena itulah, pihak-pihak yang berkepentingan dengan bisnis transportasi membuat aturan misalnya, becak mesin dilarang melewati jalur sampai ke desa-desa.
Pernah ada kabar pula, bahwa pihak Pemerintah Daerah Kebumen dan pihak kepolisian akan menertibkan becak-becak mesin. Ada desas-desus bahwa pemilik becak mesin harus membuat semacam SIM, atau surat-surat lainnya. Juga, beberapa kali ada kabar akan ada pelarangan tehadap becak mesin karena dianggap transportasi yang berbahaya, karena penumpang di depan. Bila kecelakaan, yang mengalami bahaya pertama adalah penumpang. (http://ngapaknews.com/kebumen/sosial/becak-motor-kebumen-440/)-Rizal Chan