Di depan rumahku ada peneduh, sebatang pohon Mangga Apel. Usianya sudah hampir 20 th, jadi sudah cukup besar. Mangga Apel, bentuknya bulat hampir seperti mangga Gincu; jika banyak terkena sinar matahari warnanya kemerahan, jadi lebih persis dengan buah Apel.
Kalau masih mentah asemnya rada2 ekstrim; tapi kalo tua dan matang di pohon rasanya manis segar. Istimewanya, kalo mengupas cukup diiris sebagian lalu ditarik (kayak pisang itu, lho); textur dagingnya renyah tidak ada serat kasarnya.
Tadinya buahnya cukup lebat dan …. alhamdulillah para tetangga sepenglihatan dan para Lansia sudah ikut merasakan; juga para batman dan loewak … yang sampai sekarang masih suka rebutan. Kalo malam gedebak-gedebuk … pada njatuhin bekas2 brakotannya.
Padahal sebetulnya … dalam kualitas yang sangat prima buah ini bisa jadi penghias etalase LotteMart atau Carrefour; tapi nampaknya di sini belum dibudidayakan secara masal …. meski konon di Jepang satu bijinya bisa seharga 1.500 Yen.
Paling tidak … lumayan buat aset dan hiburan!! Satu dua hari ini kalau ada yg ingin mencicipi bisa mampir ke rumah, lho; …. kalo lebih lama dari itu, ndak tanggung apakah masih ada. (Prasetya BU)-FR