Masa penjajahan Jepang, banyak rakyat kita dikirim ke berbagai daerah dijadikan tenaga kerja paksa (romusha). Mereka dipaksa membangun beragam infrastruktur pendukung kepentingan militer Jepang melawan Sekutu. Rakyat yang menjadi romusha sangat menderita, tidak diberi makan yang cukup dan diperlakukan dengan kejam sehingga banyak yang tewas.
Hal ini membuat Sri Sultan Hamengku Buwono IX prihatin dan berusaha menghindarkan warga Yogya dari kewajiban jadi romusha. Beliau memerintahkan rakyatnya membangun saluran irigasi sepanjang 30 km, dari Sungai Progo ke Sungai Opak, dan menolak rakyatnya dijadikan romusha dengan alasan tenaga mereka masih dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek itu.
Saluran yang semula bernama Kanal Yoshiro itu sekarang dikenal sebagai Selokan Mataram dan hingga kini masih menjalankan fungsinya untuk mengairi belasan ribu hektar sawah. (HAT)-FR