P2Tel

Suhana subiadisastra IR (2)

Tanggal 1/9/70 Ir. Suhana ditugaskan kembali ke Jakarta, tidak di Gedung Telekornunikasi Gambir yang dulu , tetapi memangku jabatan yang lebih tinggi sebagai KDTel I Jakarta Raya. Pada waktu itu, pertelekomunikasian DKI Jaya tengah mengalami masa pertumbuhan. Seirama dengan masa pembangunan yang dilancarkan Orde Baru sejak 1/4/69.

 

Tahun pertama pembangunan ini di Jakarta ditandai selesainya pembangunan Sentral Telepon Otomat :  STO Jakarta Kota (10.000 s.s.), STO Gambir (15.000 s.s.), STO Semanggi (2.000 s.s.), STO Tanjungpriok (2.000,s.s.), STO Kebayoran Baru (5.000 s.s.), STO Jatinegara (3.000 s.s.), dan STO Gandaria (100 ss).

 

Sementara itu, sewaktu Ir. Suhana menjadi Kdtel I Jakarta Raya, (1/9/ sd 17/2/74), ditingkatkan lagi kapasitas STO Slipi (1.000 s.s.), STO Kebayoran Baru (3.000 s.s.), STO Gambir (2.000 s.s.), dan STO Jatinegara (1.000 s.s.).

Tanggal 18/2/74 Ir. Suhana memangku jabatan KaLemdik) Postel di Bandung. Dalarn kedudukan ini ia ditugaskan mengunjungi Swedia, Inggris, Belanda, Jerman Barat dan Swiss untuk mempelajari berbagai sistem pendidikan dalam rangka “fellowship” UNDP.

 

Sesuai Keppres No. 12 Tahun 1972 dan Inpres No. 15 Tahun 1974 yang mengatur penyelenggaraan pendidikan tinggi “non-degree”, Ir. Suhana bersama Dirjen Postel Soehardjono, menata kembali pendidikan pertelekomunikasian. Pendidikan yang tadinya berlangsung selama 3 1/2 tahun, dipecah menjadi dua :

 

Pertama, Pendidikan Pengatur (“Senior Technician Course”), 2 tahun. Lulusannya siap diterjunkan ke lapangan dengan golongan IIa, atau meneruskan pendidikan tingkat kedua, setelah bekerja minimum tiga tahun. Kedua, Pendidikan Penata (“Junior Engineer Course”) selama 1 tahun, yang bisa menerima sarjana muda terbaik dari luar. Lulusannya berhak atas diploma III.

Terhitung tanggal 15/01/76 tugas pendidikan, latihan, penelitian dan pengembangan diserahterimakan dari Lemdik Postel dan LPI Postel kepada PN Pos dan Giro serta Perumtel. Kemudian dibentuk Pusat Pendidikan, Pengembangan PN Pos dan Giro yang dipimpin oleh Harsono, Bc.A.P dan Pusat Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Perumtel yang dipimpin oleh lr. Suhana.

 

Suatu kenangan indah bagi Ir. Suhana karena dalam kedudukan itu berhasil menyelesaikan proyek pembangunan gedung Pusdik Telekomunikasi yang megah di Gegerkalong Bandung, yang diresmikan penggunaannya oleh Menhub Roesmin Nuryadin tanggal 18/06/79.

18 tahun Ir. Suhana berkecimpung mengurus pertelekomunikasian (dari perancangan-perencanaan telepon, pengoperasian telepon, penanganan proyek telekomunikasi, pengadministrasian dan pelayanan telekomunikasi kepada masyarakat, sampai kependidikan tenaga dan ahli telekomunikasi)

 

Akhirnya Ir. Suhana mendapat kepercayaan menjadi Dirpegtel tanggal1/04/78. Selama memangku jabatan ini ia menata kembali hal-hal yang berkaitan dengan manajemen personalia Perumtel sesuai dengan tuntutan keadaan dan pertumbuhan perusahaan yang semakin besar.

Yang ditata kembali antara lain : sistem karier, penggajian, kesejahteraan pegawai, dana pensiun, pendidikan dan latihan menjelang pensiun, organisasi Perumtel di Pusat dan Daerah. Dalam kaitan Inl ia ditugaskan ke Jepang tahun 1979 untuk mempelajari sistem kepegawaian di NTTPC Tokyo.

 

Tahun 1981 ia ke Perancis, meneliti bidang kepegawaian dan pendidikan pada PTT Perancis. Diteruskan ke USA, mengadakan penelitian yang sama pada berbagai universitas. Hebatnya, kadar dan kemampuan Ir. Suhana terbukti ketika SESPA Khusus BUMN Depparpostel tahun 1981 ia menjadi “the best” (lulus nomor 1). ,

Tanggal 19/11/83 Ir. Suhana dipindah ke Ditjen Postel Jakarta, sebagai Pejabat Tinggi diperbantukan pada Dirjen Postel. Sementara itu statusnya sebagai pegawai Perumtel telah mencapai anak tangga teratas ketika Perumtel tanggal 1/3/84 mengangkat sebagai Pembina Utama Perusahaan (Gol-IVe).

Bersama isterinya R.E. Musijah (yang dinikahinya tanggal 24/08/61 di Ciamis) dan ke-5 putranya : Mohammad Lufty Setiadatma (15-5-1962), Lussy Lidya Julianty (13-7-1964), Mohammad Judy Judawirawan (2-1-1966), Tiny Suhartini Irianty (14-1-1969), dan Mohammad Dudy Dinantara (11-10-1970), ia kini tinggal di sebuah rumah di Jalan Sisingamangaraja No.4, Kebayoran Baru, Jakarta.

 

Tahun 1977 bersama Skigeki Skoji, ia rnenulis “Buku Pegangan Teknik Telekomunikasi”, yang diterbitkan oleh “Prajna Paramita” Jakarta, Dan kini, bersama Dr. Miya, Ir. Suhana Subiadisastra tengah menyiapkan buku “Teknologi Komunikasi Satelit” (Dikutip dari buku “Tokoh Sejarah Perjuangan dan Pembangunan Pos-Tel di Indonesia”, Depparpostel, Ditjen Postel, 27/9/1985)

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version