Sejarah tanggal pembayaran MP tampaknya tidak lepas dari sejarah pembayaran gaji karyawan Telkom. Apalagi rekan yang menangani keuangan Dapen juga dari Telkom yang cenderung punya “hallo effect” menselaraskan aturan Dapen dengan Telkom.
Dulu gaji di Telkom : Capeg-kerja dulu baru gajian. Diangkat Pegprus-digaji dulu baru kerja dan terima rapel . Pegprus-digaji dulu awal bulan baru kerja. Jika mengantisipasi tgl 1 hari libur, gaji dibayar maju, akhir bulan sebelumnya. Ini dulu juga mengantisipasi proses di Bank yg Teknologi informasinya belum secanggih sekarang.
Waktu berlalu, teknologi berkembang, aturan GCG dan audit berkembang. Saya dulu diberi tahu ada pendapat auditor yang mengatakan bahwa gaji kok dibayar sebelum masa orang itu bekerja (misal gaji dibayar akhir januari untuk masa kerja Februari), apa itu patut (istilah GCG) ? Dan laporan pajaknya apa tidak salah ?
Pastinya saya tidak paham betul karena itu domainnya teman2 Keuangan dan Auditor dan itu menjadi aturan di Telkom Group termasuk Dapen agar laporan group bisa selaras. Sehingga kalau saya tidak salah (lupa), mulai Januari 2011 Gaji Karyawan Telkom dan mulai 1 Januari 2012 Pembayaran MP dari Dapen Telkom dibayarkan di hari kerja pertama bulan masa kerja berjalan.
Dulu Bank belum siap bila diminta membayar tgl 1 bila tanggal 1 itu hari libur. Namun pada saat tertentu misal menjelang Lebaran Dapen juga tidak tega dan akhirnya membuat pengecualian dengan berbagai resikonya, MP dibayar sebelum tanggal 1 karena tanggal 1 nya hari libur lebaran bersama. ( inipun tanggapannya macam2 misal tidak konsisten/gegabah ngajari konsumtif/tahu kebutuhan dan menyenangkan orang/lha begitu kalau punya hati )
Waktu terus berjalan… dan kami minta terus diusahakan agar MP bisa dibayar tanggal 1 walau tgl 1 hari libur. Dan dari pendekatan terus menerus kepada Bank akhirnya beberapa (3) bulan yg lalu Bank bisa membayar MP tepat tanggal 1 walau tanggal 1 hari libur.
Sesuai dengan aturan, yang menetapkan Bank pembayar MP adalah Dapen. Dan usw Dapen menetapkan ada 5 Bank. Yang diluar 5 Bank itu dihimbau agar MPnya bisa diterimakan di 5 Bank itu agar waktu penerimaan transfernya sama.
Kalau di luar 5 Bank tersebut perlu kliring / tambahan waktu dan biaya transfer tambahan. Dana sudah siap di 5 Bank sebelum tanggal 1, Instruksi ke Bank agar bayar tanggal 1 sebelum jam 9. di luar 5 Bank, Bank perlu waktu untuk kliring.
Biaya pindah Bank dari luar 5 Bank yg PKS dengan Dapen ke dalam salah satu dari 5 Bank itu diganti Dapen. Sosialisasi sudah dilakukan sejak tahun 2010. Dari sekitar 4 ribu sekarang tinggal sekitar 200 orang yang rekeningnya masih di luar 5 Bank yg PKS Dapen. Total Penerima MP kini 34an ribu orang.
Dari 200 orang itu kebanyakan rekeningnya di Bank Syariah dan Muamalat. Itu kita maklumi. Sisanya belum bisa pindah karena masih ada tanggungan atau alasan lain. Dapen mengatur ini tentunya ada alasannya termasuk memproteksi Penerima MP.
Tolong bantu saya mengecek di aturan/ undang-undang , apakah adanya perbedaan waktu penerimaan MP dalam hal ini ada unsur diskriminasi . (XXX)
Tanggapan :
Walau Dapen sudah memikirkan, namun juga butuh bantuan masukan dari semua pihak yang berkaitan pengelolaan resiko.
Contoh 1 : Rekening Penerima MP saat ini adalah rekening umum (bukan khusus rekening hanya untuk menerima MP ) dan banyak yang diberi ATM. Kenyataannya, banyak ATM yg dipegang anak Penerima MP dan Penerima MP mengeluh karena uangnya dihabiskan si anak.
Orang tua meninggal lalu anak tidak mau melapor dan orang lain tidak ada yg melaporkan ke Dapen. Dapen kelebihan bayar. Dapen menagih ke akhli waris/anaknya..dst.. Dapen pingin melindungi semua pihak dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Contoh 2 : Pensiunan sudah tidak bisa apa-apa (disable), ada yg masih mau ngurus dan ada yang tidak mau ngurus. Bagaimana solusi terbaik untuk membantu Pensiunan ini?. Mudah2an menangani Pensiunan disable tidak juga dikatagorikan diskriminasi pelayanan. Salam.
(Indro Wuryanto; bahan dari Totok Subiyanto/ Dir. Kepesertaan Dapen Telkom)-FR