Penulis tertarik untuk memperdalam masalah yang diderita sahabat saya yang tertuang pada http://p2tel.or.id/2013/07/pencegahan-hipertensi/; Ternyata hasil penelusuran kepada yang bersangkutan :
a.Rupanya dia yang Diabetasi dan tidak pernah terkena hypertensi pernah pula dialaminya sekitar 6 bulan sebelumnya. Ketika itu tensi dari tangan kanan 160/100 mmHG. Karena tidak yakin diukur lagi melalui tangan kirinya ternyata 130/90 mmHG. Ketika itu dianggap tidak ada masalah
b.Yang dia rasakan, sering kali lemah (lemas), pada hal Diabetnya berada pada kisaran antara 200-80 mg/dl
c. Sejak diketahui tensinya berselisih yang relatif besar, dan mendapat obat Hypertensi. Dia penasaran karena ditangan kanan berindikasi Hypertensi dan disisi lainnya berkategori Hypotensi. Tapi kenapa kok diputuskan mengobati hypertensinya. Suatu pertanyaan yang bagus dan kritis.
d.Selama dua hari berturut-turut berikutnya, hasil pengukuran tensinya tidak jauh berbeda
Berikut saya bantu mengexplorer artikel dan mudah mudahan menambah kewaspadaan kita : Idealnya, tekanan darah akan sama saat diukur di lengan kanan dan lengan kiri. Namun jika hasil pengukuran berbeda, perlu diwaspadai. Hal itu menandakan jantung sedang ada masalah.
Tekanan darah yang sering berbeda antara lengan kanan dan lengan kiri adalah tekanan sistolik, yakni angka yang biasanya ditulis di atas (misal 120/80 mmHg, maka siastoliknya 120 mHg). Namun perbedaan ini jarang disadari, sebab umumnya teknan darah hanya diukur di salah satu lengan.
Jika angkanya berselisih 15 mmHg saja antara lengan kanan dan kiri, risiko terkena serangan jantung dikatakan mencapai 70%. Selain itu, risiko berkurangnya aliran darah ke kaki meningkat 1,6 kali lipat dan aliran darah ke otak berkurang 2,5 kali.
Menurut peneliti dari Univeristy of Miami, perbedaan hasil pengukuran tekanan darah antara lengan kanan-lengan kiri menunjukkan adanya penyumbatan nadi di bawah tulang selangka. Nadi di tempat ini berfungsi mengalirkan darah ke berbagai organ terutama lengan dan kaki.
Penyumbatan pada pembuluh nadi di lokasi tersebut sangat erat hubungannya dengan risiko serangan jantung; masalah jantung dan pembuluh darah lainnya termasuk stroke. Penyebabnya bermacam-macam, misalnya kebiasaan merokok atau punya riwayat sakit gula.
“Umumnya orang hanya mengukur tekanan darah di satu lengan saja. Tapi jika ada perbedaan, maka itu tandanya salah satu pembuluh nadi atau sedang berada dalam masalah,” kata Dr William O’Neill yang memimpin penelitian itu, seperti dikutip dari Healthday, Senin (30/1/2012).
Dr O’Neill menyarankan, orang-orang yang berisiko tinggi untuk mengalami serangan jantung sebaiknya rajin mengukur tekanan darahnya di kedua lengan. Para perokok dan pengidap diabetes termasuk dalam kelompok berisiko, sehingga dianjurkan mengukur tensi di kedua lengan.
Hasil penelitian ini dipublikasikan secara online di jurnal Lancet edisi 30 Januari.
(AN Uyung Pramudiarja; http://health.detik.com/read/2012/01/30/102522/1828992/763/tensi-tangan-kanan-dan-kiri-beda-tandanya-jantung-bermasalah)-FatchurR