DIABETES melitus merupakan penyakit yang bisa mengakibatkan berbagai komplikasi antara lain menyebabkan penyakit ginjal. Hal itu terjadi lantaran kadar gula darah berlebih dan dapat merusak pembuluh darah dan jaringan ginjal untuk pasien diabetes.
Sutandar SpPD-KGH menjelaskan ketika penderita diabetes mengalami komplikasi penyakit ginjal, yang perlu dilakukan adalah upaya menekan laju keparahan penyakit serta menjaga agar hidup tetap berkualitas. Dengan demikian, pasien bisa tetap produktif.
Untuk itu, lanjutnya, ada beberapa langkah yang perlu dikerjakan. Pertama, mengontrol kadar gula darah agar tetap di kisaran normal. “Pemeriksaan HbA1C perlu dilakukan dua kali setahun untuk mengetahui kadar gula darah secara lebih akurat.“
Selain itu, konsumsi obat, penggunaan insulin, dan pengaturan pola makan untuk mengontrol gula darah perlu dilakukan melalui kerja sama yang baik dengan dokter. Pemeriksaan tekanan darah dan urine lengkap sekali setahun juga diperlukan.
“Bila kerusakan ginjal terdeteksi, tanyakan ke dokter apakah sudah saatnya mengurangi konsumsi protein? Minta nasihat ahli gizi untuk mengatur menu makan,” saran Widodo. Ketika penyakit ginjal sudah menuntut pasien untuk cuci darah atau hemodialisis, pasien jangan menghindar.
“Lakukan hemodialisis secara adekuat, jangan mengurangi frekuensi cuci darah yang ditetapkan dokter. Bila hemodialisis tidak adekuat, jantung akan terganggu,” papar Widodo.
Ia mengingatkan, kerusakan ginjal cenderung menyebabkan pembentukan vitamin D dan hemoglobin terhambat. Karena itu, pemeriksaan kadar vitamin D dan Hb darah juga perlu dilakukan untuk mendeteksi kondisi tersebut.
“Karena itulah, saya cenderung menganjurkan agar pasien penyakit ginjal melakukan pemeriksaan laboratorium secara lengkap di awal pemeriksaan untuk menentukan langkah terapi secara tepat,” pungkasnya. (ThW; sumber dari */H-3; Media Indonesia, 16 Oktober 2013)-FR