1.Sikap dan perilaku toleransi
Sikap adalah perbuatan yang didasari keyakinan dan norma di masyarakat, seta agama. Perbuatan yang akan dilakukan manusia biasanya tergantung apa permasalahannya serta berdasarkan keyakinan atau kepercayaannya masing-masing (W.J.S. Poerwodarminto)
Toleransi (Latin; tolerare) artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang yang berpendapat berbeda. Sikap toleran tak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya. Ada tiga macam sikap toleransi, yaitu :
- Negatif: Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya dibiarkan karena dalam keadaan terpaksa. Contoh PKI pada zaman Indonesia baru merdeka.
- Positif: Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima dan dihargai. Contoh Anda beragama Islam wajib hukumnya menolak ajaran agama lain didasari keyakinan ajaran agama Anda, tetapi penganutnya atau manusianya Anda hargai.
- Ekumenis: Isi ajaran dan penganutnya dihargai, karena dalam ajarannya terdapat kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri. Contoh Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi berbeda aliran atau paham.
Toleransi sejati didasari sikap hormat terhadap martabat, hati nurani dan keyakinan serta keikhlasan sesama apapun agama, suku, golongan, ideologi, atau pandangannya. Seorang yang toleran berani diwawancara atau berdialog dengan sikap terbuka untuk mencari pengertian dan kebenaran dalam pengalaman orang lain, untuk memperkaya pengalaman tanpa mengorbankan prinsip yang diyakini.
2. Kaitannya dengan sikap saling menghargai.
Kita harus bangga pada tanah air kita dan harus bersyukur kepada Tuhan YME. Kita dikaruniai tanah air yang indah, beraneka ragam kekayaan alam yang berlimpah ditambah lagi beraneka ragam suku, ras, adat istiadat, budaya, bahasa, serta agama.
Pluralistis menimbulkan permasalahan, seperti masalah SARA, separatisme, tawuran atau kesenjangan sosial. Dalam kehidupan masyarakat kerukunan hidup antar umat beragama harus dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa ini terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah agama.
Toleransi antar umat beragama bila kita bina dengan baik akan dapat menumbuhkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama sehingga tercipta suasana yang tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan beragama termasuk dalam melaksanakan ibadat sesuai dengan agamanya.
Melalui toleransi diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu akan terbina peri kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.
Contoh pelaksanaan toleransi antara umat beragama dapat kita lihat seperti: Membangun jembatan; Memperbaiki tempat-tempat umum; Membantu orang yang kena musibah banjir; dan Membantu korban kecelakaan lalu-lintas. Bentuk kerjasama ini harus diwujudkan dalam kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan dan tidak menyinggung keyakinan agama. Kita wajib menahan diri untuk tidak menyinggung perasaan umat beragama yang lain.
Hidup rukun-toleran tidak berarti agama yang satu dan agama yang lain dicampuradukkan. Jadi sekali lagi melalui toleransi ini diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban, serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu, akan terbina peri kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.
3. Kaitan dengan sikap kasih sayang.
Mungkin Anda pernah berpengalaman yang tersentuh perasaan Atau Anda merasa dibenci tidak diperhatikan atau disayang orang lain. Contoh ketika Anda ditegur Bapak-Ibu Guru karena ketahuan nyontek waktu ulangan. Atau ortu melarang Anda keluar untuk bermain, tidak mau membantu pekerjaan ortu. Itu dilakukan karena begitu sayangnya guru / ortu kepada Anda.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri, sudah pasti memerlukan orang lain. Contoh: sebagian rezeki kita, datang lewat rezeki orang lain. Sebagian dari keberlangsungan kehidupan kita, bergantung pada keberadaan orang lain. Sebagian dari kesuksesan kita, bertumpu kepada kesuksesan orang lain. Adakah yang bisa hidup sendiri di dunia ini tanpa orang lain? Sulit, bahkan mustahil.
Dalam kaitan baik buruknya perilaku kita, ketergantungan itu ada. Setidaknya, kita perlu bantuan orang lain untuk menjadi baik, minimal sebagai mitra, sahabat, atau saudara yang mengingatkan di kala kita lalai, yang menuntun kita saat kita tersesat, yang membimbing kita ketika kita kebingungan.
4. Kaitannya kerukunan.
Norma agama mengajarkan manusia berbuat kebajikan kepada sesama karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki harkat-martabat sama serta berakal budi mulia. Dengan akal dan Budi manusia wajib menjalin hubungan baik dengan lingkungan hidupnya, dengan sikap saling menghormati dan saling mengasihi. Setiap manusia dikaruniai hak-hak asasi yang harus dihormati oleh orang lain. (http://server.smansarbg.com/libsmansa/onnet3/onnet/content/ppkn3.htm)-FatchurR