Tokoh Sejarah Perjuangan dan Pembangunan POSTEL
[ Catatan : memenuhi saran pak Sadhono Hadi … berikut riwayat ketokohan Ir. Theo Suryawan, alm.(wafat kemarin 15/10) yg dikutip dari buku terbitan Ditjen Postel, 1985. Perlu diketahui bahwa cikal bakal tautan sistelnas ke telkom global masa kini, awalnya dirintis oleh para teknisi senior Telkom]
Theo Suryawan dilahirkan di Batavia (Jakarta) tangga 22/6/1930. Ayahnya, Tio Tjong Tjoan berasal dari Jakarta dan ibunya Winarti juga dari Jakarta. Theo Suryawan lahir dilingkungan keluarga wiraswasta, profesi dari orang tuanya dan sejak kecil
dididik sebagai umat Protestan yang patuh.
Pada usia 33 Tuhan mempertemukannya jodoh. Tanggal 26/10/1963 ia menikah di Malang dengan Lely Listiany, putri Malang kelahiran Rembang. Dari pernikahannya ini mereka dikaruniai 2 orang anak, yang pertama laki-laki lahir tanggal 29/11/1964, Bing Arif Suryawan dan adiknya perempuan lahir pada hari Postel 27/9/1967, Lita Lestiana.
Theo Suryawan masuk pendidikan tingkat sekolah dasar pada HCS di Jakarta, namun baru sampai kelas V Jepang masuk ke Indonesia. Selama pendudukan Jepang dan revolusi kemerdekaan ia mengikuti pelajaran privat sampai pada akhirnya turut ujian extranee dan luIus setingkat SMA pada tahun 1951.
Pada tahun itu juga ia masuk Fakultas Teknik UI di Bandung (sekarang ITB), yang setelah mendapat bea siswa dari pemerintah RI (PDK) kemudian dikirim ke Technishe Hogeschool Delft di Negeri Belanda sampai lulus insinyur bulan Oktober 1958.
Pendidikan tambahan ia peroleh setelah bekerja, antara lain, Kursus Top Management 2 kali, dikirim ke Perancis untuk teori/praktek pertelekomunikasian selama 9 bulan pada tahun 1967, Penataran P4 type A Tingkat Pusat pada tahun 1980 dan Sespa Reguler Departemen Perhubungan pada tahun 1982.
Ir. Theo Suryawan masuk bekerja di PTT mulai 12/3/1959, tidak lama setelah menyelesaikan studinya di Negeri Belanda. Ia ditempatkan di Kantor Pusat PTT, sebagai tenaga ahli teknik, sampai 1/9/1960 menjabat Wakil Kepala Bagian Telepon dan Teknik Kawat (KTTK). Tanggal 16 Agustus 1961 ia menjabat sebagai Wakil Kepala Bagian Konstruksi, sampai menjadi Kepala Bagian pada tanggal 1 Agustus 1965.
Kemudian pada 1 Mei 1967 ia diberi jabatan lain, Kepala Bagian Perencanaan Telepon dan Telegrap. Pangkatnya pada waktu itu Pembina Perusahaan. Pada tanggal 21 September 1970 ia diangkat menjadi Kepala Daerah Telekomunikasi X Denpasar sampai awal tahun 1973 karena pada tanggal 2 Pebruari 1973 ia ditarik lagi ke Pusat di Bandung untuk menduduki jabatan Direktur Operasi dan Teknik.
Selanjutnya pada tanggal 1 Oktober 1978 ia dipindahkan ke Ditjen PosTel di Jakarta, dan diserahi jabatan Kepala Direktorat Telekomunikasi. Dan pada tanggal 15 Pebruari 1984 ia dilantik menjadi Anggota Dewan Pengawas Perumtel, yang berkedudukan juga masih di Jakarta serta berlangsung hingga saat ini.
Disamping tugas pokok rutin dalam jabatannya, Ir. Theo Suryawan sering melakukan tugas khusus keluar negeri, terutama yang berkaitan dengan jabatannya sewaktu Diroptektel di Perumtel dan Kadittel di Ditjen Postel. Antara lain pada tahun 1974 ia berangkat sebagai delegasi untuk 2nd Ordinary Meeting of Signatories Intelsat di Acapulco Mexico dan menghadiri Safe Cable Meeting dan Asia Oceania Regional Traffic Planning Meeting di Tokyo Jepang.
Pada tahun 1975 ia menghadiri CCIT World Plan Meeting di Geneva Swiss, pada tahun 1977 mengikuti 6th Meeting of Signatories Intelsat di Sydney Australia, pada tahun 1978 menghadiri Maintenance Conference di Stockholm Swedia, mengikuti 3rd Ordinary Meeting of The Assembly of Parties Intelsat di Brazil dan mengikuti sidang ke 3 Sub Committee Postel ASEAN di Manila Philipina.
Pada tahun 1979, selanjutnya ia mengikuti Extra Ordinary Meeting Assembly of Parties Intelsat Manila dan 8th Meeting of Signatories di Manila Philipina. Juga Meeting SEAG Intelsat di Manila dan menghadiri sidang ke 13 SEAG Intelsat di Thailand.
Pada tahun 1980 ia mengadakan pembicaraan mengenai keanggotaan SEAG di Singapura, mengikuti sidang ke 4 Sub Committee on Post and Telecommunication di Singapura, mengikuti Meeting of Signatories Intelsat and Extra Ordinary of The Assembly of Parties Intelsat: di Orlando Amerika Serikat, mengikuti Principler Meeting ke 5 Malaysia – Indonesia di Kualalumpur dan sebagai delegasi ke NASA User di Amerika Serikat.
Pada tahun 1981 ia mengikuti SEAG 16 Phuket di Thailand dan menghadiri Palapa B Orbital Design Review di Los Angeles Amerika Serikat. Dan pada tahun 1982 ia mengikuti 12th Meeting of Signatories Intelsat di Paris, menghadiri sidang ke 4 ASEAN Intelsat Group di Philipina dan menghadiri sidang Assembly of Parties Intelsat ke 7 di Washington DC Amerika Serikat.
Dan selanjutnya pada tahun-tahun.sesudah 1982 Ir. Theo Suryawan masih banyak melakukan perjalanan keluar negeri dalam tugas-tugas yang penting, namun masih belum ada data atau catatan yang terkumpul. Memang dalam hal hubungan internasional bidang telekomunikasi, Ir. Theo Suryawan termasuk pejabat senior telekomunikasi yang masih aktif dan tahu banyak asam garamnya.
Theo Suryawan sebagai mahasiswa ikatan dinas pemerintah RI dan berhasil lulus insinyur elektro arus lemah di THS Delft, setelah kemball ke Tanah Air diberi kebebasan untuk memilih bekerja dimana,asal instansi pemerintah, PTT adalah satu-satunya yang mungkin pada waktu itu, dan menjadi pilihannya, kemudian masuk pada tahun 1959.
Kehadiran tenaga ahli seperti Ir.Theo Suryawan pada saat itu sangat diperlukan, disamping sebagai kader untuk menggantikan para pimpinan PTT yang pada waktu itu sudah mulai banyak yang tua, juga saatnya PTT harus melanjutkan pembangunan, otomatisasi dan modernisasi telekomunikasi yang sudah mulai dirintis sejak seusai perang.
Sebagai tenaga ahli ia sangat tepat kehadirannya untuk turut memikirkan perencanaan dan pembangunan yang terarah untuk masa depan telekomunikasi di Indonesia. Sebagaimana dapat disaksikan pada waktu itu, sentral telepon otomat sudah dibangun dan beroperasi, walupun baru Bandung, Makasar (sekarang Ujungpandang), Solo dan Magelang.
Kedudukannya permulaan di KTTK ini, merupakan kesempatan yang baik sekali untuk turut memikirkan otomatisasi telepon selanjutnya, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan .pembangunannya. Setidak-tidaknya konsepsi tentang otomatisasi telepon akan menjadi modal pengalamannya yang pertama di PTT ini… (bersambung)
(Rizal Chan)-FR