Gambaran tentang orang miskin (kurang sejahtera) bukan hanya ditandai minimnya akses kesehatan, tetapi juga kualitas rumahnya. Umumnya, mereka tinggal di rumah yang tak layak huni: tak memenuhi syarat dari segi fisik dan sosial, serta kesehatan. Secara fisik, bangunannya terlihat tidak bagus dan ruangan-ruangannya tidak memenuhi syarat layak huni dari aspek kesehatan, atap atau gentengnya banyak yang bocor, temboknya lembab dan lantainya tidak sehat.
Pada saat masih belum pensiun, rumah yang ditinggali masih memenuhi syarat layak huni. Setelah pensiun, apalagi cukup lama pensiun, maka dengan MP kecil, akan sulit untuk bisa merawat atau memelihara tingkat layak huni, dari rumah atau tempat tinggal tersebut.
Rumah atau kamar yang tidak layak huni tersebut merupakan cermin kemiskinan yang sesungguhnya sebagai akibat rendahnya penghasilan dan absennya responsivitas keluarga dan komunitas. Program bedah rumah tidak layak huni dalam rangka penanggulangan kemiskinan (baca: bedah rumah) menjadi sangat strategis karena dengan adanya rumah yang sehat, keluarga miskin atau kurang sejahtera akan berkurang kerentanannya terhadap serangan penyakit, memperoleh pengakuan sebagai warga yang sejajar dalam kehidupan sosial bersama di komunitas.
Dari informasi Bapak Setyanto P.S. (Ketua Umum P2TEL) dan bantuan Ibu Tintin Listiyatin dapat bertemu dengan Bapak Ridwan Kamil , untuk mendapatkan informasi bagaimana seharusnya perbaikan rumah atau kamar. Bapak Ridwan Kamil, waktu itu dianggap sebagai seorang arsitek yang berhasil, sekarang jadi Walikota Bandung.
Dari gagasan diatas dibentuklah kelembagaan Tim Bedah Rumah di lingkungan P2TEL, dengan maksud untuk membantu memperbaiki rumah-rumah atau kamar anggota P2TEL yang tidak layak huni, diperbaiki supaya layak huni serta sehat untuk ditempati, sehingga mereka lebih sejahtera hidupnya
Dari kurang lebih 9.200 orang anggota P2TEL yang berpenghasilan kurang dari Rp. 500.000,-/bulan, sebagian diantaranya tinggal dirumah atau kamar yang secara kesehatan tidak layak dihuni, karena mereka memang tidak mampu untuk memperbaikinya. Tim Bedah Rumah berniat untuk dapat menyelesaikan masalah ini secara bertahap, sesuai ketersediaan dana dari para donatur. Donatur bisa
suatu perusahan atau entitas maupun pribadi yang mempercayakan dananya untuk digunakan untuk aktivitas amal ini. Selain Tim ini memiliki Rekening juga melibatkan Lembaga ZAKATEL dalam penggalangan dana bedah rumah ini.
Oleh sebab itu sebagai anggota yang lebih sejahtera sangat diharapkan uluran tangan Anda, untuk membantu agar pelaksanaan perbaikan hunian anggota P2TEL yang kurang mampu tersebut bisa berhasil , melalui Tim Bedah Rumah, atau juga bisa melalui Wadah Ladang Amal.
Hasilnya : dari bulan Februari 2013 s/d bulan November 2013 telah diselesaikan 12 bedah rumah masing masing di : Bandung 2, Tasikmalaya 1, Sumedang 1, Cicalengka 1, Pekalongan 1, Tangerang 1, Malang 1, Pekalongan 1, Surabaya (Timur) 1, Jombang 1 dan Pangandaran 1.
Diharapkan program ini bisa berlanjut dengan adanya partisipasi dari para donatur juga tidak lepas dari peran para PC P2tel dalam pelaksanaan termasuk penggalangan dana. Tentang bagaimana prosedur pengajuan bedah rumah ini, telah diterbitkan Buku Panduan Bedah Rumah yang segera didistribusikan kepada seluruh Pengurus Cabang P2TEL. (Sub)
Catatan, naskah tersebut juga dimuat pada Penstel No. 89-FR