Seorang ayah yg kaya raya yg hobbynya berburu sengaja mengajak
anaknya mengunjungi sahabat lamanya di pedalaman, dengan maksud memberi pelajaran bagaimana kehidupan orang miskin pada anaknya. Sambil berburu, mereka menginap beberapa hari di rumah keluarga petani yg miskin di sebuah dusun di tengah hutan.
Dalam perjalanan pulang sang ayah bertanya pada anaknya, dengan berharap anaknya berpendapat betapa beruntungnya hidup mereka. “Bagaimana perjalanan kita?” Jawab sang Anak, “Oh sangat menarik ayah.” “Kamu melihat bagaimana orang miskin hidup?” Sang ayah bertanya.
“Ya ayah”, sahut sang anak.” Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan kita ini?” Tanya ayah. Sang anak menjawab, “Yg saya pelajari kita punya satu anjing penjaga rumah, mereka punya banyak anjing untuk berburu. Kita punya kolam renang kecil di taman, mereka punya sungai yg tiada batas”.
“Kita punya beberapa lampu menerangi taman kita, mereka punya beribu bintang yg bersinar di malam hari. Kita punya lahan yg kecil untuk hidup, mereka hidup bersama alam yg luas. Kita punya pembantu untuk melayani kita, tapi mereka hidup untuk melayani orang lain. Kita punya pagar yg tinggi untuk melindungi kita, mereka punya banyak teman yg saling melindungi”.
Sang ayah tercengang diam mendengar jawaban anaknya. Lalu sang anak melanjutkan, “Terima kasih ayah, karena ayah telah menunjukkan betapa miskinnya kita”. ~BUKANKAH INI SUATU SUDUT PANDANG YANG MENAKJUBKAN ?
Bersyukurlah dengan apa yg telah kita miliki, dan jangan pernah risau dengan apa yg tidak kita miliki.” Orang yg penuh rasa syukur, ternyata bukanlah orang yg memiliki segala-galanya, tetapi orang yg dapat memandang kehidupan ini dari sudut pandang yg benar” (Yong Sidharta)-FatchurR