Ia dapat bekerja sama siapa saja, selama orang itu dinamis dan menguasai tugasnya. Ia cocok dengan setiap Menteri yang membawahi Dittel. Ia juga cocok bekerja dengan staf dan pesuruhnya. Namun sesibuk bagaimana pun, Willy tidak meninggalkan kemesraan keluarga. Ia seorang yang dicintai anak-anaknya. Hormat kepada istri dan suka memuji istrinya di hadapan orang banyak.
“Saya juga berterima kasih kepada istri saya, yang dengan sarannya yang tulus membawa saya menduduki jabatan tertinggi di perusahaan ini”, katanya pada waktu pelantikannya di hadapan para pejabat teras.
Willy termasuk orang rendah hati dan mau diajak guyonan. Dialeknya Jawa Timuran yang khas, dan ia berbahasa Jawa Timuran kalau bertemu dengan orang sekampungnya. Di forum luar negeri ia tampil dengan berwibawa dan tidak canggung, karena percaya diri dengan teguh.
Ir.Willy Munandir ialah adik M.K.M. Mangoendiprodjo, ex pejabat Ditjen Postel dan yang kini sudah pensiun. Sewaktu Willy diangkat menjadi Diroptek, kakaknya masih menjadi Kepala Kantor Telepon Banyuwangi. Itulah sebabnya, ia dipindah ke Ditjen Postel. Jadi masih tetap di atas kedudukan adiknya.
Ketika riwayat ini ditulis, Willy berumur 49 tahun dengan masa kerja 25 tahun, sehingga termasuk Dirut termuda di PERUMTEL, dengan 4 anak yang masih belasan tahun umurnya. Istrinya, nyonya Eliz, tak mau kalah giat. Sebagai Ketua Umum Dharma Wanita Tingkat Pusat Unit Perumtel. Disamping aktip, ia aktip dalam Sandhy Kara Putra, yaitu lembaga Pendidikan Dharma Wanita yang sudah berkembang baik.
Selama dinasnya, Willy memperoleh beberapa tanda penghargaan. Sebelum memegang jabatan ia sudah mendapat tanda jasa untuk bantuannya pada Konperensi Regional FAO III tahun 1956. Ia juga pernah mengikuti latihan kemiliteran Pertahanan Sipil II (LKPS-II) di Bandung dan menerima tanda penghargaan tahun 1962.
Tahun 1979 ia menerima penghargaan Piagam Pembinaan Penataran Tingkat Nasional. Tahun 1980 menerima penghargaan Piagam pinggir perak untuk masa kerja 20 tahun, disamping tanda penghargaan atas bantuan Pelaksanaan Peringatan Konperensi Asia Afrika ke 25.
Pada tahun 1981 ia menerima penghargaan dari Panitia Penyelenggaraan Jambore Asia Pasifik di Jakarta, dan pada tahun 1982 penghargaan dari Dewan Pembina Golongan Karya. Pada tahun 1983, ia menerima Satya Lencana Pembangunan, dan pada tahun 1984, Tanda Penghargaan Trikora.
Ir. Willy Munandir merupakan tokoh pembangunan telekomunikasi yang tak pernah diam. Pikirannya membubung terus memperluas cakrawala Indonesia. Benaknya penuh konsep, terutama perwujudan Wawasan Nusantara. Ia belum puas sebelum melihat Indonesia memasuki tahap akhir Pelita ke-IV, ketika kapasitas telepon akan mencapai sejuta lebih.
(Rizal Chan; Dikutip dari buku “ Tokoh Tokoh Sejarah Perjuangan dan Pembangunan Postel di Indonesia”, Deparpostel, Ditjen PosTel, 27/9/1985)-FR
(naskah 1985… to be continued…)