Dalam surah At-Taubah (103) Allah berfirman: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan [658] dan mensucikan[659] mereka dan berdoalah untuk mereka. Doamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
[658]. Maksudnya: zakat itu membersihkannya dari kekikiran dan cinta yang berlebihhan pada harta benda[659]. Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat kebaikan dalam hatinya dan mengembangkan hartanya.
Zakat berarti subur atau tumbuh. Nah, sesuai dengan artinya ketika kita mengeluarkan sebagian harta kita untuk diberikan kepada orang yang berhak menerima, maka kita telah menyuburkan harta kita serta membuka jalan rezeki kita.
Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 60 yang artinya:
“Zakat itu hanya untuk orang fakir, orang miskin, pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Namun kadang kita merasa ketika berzakat atau bersedekah, harta kita akan berkurang dan kita akan dirugikan. Ini adalah pemikiran yang keliru, karena sangat jelas kata Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 261 yang artinya :
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan) orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui.”
Dari ayat tersebut apa yang dapat kita pahami?
1. Pahala bagi orang yang senantiasa menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah besar. Ayat ini menyebutkan satu sedekah dibalas oleh Allah menjadi tujuh ratus dan tidak menutup kemungkinan akan bertambah dan bertambah lagi karena kita bersedekah dengan hati yang ikhlas dan rasa syukur.
2. Sedekah itu akan menambah harta kita bukan mengurangi. Memang pada saat itu dalam pandangan kita sebagai manusia, harta yang kita miliki berkurang tapi sesungguhnya disisi Allah harta yang kita keluarkan tersebut telah menjadi berlipat ganda.
3. Sedekah yang kita keluarkan adalah untuk kita sendiri bukan untuk orang lain. Hakikatnya apa yang kita miliki kini adalah kepunyaan Allah. Jadi mengapa kita harus kikir untuk mengeluarkan harta yang hanya berupa titipan yang suatu waktu tanpa kita sadari akan kita tinggalkan. Yang kita miliki kini adalah apa yang telah kita sedekahkan, yang kita sumbangkan dijalan Allah, itulah bekal sesungguhnya.
Allah berfirman dalam Al-Baqarah ayat 268: “Syaitan menjanjikan (menakuti) mu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikanmu ampunan dari-Nya dan karunia[170]. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Dalam hal ini kita harus yakin dengan apa yang kita amalkan bahwa kita tidak akan dirugikan dengan berzakat dan bersedekah karena Allah akan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.
Allah SWT berfirman:
“Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Sebagai kesimpulan:
1. Dengan berzakat dan sedekah harta kita tidak akan berkurang tapi sebaliknya akan bertambah.
2. Zakat dan sedekah adalah untuk diri kita sendiri bukan untuk orang lain.
3. Sebuah doa yang terdapat dalam Surah Thaha yang biasa disebut dengan ayat “seribu dinar”.
Insya Allah dengan membaca doa ini setiap pagi dan sore hari Allah akan membantu kita dalam menghadapi masalah dan memberikan jalan keluar atas masalah kita tersebut serta jalan rezeki kita akan dibukakan oleh Allah SWT. Amiiin. (Agus Suryono; ceramah tarawih kang Asep Setiawan 29/6)-FR