“Allah menciptakan manusia dalam keadaan lemah dan menjadikanmu menjadi kuat. Lalu menjadikanmu sesudah itu lemah (kembali) dan beruban..”. (QS. Ar-Rum : 54). Masa tua renta adalah fase kembalinya seseorang seperti anak-anak. Kembalinya tanpa keceriaan seperti anak-anak dan kepolosan mereka yang disenangi semua orang.
Orang tua terus kembali ke belakang, ia lupa yang telah ia ketahui, sarafnya melemah, pemikirannya dan daya tahannya melemah, hingga akhirnya ia menjadi anak-anak. Namun jika anak itu disenangi bicaranya yang salah dan menarik hati dan perhatian setiap kali ia berbuat kekeliruan.
Sedangkan Lansia yang renta itu sebaliknya, setiap kali ia melakukan kesalahan, maka akan mengundang rasa kasihan. Dia juga jadi bahan olok-olokan ketika tampak padanya tanda kekanak-kanakan.
Perjalanan manusia, panjangnya perjalanan itu digambarkan Al-Quran dengan putaran perjalanannya. Penggambaran itu jelas disentuh Al-Quran, hingga memberi pengaruh mendalam, dan ia seakan hadir di depan mata. Ia adalah perjalanan penuh sugesti bagi orang yang punya hati dan berfikir.
Dalam ayat itu, Allah tidak mengatakan “Menciptakan kalian lemah”. Tapi justru mengatakan: “Menciptakan kalian dari keadaan lemah. Ada kata “min” di sana yang berarti “dari” sehingga seakan-akan kelemahan itu merupakan satu materi yang darinya bangunan tubuh mereka diciptakan.
Kelemahan yang disebut ayat itu punya beberapa makna dan bentuk dalam diri manusia. Kelemahan manusia itu nampak dari lemahnya tubuh yang terbentuk dari sel-sel yang kecil dan darinya tumbuh janin manusia. Kemudian dalam janin ada fase-fasenya, yang pada semuanya itu ia rapuh dan lemah.
Kemudian kelemahan materi asal pembentukan manusia. Yaitu tanah, yang jika tidak ada tiupan ruh dari Allah, niscaya ia masih dalam bentuk materilnya. Hal itu jika dibandingkan dengan penciptaan manusia merupakan sesuatu yang lemah sekali.
Kelemahan lain, kejiwaan di hadapan godaan-keinginan-dorongan-syahwat. Jika tidak ada tiupan ilahi dan tekad, kesiapan yang Allah ciptakan, niscaya ia jadi makhluk lebih lemah dan hina dari hewan yang mengandalkan insting. Firman Allah: “Manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah” (QS. An-Nisa: 28)
Kelemahan ini dari dorongan syahwat. Dijelaskan, “Allah menerima taubatmu, orang yang mengikuti keinginan syahwat agar berpaling sejauhnya”. Imam Ibnu Katsir menjelaskan, “Kelemahan urusan perempuan, hilangnya akal sehat seseorang bila ia berada di sisi perempuan.”
Tiap manusia berusia panjang menjalani fase punya kekuatan yang dianugrahkan kadang membuatnya sampai pada fase ini banyak lalai. Ketika ia kuat badan-otak-pikiran-kekuatan ekonomi-kekayaan, ia lupa hakekat untuk apa kekuatan itu. Kesadaran itu kadang baru tumbuh ketika ia dikembalikan pada fase berikutnya.
Kelemahan dan penurunan yang meliputi semua kondisi dan bentuknya disertai kelemahan jiwa, kelemahan akal dan fikiran, ia menjadi pikun, maka punggungnya mulai bengkok, menjadi lupa dan bodoh bersamaan dengan tumbuhnya uban di kepala.
Inilah fase yang dilewati manusia dan itu bukti ia berada dalam genggaman Allah yang maha mengatur. Usia seseorang terus beranjak makin senja, namun terasa berkah jika dihiasi banyak amal sholeh. Karena masa ini seorang kembali merenungi dirinya dan mempersiapkan diri menghadap Allah.
Dari Anas ra, Rosulullah bersabda: “Apabila Allah menghendaki kebaikan pada diri seorang hamba, Ia akan mempergunakannya. Maka Rosulullah ditanya: “Bagaimana Allah mempergunakannya?” Rosulullah bersabda: “Ia beri taufik untuk beramal sholeh sebelum kematian”.
Rosulullah menyampaikan; “Maukah kalian aku tunjukkan orang yang terbaik di antara kalian?” “Tentu mau” jawab Sahabat. Rosulullah: “Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan terbaik amalnya.” Semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan kepada kita dengan amal sholeh di sisa-sisa usia kita. (Pak Oto)-FR