Belum lama, 25an tahun lalu, saya juga masih merokok. Pengalaman merokok yang sedap, hanya saat mengeluarkan bungkus rokok dari kantong baju safari yang lebar, membuka bungkus, memasukkan dalam mulut, menyalakannya, dan mengisap 2-3 sedotan awal. Setalah itu sebenarnya ingin cepat2 rokoknya habis.
Pak Abdulrachman, Alm, pada saat memimpin rapat2 selaku Dirjen Postel pertengahan 80an hingga awal 90an, suka melipat kakinya dengan nyaman di kursi pimpinan rapat, wah dengan nikmat mengeluarkan bungkus rokoknya.
Oleh karena menghindari nikotin, jadi batang rokok diisap hanya sedikit dengan sisa puntung panjang-panjang, tetapi banyak. Ya, ada akibatnya juga, saat menjadi Dubes Turki, menjalani operasi pembuluh darah jantung di Belanda, dan setelah tua ada akibatnya walaupun sejak dioperasi berhenti merokok.
Yang kasihan adalah perokok pasif, biasanya para isteri, anak, dan apalagi bayi, mereka sama seperti merokok, dan sering lebih parah akibatnya. Salam, (AphD)-FR
Tambahan, : Berikut cuplikan email (kopas dari milis tetangga) :
Pak IS yg baik,
Sampeyan ketinggalan “jaman” (=ini tapi tanda2 baik), mungkin – sekarang sudah stop merokok, betul?
Di bungkus rokok kini ada pesan peringatan yang tegas : “Rokok Membunuhmu”, plus di-imbuhi gambar korban merokok yg mengerikan. Tapi, pabrek rokok makin gencar iklan di media terbuka, tak kendor.
Pamerintah gojag-gajeg, antara mbela kesehatan atau mbela Cukai Rokok & nasib petani mbako(?). Apalagi, godaan duit setan sak-tumpuk, dollar maneh ! Pilih Rokok opo Kesehatan? Persoalan kesehatan dan rokok sepenuhnya di-tangan pemerintah.
Kalau jantung’e sampeyan pot-copot, dan mau tahu tahu sebabnya(?), soalnya sampeyan nggak pernah mbaca peringatan rokok, Cak? Tak apalah, terbukti, sekarang sekalipun diperingatkan Rokok Membunuhmu, plus “gambar maut” dan Cukai-Langit (50%), tetap saja produksi rokok ajeg dan penikmat rokok tidak berhenti sebelum sakit menegurnya, bukan?
Rasa nikmat nikotin memang heibats, ada rasa memanggil-manggil pingin mengulang rasa nikmat itu, terutama usai makan-kenyang. Nggak percaya?, tanyalah pada juragan, Kang K. Salam, (ThW)-FR