P2Tel

Makan singkong atau nasi

Jakarta, Nasi termasuk sumber karbohidrat ter-enak dibanding ubi-jagung-singkong. Makanya tidak heran jika orang Indonesia tergantung nasi. Tapi mengurangi makan nasi banyak manfaatnya. Jika Pemda membuat program ‘Sehari Tanpa Nasi’ atau ‘One Day No Rice’ menuai pro kontra, praktisi kesehatan melihat manfaatnya buat kesehatan rakyat.

Tapi diakui tidak mudah mengubah pola pikir yang sudah ratusan tahun tergantung pada nasi. Sampai ada istilah ‘belum makan bila tak makan nasi’. “Saya sangat mendukung bila ada kebijakan seperti itu. Yang kita butuhkan sebenarnya kan bukan nasi tapi karbohidrat.

Karbohidrat bagus ada di singkong-ubi-pisang-jagung-kentang-nasi merah-kacang hijau-roti gandum. Ini manfaatnya lebih besar dari nasi,” terang Dr Phaidon L Toruan, MM, dokter gizi dan pakar hidup sehat dari Jakarta Anti-aging & Executive Fitness Consultant, saat dihubungi detikHealth, (13/10/10).

Apa keuntungannya mengurangi makan nasi?
Dr Phaidon : “Salah satu manfaat mengganti makan nasi adalah menghindarkan dari penyakit diabetes tipe 2 (DM karena gaya hidup). Nasi berkadar gula tinggi yang meningkatkan level glukosa dalam darah, bisa memicu risiko diabetes. Dan bagi diabetasi harus mengatur kadar gulanya, dengan mengurangi makan nasi agar penyakitnya tak kumat”

Nasi putih termasuk karbohidrat sederhana yang mengandung kadar gula tinggi, ketika dicerna akan langsung menjadi energi dengan cepat dan meningkatkan kadar gula darah. Tapi karbohidrat sederhana tidak bisa menyimpan cadangan glikogen.

Sebaliknya jenis karbohidrat seperti ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum, nasi merah merupakan karbohidrat kompleks yang kadar gulanya rendah dan menahan kenyang lebih lama hingga 6 jam. Karbohidrat kompleks ini bisa disimpan di liver dan otot sebagai glikogen (zat sebelum menjadi glukosa).

Jika tubuh kekurangan energi, cadangan glikogen inilah yang akan dipecah menjadi glukosa sebagai sumber energi. Karbohidrat kompleks mengandung lebih sedikit gula tapi lebih tinggi serat, sehingga justru memberi lebih banyak manfaat, baik bagi wanita, pria maupun anak-anak.

Menurut Dr Phaidon, manfaat karbohidrat kompleks lebih bagus ketimbang nasi yaitu antara lain:
Bagi wanita
1. Membuat kulit halus, cantik dan bercahaya
2. Bebas toksin
3. Awet muda
4. Menghilangkan kerutan di wajah

Bagi pria
1. Meningkatkan gairah dan libido
2. Meningkatkan tenaga, stamina dan keperkasaan pria
3. Lebih bugar dan lebih bersemangat

Anak-anak
1. Meningkatkan kecerdasan
2. Meningkatkan kekuatan
3. Tidak mudah lelah dan sakit

“Kalau dihimbau seperti itu, berarti pemerintah mau orang Indonesia jadi cantik, kulitnya halus, kuat dan pintar” tambah Dr Phaidon, yang pengarang buku ‘Fat Loss Not Weight Loss’. Dr Phaidon juga mengungkapkan orang Indonesia harus belajar mengubah anggapan ‘belum makan bila tak makan nasi’.

“Kebanyakan orang Indonesia lebih suka berada di comfort zone, lebih suka makanan enak ketimbang makanan sehat dan berkualitas. Jadi untuk bisa mengubah anggapan itu, harus ada keinginan terlebih dahulu,” jelas Dr Phaidon.

Untuk bisa mengubah anggapan tersebut, Dr Phaidon menegaskan harus ada keinginan. Adanya keinginan juga harus didukung dengan keyakinan, dengan demikian otak akan bereaksi dan mencari cara untuk dapat melakukan perubahan.

“Proses penyesuaian itu tidak nyaman, butuh 25-30 hari. Penyesuaian yang dimaksudkan bukan tentang respons tubuh, tapi lebih pada selera. Kalau tubuh justru akan bereaksi dengan sangat baik ketika nasi diganti dengan karbohidrat lain yang kualitasnya lebih tinggi,” jelas Dr Phaidon lebih lanjut.

Jadi silakan tetap makan nasi karena enak tapi kurang manfaatnya atau pelan-pelan beralih ke ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum, nasi merah yang kurang enak tapi lebih banyak manfaat kesehatannya. (Gang Pen-A68; http://health.detik.com/read/2010/10/13/160159/1463980/766/2/mengurangi-nasi-lebih-banyak-manfaat-kesehatannya)-FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version