Seorang ibu ingin meminjam uang pada anaknya yang telah mapan. Dengan suara rendah disertai rasa malu ibu : “Pinjamin dong, uang 100 ribu,? Ibu ada perlu buat beli beras.”.
Anaknya tidak langsung menjawab, dengan raut muka datar ia berkata: “Iya bu, nanti Aku tanya istriku dulu”, seakan berat untuk mengiyakan, karena belum tentu isterinya mengiyakan.
Ketika Sang Anak masuk ke dalam rumah ia melihat dus susu anaknya masih ada bandrol harga Rp 80.000. Dia merenung. Jika 1 dus habis seminggu, maka dalam setahun besarnya 52 X Rp 80.000,- = Rp 4.160.000,-.
Dia berfikir, waktu balita dia hanya diberikan ASI oleh ibunya, harganya tak terhingga, super steril, diberikan dengan penuh kasih sayang, jika didapat oleh seorang anak selama 2 tahun berapa yang harus ia bayar?
Ia berbalik dan menatap ibunya yang teduh walau telah dimakan usia. “Ibu, dirimu telah memberikan semua kasih sayang, harta dan semuanya kepadaku tanpa pamrih, dan semua itu kuterima dengan GRATIS. Maafkan anakmu yg durhaka ini yang tidak tahu balas budi..
Segera ia memeluk ibunya dan mengecup keningnya dan memberi uang Rp 2 jt, sambil menangis ia berkata: “Ibu, jangan berkata pinjam lagi ya, hartaku adalah juga milikmu, do’akan anakmu ini agar selalu berbakti padamu”.
Sambil berkaca-kaca ada air bening di pelupuk mata ibu ia berkata: “Nak, di setiap keadaan ibu selalu berdo’a agar kita semua selalu dikumpulkan di dunia dan di SURGA nanti dalam kebahagian.”
Jadikan ladang pahala dg meberikan ke orang lain, Dan bagi PARA ISTRI ingatlah bhw rizki dari suamimu adalah juga HAK mertuamu. Betapa berharganya seorang IBU. (Suhirto M)-FR