Pada zaman dulu kala, ada seorang Raja yang sangat kaya, tapi selalu merasa ada yang kurang dalam hidupnya, yang ia sendiri tak tahu apa sebabnya. Suatu pagi, ketika bangun dari tidur, Raja mendengar suara pelayan yang sedang bernyanyi.
Dia bertanya : “Pelayan, apa rahasia engkau, sehingga kamu bisa begitu bahagia?”
“Tuanku Raja, hamba tak memiliki apa2, selain dari keluarga yg BAHAGIA & PENUH SYUKUR.”
Karena merasa penasaran dgn penuturan si Pelayan, sang Raja pun memanggil penasehat kerajaan yang bijaksana untuk di mintai saran.
“Yang Mulia, mohon beri hamba koin emas sejumlah 99,
nanti koin emas tsb akan hamba letakkan di depan pintu rumah si pelayan”.
Singkat cerita, 99 koin emas itupun diletakkan di depan rumah si pelayan.
Pada saat si pelayan membuka pintu rumah, dia terkejut & kegirangan.
Si Pelayan pun menghitung nya, ternyata hanya ada 99 keping uang emas (yang berarti tak genap 100 keping)
Pelayan itu pun mencarinya ke seluruh penjuru istana agar keping emas nya bisa genap 100, tapi sia2 krn ia tetap tak menemukan nya.
Karena begitu FOKUS akan AMBISI nya,
berbeda dengan hari2 sebelumnya, si pelayan tak lagi bernyanyi & gembira.
Wajahnya terlihat begitu serius & murung.
Penasihat pun menjelaskan,
“Tuanku, itu artinya pelayan itu telah bergabung dengan Koin 99, yaitu mereka yang
MEMILIKI BANYAK HAL, tapi MERASA TDK BAHAGIA.
Mereka fokus bekerja untuk mengejar 1 koin lagi & mereka lupa pd hal-hal lainnya, demi koinnya bisa genap 100.
Mereka kekurangan waktu tidur, kekurangan waktu utk keluarga, serta kekurangan waktu untuk kebahagiaan mereka sendiri.
Itulah yang hamba maksud dgn Koin 99, Yang Mulia.
” Kita pun sering terfokus hanya pd ‘1 koin’ yang tidak ada, tanpa BERSYUKUR pada ‘99 koin’ yang sudah kita miliki. Mari kita jalani kehidupan ini dengan senantiasa mensyukuri yang kita miliki. (Muchisam; http://sayangdibuang.blogspot.com/)-FR